Jisoo menggeliat kecil, namun berhenti saat merasakan sepasang tangan memeluk erat lehernya.
Senyumnya mengembang tatkala memandang wajah cantik istrinya.
Mata indah itu tengah terpejam damai, ia tidak ingin mengusik tidur nyenyak istrinya tapi mereka harus pergi ke kantor, Jinrie pun harus sekolah.
Dengan berat hati ia harus membangunkan Jennie.Dilumatnya lembut bibir bawah istrinya.
Jisoo merasakan pergerakan kecil. Ia melihat mata Jennie yang mulai terbuka. Sesaat ia tersenyum sebelum melepaskan pagutannya.
"Bangun sayang.."
Tangan Jennie semakin erat memeluk lehernya, wajah istrinya pun semakin menelusup di perpotongan leher dan bersembunyi dibawah dagunya. Jelas sekali dia enggan beranjak dari posisi ternyamannya.
"Jendeuki.."
"Mmm~ shirreo~ jangan pergi ke kantor, kita dirumah saja." Suara paraunya terdengar manja, membuat Jisoo tidak tahan untuk tidak mengecup puncak kepala istrinya.
"Tapi Jinrie harus sekolah Chagi-ah."
"Ani. Jinrie sudah libur, Ji."
Ah begitu..
Pantas saja istrinya sangat santai.Jisoo mengambil remote dan menekan salah satu tombol disana, secara otomatis gorden kamarnya terbuka.
Ia tersenyum melihat turunnya salju pertama.
Akan sangat menyenangkan jika bisa bermain ice skating bersama Jinrie.
Jangan tanyakan Jennie. Istrinya tidak mempunyai bakat dalam hal itu.Jisoo masih ingat, istrinya pernah menganggap jika bermain ice skating adalah salah satu hal yang konyol selain bermain game.
Saat Jisoo balas mengatakan jika shopping pun hal yang konyol tiba-tiba istrinya marah dan menyuruhnya tidur diluar.
Benar-benar diluar rumah, bukan lagi di sofa ruang tengah.Sejak saat itu Jisoo tak pernah lagi berani menghina shopping. Ia masih trauma.
"Bongie dinginn~"
Lamunannya buyar manakala istrinya merengek manja dengan mengeratkan pelukannya.
Jisoo menutup lagi gorden kamarnya dan segera menghidupkan penghangat ruangan. Ia juga merengkuh tubuh ramping istrinya untuk semakin merapat.
Melihat tubuh ramping Jennie, Jisoo jadi teringat bagaimana kerasnya usaha sang istri untuk membentuk tubuhnya seperti sediakala.
Setelah melahirkan Jinrie, tubuh Jennie menjadi lebih gemuk saat itu.
Jennie resah sendiri, dia khawatir jika tubuhnya yang gemuk akan menjadi masalah dalam hubungan mereka. Jennie takut jika ia akan berpaling mencari wanita lain, padahal Jisoo tak pernah mempermasalahkan bentuk tubuh Jennie. Tapi Jennie tetap bersikeras ingin melakukan diet dan mulai rajin mengikuti kelas yoga.
Setelah 4 bulan usaha akhirnya hasil sempurna pun Jennie dapatkan.
Jisoo saja tidak percaya bagaimana istrinya bisa melakukan itu, namun tak ayal, ia tetap bangga atas usaha yang istrinya lakukan.Tok! Tok!
"Mom? Dad?" Suara putri kecilnya terdengar dibalik pintu. "Mommy? Daddy?"
Tokk!! Tokk!!
"Masuk sweety.. Tidak dikunci."
Ceklek~
Begitu pintu terbuka, Jinrie langsung masuk ke dalam kamar dengan memeluk boneka teddy bear pemberian Seulgi.
"Lapar, Daddd~" Ujar gadis kecil itu dengan mempoutkan bibirnya yang terlihat menggemaskan.
Jisoo mengecup bibir Jinrie dengan cepat sebelum melirik sebentar pada Jennie yang sudah kembali tertidur. Sepertinya Jennie tampak kelelahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
S.O.S (Jensoo)
Random6 tahun bukan waktu yang singkat untuk membangun rumah tangga yang rukun dan harmonis, bersama mendidik buah hati kecil mereka dengan cinta dan kasih, seringkali perdebatan kecil dan ketidak selarasan muncul. Seperti itulah yang dialami keluarga kec...