39. Somebody

3.8K 604 549
                                    

Mungkinkah kau akan kembali jika aku terus memanggil namamu?

Mungkinkah kau akan kembali jika aku terus memimpikanmu?

Dan apa mungkin kau akan kembali jika aku memohon padamu?

Pada dasarnya kau adalah bagian dari diriku, yang menguatkan detakan di jantungku, yang mempercepat aliran darahku, yang membangunkanku dengan senyum penuh kasih sayangmu, yang memelukku dengan penuh kehangatanmu, yang membawaku terbang tinggi ke awan mu.
Kebahagiaanku ialah dirimu.

Kau yang kucintai, yang masih dan akan selalu kucintai.

Aku tahu, tak seharusnya aku bersikap seperti ini. Tak seharusnya aku mengharapkanmu sebesar ini.

Harapan tinggal lah harapan.

Mimpi tinggal lah mimpi.

Kenyataannya takdir tak lagi memihak pada kita.

Aku sangat ingin membiarkanmu tahu bahwa aku terluka.
Aku sudah sangat terluka..
Terluka oleh perpisahan kita.

Kau tidak akan pernah tahu betapa besar arti dirimu dalam hidupku.

Kau tidak akan pernah mau untuk bertanya.

Tidakkah kau tahu bahwa selama ini aku telah jatuh cinta?

Cinta..

Ya!

Perasaan yang membuatku menggila setiap kali dirimu ada.

Kau adalah hal nyata yang berharga dari apapun yang ada di dunia.
Kau yang dapat membuatku menangis, tertawa, bahagia.
Seperti sebuah kegoncangan yang menggila sebagai tanda berakhirnya hubungan kita.
Kegoncangan dimana pikiran dan perasaanku sudah tidak dapat lagi bekerja.

Tak ada yang dapat kusalahkan atas apapun yang terjadi dalam setiap detik kehidupan.

Waktu berputar.
Masa lalu menghilang.
Masa depan kan datang.
Masa kini menjadi tantangan.

Aku bukanlah secercah harapan yang akan selalu memberi setiap orang senyuman.

Aku bukan Tuhan.

Bukan pula mereka yang selalu berusaha menjadi perantara Tuhan untuk membahagiakan semua orang.

Aku bukan mereka yang menjadikan kebahagiaan sebagai satu-satunya pilihan dan rasa sakit menjadi pengabaian yang tak masuk dalam ingatan.

Aku bukan Malaikat tak bersayap yang menjadi pemberi harapan yang penuh kemunafikan.
Tersenyum di depan namun menangis di belakang.
Tertekan oleh pilihan yang mengikuti aturan sosial dan mengabaikan perasaan.

Kini, aku sudah berani memutuskan. Bersiap untuk membangkitkan kematian menjadi kenyataan.
Membuatku harus memilih hal yang tak kuinginkan dan bertanggung jawab atas segala yang kuputuskan.
Membuatku harus merelakan sesuatu yang tak bisa lagi kugenggam.

Di mimpi ini, kau ada di sini. Mencium lembut keningku seraya mengusap kepalaku yang tertidur di pangkuanmu, membiarkanku terpejam dalam rengkuhan tanganmu, mendengar semua cerita tentang hari-harimu, tertidur tenang setelah kau mengatakan cinta padaku. Dan saat kau berada di dalam pelukanku, maka itu adalah jawaban dari semua pertanyaan yang selama ini terpendam.

Jika benar Tuhan menciptakan manusia secara berpasangan, bolehkah aku memintamu sebagai belahan jiwaku sekali lagi?

Katakan aku egois karena tak ingin mencari cinta lain di tempat yang berbeda, dengan seseorang yang tak lagi sama.

**

"Semua deadline mu minggu ini sudah teratasi. Jadwal pertemuan dengan beberapa investor bulan ini pun sudah ku atur. Sebagian dari hasil laporan project yang masuk sudah ku baca dan kupahami. Semuanya aman terkendali, tugasmu hanya tinggal melakukan serangkaian jadwal yang telah ku susun. Oh ya, aku sudah mendapatkan pelamar yang memiliki IQ setara dengan Sana, dia akan datang hari ini. Hanya satu orang."

S.O.S (Jensoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang