"Ingat! Jangan merepotkan Grandma."
"Astaga.. Iya Mommy, Jinrie tahu, tidak perlu di peringati terus seperti itu." Balas anaknya dengan helaan napas berat.
Jennie mencoba bersabar atas sifat Jinrie.
Walau bagaimana pun sifat anaknya adalah cerminan sifatnya.Ia menoleh ketika mendengar kikikan Jisoo.
Jennie memberikan death glare yang membuat istrinya seketika mengatupkan bibir rapat-rapat."Sudah, sudah.. Kalau begitu kami pergi sekarang.." Ujar Mommy Kim.
Ia dan Jisoo mengangguk hingga mobil yang membawa Mommy Kim serta Jinrie pun hilang dari pandangannya.
Jennie memutar bola matanya ketika bertemu tatap dengan Jisoo.
Ia melengos lebih dulu."Yahh Jennie-ah.. Begitu saja marah, aishhh~"
Langkahnya terhenti lalu berbalik lagi. Menatap tajam pada manusia chikin yang kini berdiri kikuk menatapnya. "Tadi kau bilang apa, hah?"
"Huh? A-ani.. Aku tidak bilang apa-apa. Sungguh."
Jennie berdecak kesal sebelum melanjutkan langkahnya kembali memasuki rumah.
Ia berjalan menuju ruang tengah ketika melihat keberadaan Kuma di sana.
Di raihnya hewan berbulu coklat itu dalam gendongannya sebelum dirinya menjatuhkan diri ke atas sofa dan meletakkan Kuma di pangkuannya.
Tak berselang waktu lama, langkah kaki Jisoo terdengar.
Lewat ekor matanya dapat ia lihat Jisoo yang tengah berjalan ke arahnya dengan membawa sebungkus cemilan dari dapur."Aigooo Kuma-ya, neomu kyeopta.." Cupp~ Cupp~ Jika tidak sedang kesal, rasanya Jennie ingin tertawa. Jisoo memuji Kuma, namun yang di kecup malah pipi nya. Dasar Jisoo. "Kuma manis sekali sih.. Apalagi jika sedang merajuk, sini, sini, cium lagi ah." Cupp cupp cupp~
"Jisoo ih, sana ah! Aku marah padamu!" Katanya seraya mendorong pelan bahu Jisoo.
Namun bukan Jisoo namanya jika dia langsung menjauh.
Alih-alih menjauh, manusia chikin ini malah menyingkirkan Kuma dan menidurkan kepalanya di tempat Kuma sebelumnya.Jennie menghela napas.
Ia mengetuk pelan dahi Jisoo yang makan dengan posisi tidur.Entah kenapa setiap Jisoo jauh ia merasa selalu merindukan pasangan hidupnya yang satu ini, namun di saat Jisoo berada di sisinya, manusia ajaib ini selalu berhasil membuatnya kesal setengah mati.
"Mau makan atau mau tidur?" Omelnya.
"Iya, iya, nih Bongie simpan makanannya." Jisoo segera menyimpan bungkusan makanan yang sejak tadi di cemilnya ke atas meja, membuat senyuman Jennie mengembang.
Jennie menundukkan kepalanya untuk bisa mengecup bibir tipis berbentuk hati milik Jisoo, namun sebelum bibirnya menempel, tangan Jisoo lebih dulu menahannya.
"Jangan membungkuk seperti itu sayang, nanti punggungmu sakit, biar aku saja yang beranjak." Ujar Jisoo dengan beranjak bangun dan mendekatinya. Cupp~ "Nah.. Beginikan enak."
Jennie hanya tersenyum seraya menggelengkan kepala dengan tingkah Jisoo yang ada-ada saja.
Ia mengusap pipi halus Jisoo dengan lembut menggunakan telapak tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya sudah terkunci dalam dekapan Jisoo.
Matanya menatap lekat pada hidung bangir Jisoo yang terlihat sangat indah.
Terkadang ada keinginan dalam dirinya untuk menggigit hidung bangir tersebut, ingatkan ia untuk mencapai keinginannya itu suatu saat nanti ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
S.O.S (Jensoo)
Random6 tahun bukan waktu yang singkat untuk membangun rumah tangga yang rukun dan harmonis, bersama mendidik buah hati kecil mereka dengan cinta dan kasih, seringkali perdebatan kecil dan ketidak selarasan muncul. Seperti itulah yang dialami keluarga kec...