36. Distracted

3.6K 668 324
                                    

Beberapa hari setelah resign nya Sana, semua pekerjaan Jisoo menjadi berantakan.

Pekerjaan menumpuk.
Jadwal meeting dan sebagainya tidak terurus.
Sering kali terjadi bentrok pertemuan client.

Tidak ada lagi yang mengatur agenda kegiatannya.
Tidak ada lagi yang bisa mewakili Jisoo selepas Sana pergi.

Bukan karena perusahaan tidak mencoba mencari pengganti, sudah ratusan pelamar yang di panggil, namun tak ada satupun yang sesuai dengan kriteria Jisoo.

Lisa tidak mengerti lagi bagaimana cara merekrut Sekretaris baru untuk kakak sepupunya, karena Jisoo sangat-sangat selektif dalam menentukan pilihannya.

Tok! Tok!!

Pintu di ketuk untuk yang ke lima belas kalinya di pagi ini.

Jisoo mengerang lalu mengacak rambutnya. "MASUKK!" Teriaknya.

Sudah beberapa hari ini juga, pimpinan utama Kim Corporation itu menjadi sangat sensitif, membuat seluruh karyawan menjadi enggan dan takut saat menghadapnya.

Pintu terbuka, seorang karyawan pria melangkah dengan kepala tertunduk.

"Ada apa?" Tanyanya ketus.

"Ma-maaf Hoejangnim.. Sa-saya hanya ingin meminta tanda tangan."

BRAKKK!!

Seberkas file tebal melayang membentur pintu kamar mandi pribadi Jisoo dengan sangat keras.

"TIDAK BISAKAH KAU MEMINTA TANDA TANGAN KEPADA WAKIL DIREKTUR? KAU TIDAK LIHAT BAGAIMANA SIBUKNYA AKU?"

"Ma-maaf Hoejangnim.." Karyawan tersebut buru-buru membungkuk dan keluar lagi setelah mendapat amukan dari atasannya.

Jisoo frustasi.
Dia menjatuhkan semua barang-barang yang ada di atas mejanya.

Tangannya meraih gagang telepon untuk menghubungi seseorang.

"Ke ruanganku sekarang!" TUTT!!

BRAK!

Dia menjatuhkan gagang teleponnya begitu saja lalu mengacak lagi rambutnya dengan kesal.

"Aarrgggg!! Sialan! Sialan! Sialannnn!!"

Tok! Tok!

Pintu lagi-lagi di ketuk sebelum akhirnya terbuka, satu wajah yang familiar pun masuk.

Lisa mengerutkan dahi ketika melihat ruangan Jisoo berantakan.

"Kenapa berantakan sekali?" Tanya nya dengan menatap heran ke arah Jisoo.

"Kenapa berantakan sekali katamu? Kau tidak lihat bagaimana frustasinya aku, HAH? MANA SEKRETARIS YANG KU MINTA? KENAPA KAU BELUM MENDAPATKANNYA JUGA???"

"Unnie tenanglah.." Lisa berjalan ke depan meja Jisoo. "Aku masih berusaha mencari."

"Mencari.. Mencari.. Mencari.. Bosan aku mendengar alasanmu. Kau pikir aku tidak punya pekerjaan? Lihat!" Telunjuk Jisoo menunjuk tumpukkan kertas yang kini sudah berserakan di lantai. "Pekerjaanku menumpuk! Ini semua deadline LALISA!"

"Aku mengerti. Akan ku usahakan lagi, okey?"

"Besok, Sekretaris itu harus ada! Aku tidak mau tahu!"

"Mwo? Ta-tapi.."

"Tidak ada tapi-tapian! Jika besok kau masih belum bisa menemukan Sekretaris yang tepat untukku, tanggung sendiri akibatnya!" Akibat yang Jisoo maksud itu, semua pekerjaan Jisoo otomatis akan di limpahkan kepada Lisa, tanpa terkecuali. "Sekarang keluar!"

S.O.S (Jensoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang