"Ingat pesan Daddy! Jangan banyak main-main. Fokus belajar. Harus apa? Harus berani bertanya. Harus berani menjawab. Harus lebih menonjol di antara yang lain dan hanya boleh bergaul dengan teman sebaya. Jangan banyak main dengan para Sunbae, nanti bisa-bisa kau tua sebelum waktunya." Jinrie hanya mengangguk patuh seraya menyantap sarapannya.
Sedangkan Jennie hanya diam mendengarkan petuah-petuah Jisoo untuk anak mereka.
Jika dia membela Jinrie, yang ada Jisoo tidak akan berhenti ceramah.
Sudah bagus Jisoo mau mengalah."Pokoknya Daddy tidak mau kau kalah akademis dari murid yang lain. Berikan yang terbaik untuk Daddy. Jika tidak, Daddy akan memindahkan sekolahmu! Kau paham?"
"Iya Daddy iya, duhh.." Balas Jinrie. "Daddy cerewet sekali sih.." Tambahnya dengan suara sepelan mungkin.
"Apa? Kau bilang apa tadi?" Namun telinga Jisoo terlalu sensitif untuk menanggapi ucapan terakhir anaknya.
"Ani.. Jinrie tadi bilang, Daddy baik hati karena sudah mengizinkan Jinrie sekolah di sana. Jinrie sayang Daddy.." Gadis kecil itu beranjak mendekatinya dan mendaratkan satu kecupan singkat di pipinya. "Muacchhh.. Thanks Dad.."
"Ah satu lagi. Daddy punya sesuatu untukmu." Jisoo membuka kotak putih yang sejak tadi berada di atas meja. Dia membuka kotak itu dan mengeluarkan jam tangan yang baru di belinya kemarin untuk Jinrie.
"Daddy akan terus memantau mu dari sini, jadi jangan sampai hilang, arra?" Katanya dengan memasangkan jam tersebut di pergelangan tangan kiri Jinrie.
Begitulah jika punya Daddy yang terlampau posesif.
Semua ruang batas Jinrie akan di awasi. Tak ada celah kebebasan bagi Jinrie. Namun bukan Jinrie namanya jika dia menuruti kata-kata Daddy nya begitu saja. Karna pada dasarnya, sifat Jisoo dan Jinrie itu sama, sama-sama keras kepala.Tinggal lihat saja. Siapa yang akan menang dan siapa yang akan kalah. Atau mengalah.
Jennie melirik arloji di pergelangan tangannya.
Sudah waktunya bagi Jinrie untuk berangkat sekolah."Cepat habiskan sarapannya sayang, nanti kita terlambat."
"Iya Mom, sebentar."
Jinrie memasukkan suapan terakhirnya lalu meminum susu putihnya hingga tandas, sebelum akhirnya turun dari kursi dan meraih tas gendongnya.
"Nyeongannn~ Uncle Bear in hereee~"
"Hwaaaa Uncle Bearrrrr~"
Gadis kecil itu langsung berlari menuju sosok yang sudah berjongkok dengan merentangkan kedua tangannya.
Senyum mereka merekah kala keduanya sudah saling berpelukan.
Sudah dapat di pastikan, Jisoo cemburu melihat pemandangan itu, sedangkan Jennie hanya tersenyum memaklumi.
Seulgi melepaskan pelukan mereka, dia menangkup wajah mungil Jinrie dan mendaratkan kecupan lembut di dahi keponakannya.
"Wahh keponakan Uncle akhirnya masuk SD juga. Sudah besar yah sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
S.O.S (Jensoo)
Random6 tahun bukan waktu yang singkat untuk membangun rumah tangga yang rukun dan harmonis, bersama mendidik buah hati kecil mereka dengan cinta dan kasih, seringkali perdebatan kecil dan ketidak selarasan muncul. Seperti itulah yang dialami keluarga kec...