"Kenapa perasaanku tiba-tiba tak enak ya?" Jisoo meraba dada kirinya dan merasakan degupan jantungnya terpacu lebih cepat. Ia menggigit ujung kuku ibu jarinya dengan cemas, memikirkan hal apa kiranya yang akan terjadi.
"Dad? Daddyyy!!"
Samar-samar dapat ia dengar suara Jinrie yang memanggilnya dari balik pintu kamar mandi.
"DADDYYYY!!" Dughh! Dughh! Kini di sertai gedoran pintu cukup keras yang membuat Jisoo sedikit terkejut.
"Iya, kenapa sayang? Sebentar.."
Ia bergegas menyelesaikan panggilan alamnya dan keluar dari balik pintu. Menatap anaknya yang sudah berdiri menunggunya di depan pintu dengan kedua tangan terlipat di depan dada.
"Waeyo?"
"Jinrie mau mengambil sim card Mommy di atas meja nakas tapi tidak ada, Daddy lihat tidak?"
"Oh sim card Mommy. Daddy pindahkan ke dalam laci, takut hilang." Dagunya menunjuk nakas di samping tempat tidur.
"Huh Daddy, kenapa di pindah-pindah sih.." Gerutu gadis kecil itu seraya berbalik untuk mengambil sesuatu yang di carinya lalu melenggang pergi begitu saja tanpa pamit.
Meninggalkan Jisoo yang membeku dengan segala keganjilan yang mulai di rasanya.Sim card..
Tubuhnya seketika menegang setelah terpikirkan akan kemana sim card itu di masukkan.
Dengan langkah tergesa ia segera keluar dari dalam kamar bahkan berlari mendahului Jinrie yang berjalan santai menuruni anak tangga."Dad, what's wrong?"
Ia tak mengindahkan pertanyaan Jinrie dan tetap berlari tergesa menuju ruang tengah di mana Jennie seharusnya berada.
Langkahnya kian lambat tatkala sosok istrinya tak ada di sana.
Jisoo mengedarkan pandangannya, mencari keberadaan ponselnya, namun benda persegi itu pun tak tahu ada di mana.
"Daddy mencari Mommy?" Ia menoleh pada Jinrie yang sudah berdiri di samping kanannya. Kepalanya mengangguk cepat. "Sepertinya Mommy ada di ruang kerja Daddy." Kepalanya memutar sesuai arah telunjuk si kecil.
Ia melihat pintu ruang kerjanya yang terbuka lebar.
Apa yang Jennie lakukan di dalam sana?
Pertanyaan itu mengusik ketenangan hatinya, dengan langkah hati-hati ia mengikuti langkah kecil Jinrie yang berjalan lebih dulu.Dan benar saja, sosok Jennie ada di sana, tengah duduk menghadap laptop miliknya yang kini sudah menyala, menimbulkan kerutan dalam di dahi Jisoo.
"Mom?" Panggil Jinrie lembut membuat Jennie seketika mendongak untuk menatap anak mereka. "Ini sim card nya.."
Ketika tatapan Jennie mengarah padanya. Jisoo merasa heran, alisnya tertaut manakala mendapati tatapan istrinya yang tak biasa. Tatapan yang entah kenapa membuat Jisoo merasa takut dan gelisah secara bersamaan.
Ia menundukkan kepala untuk menghindari kontak mata dengan Jennie.
"Oh iya, terima kasih ya sayang.. Sekarang Mommy sudah tidak butuh, kajja kita tidur.. Mommy tidur di kamarmu boleh kan?"
Kepala Jisoo langsung mendongak, ia melihat anggukan senang Jinrie.
"Yeyyy~ kajja.."
Ketika langkah kaki Jennie mulai mendekat, aura dingin serta merta membungkus seluruh tubuh Jisoo yang langsung membeku, apalagi setelah mendengar bisikan Jennie..
"Aku menunggu penjelasanmu tentang saham perusahaan kita di Busan!"
BAMM!
Pintu di belakangnya tertutup bersamaan dengan kembalinya roh Jisoo yang tadi sempat hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
S.O.S (Jensoo)
Random6 tahun bukan waktu yang singkat untuk membangun rumah tangga yang rukun dan harmonis, bersama mendidik buah hati kecil mereka dengan cinta dan kasih, seringkali perdebatan kecil dan ketidak selarasan muncul. Seperti itulah yang dialami keluarga kec...