34. Resign!

4.1K 641 579
                                    

"Selamat pagi.."

Lisa menoleh ke sumber suara, begitu pun dengan Rose.

Terlihatlah anak mereka yang sudah rapih mengenakan seragam sekolah dengan memamerkan senyuman tipisnya pagi ini. Namun ada satu pemandangan yang terlihat janggal.

"Sayang, matamu kenapa?" Itu juga pertanyaan yang ingin Lisa tanyakan pada anaknya, namun Rose sudah lebih dulu mengutarakannya. "Kau sakit mata?"

Anaknya menggeleng. "Aniyo Mom, semalam Rio hanya kurang tidur." Jawab Rio seraya berjalan ke meja makan lalu duduk di tempatnya seperti biasa.

Rose mengambilkan makanan ke atas piring Rio.

"Pasti kau begadang main game yah? Jangan lakukan hal itu lagi, Mommy tidak suka." Omel Rose yang Rio tanggapi dengan anggukan dengan di hiasi senyuman.

"Mianhae Mom, Rio janji tidak akan melakukan itu lagi."

"Awas saja kalau di ulangi.. Ya sudah sekarang makan sarapanmu, habiskan.."

Lisa memperhatikan wajah Rio lekat-lekat, terutama bagian matanya.
Ada yang janggal.

Itu bukan akibat begadang.
Mata Rio jelas terlihat sembab. Seperti habis menangis semalaman.

Lisa teringat jika semalam Rio tidur di kamar tamu. Apa mungkin semalam dia melihat kami? Pikiran Lisa jadi tak tenang. Jangan sampai hal itu benar.

Walau bagaimana pun ia tak pernah ingin melukai hati anaknya dengan masalah mereka.

Masalah?

Bisakah ia mengatakan jika apa yang terjadi padanya dan Rose saat ini sebagai sebuah masalah?
Lisa bahkan tak tahu masalah apa yang kini tengah melanda hubungan rumah tangganya.

Tidakkah pikirannya terlalu berlebihan?
Mungkin saja istrinya tengah memiliki banyak pikiran tentang pekerjaan.

Ya, pekerjaan.
Pasti karena itu sikap Rosie akhir-akhir ini berbeda. Pikir Lisa dengan menatap lekat ke arah istrinya. Apa aku perlu membawanya liburan ke luar negeri?

"Momdy?"

Lisa langsung mengalihkan tatapannya saat Rio memanggil. "Huh? Wae?"

"Bisakah hari ini Momdy mengantarku ke sekolah?" Pinta anaknya tanpa memutus kontak mata mereka.

Biasanya setiap pergi, Rio akan selalu di antar oleh Rose.
Bagian Lisa itu menjemput, itupun jika tidak sedang sibuk.

"Jadi sekarang Rio tidak mau di antar oleh Mommy?" Ujar Rose dengan memasang wajah sedih, yang Lisa yakini jika itu hanya sekedar main-main.

"Ani, bukan seperti itu Mom, sebenarnya Rio mau minta di belikan sesuatu pada Momdy." Katanya di akhiri kekehan geli.

Tangan Rose mengusap rambut anaknya dengan gemas sebelum mendaratkan kecupan sayang di puncak kepalanya.
Sedangkan Lisa hanya terdiam, ia tahu ada sesuatu yang anaknya sembunyikan.

Di balik tawa itu.
Di balik wajah cerianya.
Ada satu hal yang coba Rio tutupi.
Lisa begitu paham gerak gerik anaknya, ia mempelajari gesture Rio sedari anaknya masih kecil, ia cukup peka pada hal-hal sekecil apapun yang terjadi pada anaknya.

"Ayo kita pergi sekarang Dy.." Ajak Rio setelah acara sarapan mereka selesai.

Lisa mengangguk.
Ia menarik selembar tisu untuk membersihkan pinggiran mulutnya.

S.O.S (Jensoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang