27. Defend

4.2K 658 377
                                    

Tubuh atasnya terasa berat.
Napasnya sedikit tercekat.
Bahu sebelah kanannya pun terasa kram.

Jisoo membuka sedikit demi sedikit matanya.

Seutas senyum mengembang mengawali paginya yang indah hari ini.
Ternyata kedua deukie kesayangannya tengah tertidur lelap dengan menempel padanya.

Jisoo ingin memindahkan Jinrie dari atas tubuhnya namun tubuh Jennie menghimpit lengan kanannya, membuat Jisoo tak bisa apa-apa selain menunggu sang istri dan anak tercinta terjaga dari tidur mereka.

Beberapa kali bibirnya mengecupi puncak kepala Jennie dan Jinrie yang tepat berada di bawah bibirnya.
Sampai akhirnya ia merasakan Jennie menggeliat.

Ia mengecup bibir Jennie saat istrinya mendongak menatapnya.

"Selamat pagi istriku tercinta.." Ucapnya parau dengan suara khas bangun tidur.

Jennie menguap kecil dan membuka matanya sesaat.
Jisoo di buat tertegun saat merasakan punggung tangan Jennie menyentuh dahinya.

"Syukurlah demam mu sudah turun." Ucap istrinya lega sebelum kembali melanjutkan tidurnya tanpa repot-repot menjawab sapaannya terlebih dahulu.

Setelah Jennie memutuskan untuk melanjutkan tidurnya lagi, Jisoo dengan hati-hati memindahkan Jinrie ke tempat tidur, ada pergerakan kecil dari anaknya namun dengan lembut ia usap punggung Jinrie hingga anaknya itu kembali tenang dan beralih memeluk sebuah guling yang Jisoo dekatkan.

Demam yang melandanya kini telah hilang, pening di kepalanya pun sudah tak di rasa lagi. Itu semua berkat obat paten yang di berikan Jennie semalam.

Jisoo melirik ke arah istrinya yang kembali melanjutkan tidurnya.
Ia tersenyum melihat wajah tidur istrinya yang terlihat begitu damai.
Kakinya melangkah masuk ke arah kamar mandi untuk membersihkan diri.

Butuh waktu sekitar 20 menit bagi Jisoo untuk menggunakan kamar mandi.

Ia melangkah ke luar dengan keadaan yang jauh lebih fresh.
Dahinya mengerut ketika tak mendapati sosok Jennie di sebelah Jinrie.

Wangi masakkan yang menguar ke seluruh penjuru rumah menjawab keheranan Jisoo.

Ia keluar dari dalam kamar dan berjalan menuruni tangga, dari sini bisa ia lihat punggung istrinya yang tengah sibuk berjibaku di dapur.

Jisoo berjalan menghampiri Jennie.
Ia memeluk tubuh Jennie dengan erat dari belakang.
Tak ia hiraukan reaksi istrinya yang sedikit terkejut.
Jisoo hanya ingin memeluk Jendeukie nya.
Ia merindukan Jennie begitu besar.

"Bogoshippoo~" Hidungnya mengendus di lekukan leher istrinya, membuat Jennie sedikit menggeliat.

Pukulan pelan yang Jennie berikan di tangannya tak membuat pelukan Jisoo terlepas.
Ia semakin mengeratkan pelukannya dan semakin menenggelamkan wajahnya pada lekukan leher jenjang Jennie.

"Duduk sana! Sebentar lagi makanannya siap."

Jisoo menuruti kata-kata istrinya.
Ia berjalan menuju meja makan dan memperhatikan Jennie yang tengah menyelesaikan kegiatannya.

Kedua sudut bibirnya tertarik ketika melihat Jennie berjalan menghampirinya dan menyimpan semangkuk bubur yang sangat harum di meja makan.

"Makanlah.. Awas panas." Ujar istrinya pelan, lalu dia mengambil selembar roti tawar di atas meja dengan olesan selai strawberry untuk menu sarapannya sendiri.

Jisoo pun mulai menyantap bubur buatan istrinya dengan pelan karena masih panas.

"Setelah ini kau akan membuka credit card ku lagi kan?"

S.O.S (Jensoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang