10. Last Night

6K 666 208
                                    

"Sayang, besok aku harus melakukan perjalanan bisnis ke Busan selama 3 hari." Ujar Jisoo hati-hati tapi ternyata Jennie tak menanggapi.

Jisoo menatap istrinya yang masih santai menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

Ia menghela napas.

"Kenapa harus 3 hari Dad? Apa tidak bisa langsung pulang lagi?" Tanya Jinrie dengan wajah merengut.

Melihat wajah sedih Jinrie setidaknya mood Jisoo sedikit lebih baik.

Ia tersenyum kecil pada anaknya. "Tidak bisa sweety, nanti setelah Daddy pulang, besoknya kan kita langsung pergi liburan ke Bali."

Setelah mendengar kata Bali, wajah Jinrie langsung berbinar lagi.
Dia bahkan lupa dengan kesedihannya tadi.
Benar-benar anak ajaib.

"Siapa yang menemanimu? Lisa atau Jungkook?" Jennie akhirnya bertanya setelah tadi membungkam mulutnya cukup lama.
Yeah walaupun masih enggan menatapnya.

Jisoo mengerti.

Jennie paling tidak suka saat ditinggalkan keluar kota berhari-hari olehnya.

"Tidak keduanya. Aku pergi sendiri."

Jennie mendongak. Dahinya mengerut seraya menatap intens padanya. "Sana tidak menemanimu?"

Jisoo menggeleng lalu tersenyum. Ia menarik kursi yang istrinya duduki. Kini keduanya duduk saling berhadapan.

"Tidak sayang, lagipula ini hanya pertemuan dengan para pendiri perusahaan, aku masih bisa menghandle nya sendiri. Ada banyak pekerjaan yang harus Sana dan Lisa urus disini."

"Arraseo. Kau masih ingat pesanku kan?"

"Tentu saja. Setiap 1 jam sekali harus memberi kabar. Jika Jendeuki menelpon maka Bongie jangan coba-coba mengabaikan. Dan sebelum tidur wajib melapor terlebih dahulu agar Jendeuki tidak khawatir. Itu kan?"

"Hmm."

Jisoo tau Jennie pasti sedang kesal sekarang, tapi mau bagaimana lagi?
Ini sudah menjadi kewajiban Jisoo.

Ponsel Jisoo diatas meja makan bergetar.
Ia mengambil ponselnya dan melihat pesan masuk dari Lisa yang menanyakan keberadaannya.

Dengan segera ia meneguk minumannya.

"Aku berangkat duluan yah? Lisa sudah mencariku."

"Daddy wait!" Jinrie pun buru-buru minum. Dia menatap pada Jennie. "Mommy, aku tidak jadi ikut Mommy, aku mau ikut Daddy saja."

"Hmm."

Ternyata Jinrie benar-benar pandai membaca situasi.
Dia tau suasana hati Mommy nya sedang tidak baik dan ikut bersama Daddy nya merupakan keputusan yang cerdas.

Jisoo menautkan kedua alisnya melihat tangan Jinrie yang terbentang dengan ekspresi wajah penuh aegyo.
Ia tau apa yang putri kecilnya inginkan tapi niatnya untuk menggoda Jinrie tak bisa di tahan.

"Daddyyyy~ gendonggg~"

"Manja.." Cibirnya, namun tak ayal tangannya segera merengkuh tubuh mungil itu dalam gendongannya.

Jisoo menunduk untuk mengecup dahi, kedua pipi dan bibir istrinya, Jinrie pun melakukan hal yang sama lalu keduanya buru-buru pamit pergi.

Wajah dingin Jennie benar-benar menyeramkan.
Jisoo dan Jinrie merasa bulu kuduk mereka merinding.

"Mommy menyeramkan ya Dad kalau sedang marah seperti itu.." Bisik Jinrie padanya ketika mereka berjalan keluar rumah.

"Nah begitulah wajahmu jika sedang marah pada Daddy." Tak Jisoo sangka ternyata Jinrie menggigit telinganya cukup keras. "AKHHH!! Yahh appooo~" Untung saja ia tidak refleks melepaskan gendongannya. Jika itu terjadi dan Jinrie sampai jatuh, tamat sudah riwayat Jisoo ditangan Jennie, Daddy Kim dan Umma Kim.

S.O.S (Jensoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang