Bunyi alarm yang berasal dari benda persegi mulai mengusik tidur nyenyak Kim Jisoo.
Dia menggeliatkan seluruh tubuhnya sebelum membuka matanya secara perlahan.
Diraihnya benda persegi itu untuk mematikan alarm yang semalam dia atur.Jisoo melihat jam dilayar ponselnya.
Dia segera beranjak bangun untuk bersiap-siap pergi ke kantor.Ketika membuka pintu, hal pertama yang dilihatnya adalah Jinrie yang sedang bermain dengan Kuma di ruang tengah.
Jisoo langsung melengos pergi saat Jinrie menoleh padanya.
Dia benar-benar masih kesal pada Jinrie.Sedangkan di dapur..
Jennie mematikan kompor ketika kegiatan memasaknya sudah selesai.
Ia membawa makanannya ke meja makan lalu kembali lagi untuk mencuci alat-alat memasak yang tadi digunakannya.Helaan napas keluar melalui hidungnya ketika melihat makanan yang ia sisakan semalam untuk Jisoo masih utuh.
Pandangannya beralih pada putri kecilnya yang tengah bermain bersama Kuma.
"Sayang sini sarapan dulu.. Biarkan Kuma menghabiskan makanannya bersama Dalgom."
"Ne Mom~" Jinrie langsung berlari kearahnya.
Ia berdecak pelan ketika melihat seragam Jinrie sedikit kotor karena makanan Kuma.
"Tuh liat seragam mu jadi kotor begini." Dengan telaten ia membersihkan kotoran di seragam putri nya tanpa meninggalkan noda sedikitpun. Jennie menoleh ke pintu bioskop, dahinya mengerut ketika pintu itu sudah terbuka. "Daddy sudah bangun?" Tanya nya pada Jinrie.
Gadis kecilnya mengangguk cepat. "Sudah tapi wajah Daddy masih menekuk seperti semalam. Daddy kenapa sih Mom?"
"Tidak apa-apa sayang. Sudah sekarang habiskan sarapanmu, Mommy mau menyiapkan pakaian Daddy dulu." Setelah memastikan Jinrie duduk dikursinya, ia pun segera pergi menuju kamarnya di lantai atas.
Ketika memasuki kamar, ia melihat pakaian bersih Jisoo sudah tersedia diatas tempat tidur, ternyata Jisoo sudah lebih dulu menyiapkannya.
Tak ambil pusing, Jennie lantas berjalan masuk kedalam ruang ganti, ia pun perlu mengganti pakaiannya dengan stelan kantor yang formal.
Wajahnya ia poles dengan makeup yang natural, tak lupa ia pun menyemprotkan spray makeup untuk membuat wajahnya terlihat glowing dan selalu segar.
Jennie berjalan pelan memilih sepatu heels yang berjejer rapih memenuhi 2 lemari kaca nya.
Matanya jatuh ke heels 7cm berwarna hitam mengkilap. Ia pun memilih tas tangan dengan warna senada, setelah itu Jennie keluar dari ruang ganti dan mendapati Jisoo sudah rapih dengan stelan kantornya juga.Ia mendekati Jisoo yang masih memasang wajah datar, tangannya membantu menyisir rambut istrinya yang sedikit berantakan.
"Masih marah?" Tanya nya lembut dan seperti yang ia duga, Jisoo masih enggan menjawab pertanyaannya. "Semalam aku menyisakan makanan untukmu. Kenapa tidak dimakan?" Hening. Jika dalam keadaan normal, sudah pasti rambut Jisoo akan berakhir dalam jambakannya. Tapi sekarang Jennie tidak berani melakukan itu. Jisoo sangat menyeramkan kalau sedang marah. "Sayang aku berbicara denganmu."
"Aku sedang malas bicara."
Ia mendengus saat Jisoo langsung pergi keluar kamar, meninggalkannya.
"Jinrie yang mengadu, aku yang kena imbasnya." Jennie menghentakan kakinya dengan kesal sebelum ikut keluar mengikuti Jisoo.
Ia menuruni tangga dan alisnya tertaut saat melihat pemandangan yang tak biasa dimeja makan.
Jisoo tidak duduk ditempat biasanya. Dia duduk di kursi yang jauh dari Jinrie.
Bisa ia lihat wajah Jinrie yang menekuk sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
S.O.S (Jensoo)
Random6 tahun bukan waktu yang singkat untuk membangun rumah tangga yang rukun dan harmonis, bersama mendidik buah hati kecil mereka dengan cinta dan kasih, seringkali perdebatan kecil dan ketidak selarasan muncul. Seperti itulah yang dialami keluarga kec...