Sejak pulang dari mall, wajah Jisoo datar, tanpa ekspresi.
Jennie tau istrinya masih kesal atas pengaduan yang dilakukan anak mereka.
Mau bagaimana lagi? Namanya juga anak kecil.
Untung ada Mommy Kim yang menenangkan Daddy nya, jika tidak ada, siapa lagi yang akan membela Jisoo? Jennie juga tidak berani melawan Daddy nya.Dan sekarang Jisoo masih melanjutkan acara merajuknya, bahkan ajakan makan malam pun tak di gubris sedikitpun.
Jennie menghela napas panjang untuk yang kesekian kalinya. "Sebentar ya sayang, Mommy mau menghampiri Daddy dulu." Jinrie mengangguk seraya melanjutkan makan malamnya lalu Jennie pun beranjak menghampiri Jisoo yang masih setia duduk diruang keluarga ditemani Dalgom dan Kuma.
"Bongie.." Panggilnya lembut tapi Jisoo tak menggubris. "Sayang, ayo makan dulu.. Kau belum makan sejak siang tadi. Memangnya tidak lapar?"
Jisoo masih enggan menjawab. Dia hanya melirik sekilas padanya sebelum mengalihkan lagi perhatiannya pada Dalgom dan Kuma.
"Bongie, kau marah pada Jinrie? Atau kau marah pada Daddy?"
Jisoo melirik tajam padanya. Jennie yang mendapat tatapan itu pun jadi merasa gugup, pasalnya Jisoo jarang meliriknya seperti itu, jelas sekali suasana hati istrinya sedang tidak baik.
"Bongie-" Sebelum ia menyelesaikan ucapannya, istrinya langsung beranjak pergi menuju kamar tamu.
Ia menghela napas lagi dan lagi.
Percuma menghadapi Jisoo yang tengah seperti itu.
Percuma karena ia tau bagaimana keras kepalanya Jisoo.Akhirnya Jennie kembali ke meja makan.
Nafsu makannya sudah hilang.
Ia hanya menunggu Jinrie menyelesaikan makan malam nya."Daddy kenapa Mom? Kenapa Daddy tidur di kamar tamu?"
"Gwenchana sayang, mungkin Daddy sedang ingin tidur disitu." Jennie mengelus surai lembut milik putri kecilnya. "Kajja habiskan makan malamnya lalu pergi gosok gigi dan Mommy akan menemani mu tidur."
Jinrie mengangguk paham sebelum meneguk minumannya setelah itu dia bergegas menuju kamarnya dan melakukan apa yang Jennie perintahkan tadi.
Jennie membereskan bekas makan malamnya dan Jinrie.
Ia menyisakan sepiring makanan untuk Jisoo dan menaruhnya ke dalam microwave. Biarkan nanti Jisoo yang menghangatkannya sendiri jika tiba-tiba dia lapar.Lantas Jennie pun melanjutkan kegiatan nya dengan mencuci semua piring kotor di wastafel.
**
Sebuah mobil BMW putih berhenti tepat di depan rumah bertingkat dua dengan warna dasar coklat yang mendominasi.
"Gomawo.." Irene hendak membuka pintu disampingnya, namun tangan Seulgi menahannya.
Ia pun menoleh dengan alis tertaut.
"Apa kau mau ikut liburan ke Bali bersamaku?" Tanya Seulgi tiba-tiba.
"Huh?" Tanya nya bingung.
Apa Seulgi bermaksud mengajaknya liburan berdua ke Bali?
Yang benar saja.."Liburan sekolah nanti, anak-anak ingin pergi ke Bali. Jinrie mengajakku, dan aku ingin kau juga ikut bersamaku. Apakah kau mau?"
Irene mempertimbangkan nya sejenak.
Itu bukan rencana yang bagus.Ia menggeleng pelan. "Mianhae Dokter Kang tapi aku tidak bisa. Kemarin aku sudah libur 2 hari." Ujarnya beralasan.
"Gwenchana nanti aku yang akan meminta izin pada Lisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
S.O.S (Jensoo)
Random6 tahun bukan waktu yang singkat untuk membangun rumah tangga yang rukun dan harmonis, bersama mendidik buah hati kecil mereka dengan cinta dan kasih, seringkali perdebatan kecil dan ketidak selarasan muncul. Seperti itulah yang dialami keluarga kec...