3. Want to go Bali

6.4K 665 214
                                    

10:15 PM

Lisa memarkirkan Mercedes-AMG CLA 45 putihnya didepan restoran.
Ia turun dari dalam mobil dan tak heran ketika melihat ada mobil Seulgi disana.

Dengan santai kakinya melangkah masuk kedalam restoran yang sudah sepi pelanggan.

Beberapa pelayan tengah membersihkan meja dan lantai yang kotor.

Matanya menangkap sosok Seulgi yang tengah berdiri dengan menyandarkan tubuhnya dimeja kasir. Ia pun melangkah mendekati sosok sahabatnya.

"Unnie?" Panggilnya pelan karena takut mengejutkan si gadis terakhir.

Seulgi membalikan tubuhnya dan tersenyum ramah begitu tatapan mereka bertemu. "Hy Lisa.."

"Menjemput Irene Unnie?" Tebaknya.

"Memangnya siapa lagi?"

Ia hanya mengangguk pelan.

Tak ada lagi obrolan diantara mereka.

Tak lama sosok Irene pun terlihat menuruni anak tangga dengan hati-hati.
Lisa melirik Seulgi dengan ekor matanya. Senyum Dokter itu mengembang tatkala gadis idamannya berjalan menghampiri mereka.

Irene tersenyum kecil kearahnya, tak ada alasan bagi Lisa untuk tidak membalas senyumannya.

"Ini laporan pendapatan dan pengeluaran bulan ini. Kau bisa memeriksanya besok."

Ia menerima hasil laporan dari tangan Irene. "Ne, gomawo Unnie.. Kalau begitu aku langsung pulang, Rosie sudah menungguku dirumah." Tatapannya beralih pada Seulgi. "Aku duluan Unnie.."

"Hati-hati Lisa.. Ucapkan salamku pada Rose dan Rio." Ia hanya mengangguk lalu pergi lebih dulu meninggalkan restorannya.

Lisa akui ia kagum pada kesetiaan Seulgi yang masih tetap bertahan untuk menunggu Irene.

Ia berdoa, semoga suatu saat Irene mau membuka pintu hatinya untuk Seulgi.
Semoga saja..

Lisa merasakan kepalanya yang berdenyut-denyut.
Ia ingin segera pulang. Tubuhnya sudah lengket, matanya lelah, kepalanya berat. Begitu sampai rumah, ia akan langsung mandi lalu tidur.

**

"Kamsahamnida.." Ucap Irene.

Seulgi tersenyum sebelum menutup pintu mobil secara perlahan, lalu ia berjalan kesisi pintu kemudi dan duduk dibelakang stir, menyalakan mesin mobilnya dan mulai melaju.

"Kita langsung pulang Dokter Kang."

Ia menoleh sebentar, menautkan alisnya. "Pulang?" Tanya nya memastikan.

"Ne. Kepala ku sedikit pusing."

"Kau pusing? Apa kita perlu ke Rumah Sakit? Aku akan memeriksamu."

Namun Irene dengan cepat menggeleng. "Aniyo, gwenchana. Aku hanya perlu istirahat lebih awal."

"Arraseo, kita langsung pulang." Akhirnya ia mengalah lagi.

Berkali-kali kepalanya menoleh pada gadis disampingnya, memastikan jika keadaan Irene baik-baik saja.

"Tolong fokus menyetir, Dokter Kang.." Kata gadis disampingnya memperingati.

"Ahhh.. Mi-mianhae.."

Bodoh kau Kang Seulgi. Ia merutuki dirinya sendiri, jika sampai terjadi apa-apa pada mereka, terlebih pada Irene bagaimana?
Tentu dirinya yang patut disalahkan.

Mobil Seulgi memasuki kawasan rumah Irene.
Ia memperlambat laju mobilnya.

Bangunan khas rumah Korea yang sebagian besar masih dipertahankan menjadi daya tarik tersendiri.
Sebagian besar masyarakat sekitar sini masih menjunjung tinggi nilai sejarah dalam hidup mereka.

S.O.S (Jensoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang