"ADA APA MENELEPON? TIDAK ADA PINTU UNTUKMU!"
"Ugh~" Wendy meringis, ia menjauhkan benda persegi itu dari telinganya. Keputusannya menghubungi Jennie menggunakan ponsel Jisoo ternyata salah besar. "Jennie-ah hey ini aku, Wendy."
"Huh? Kenapa kau yang menghubungiku? Di mana Jisoo?" Suara di sebrang sana langsung berubah normal dan hal itu membuat Wendy mengelus dada.
"Jisoo sakit, Jen."
"WHAT?" Wendy kembali menjauhkan ponsel tersebut dari telinganya sebelum teriakkan melengking Jennie berhasil memecahkan gendang telinganya. "LALU SEKARANG KALIAN DI MANA?"
"Goshh Jennie-ah, calm down.. Kami di hotel dekat Rumah Sakit Seulgi."
"A-arraseo, aku kesana sekarang juga."
Kepala Wendy menggeleng, ia pikir hanya istrinya yang hobi teriak-teriak, tapi ternyata Jennie lebih-lebih dari Joy. Sepertinya memang hanya Rose yang bisa bersikap normal layaknya perempuan anggun di antara elite wifey.
"Ughh~ je-jeundekieee~ hu~ hu~"
Wendy menoleh ketika mendengar igauan sahabatnya.
Tangan Wendy mengambil handuk yang sudah mulai mendingin, ia kembali mencelupkan handuk kecil itu ke dalam baskom air hangat dan memerasnya lalu ia simpan lagi di dahi sahabatnya yang tengah demam tinggi itu.
Sekitar 20 menit yang lalu, Jisoo menghubunginya dan memberi kabar jika dia sakit, hal itulah yang membuat Wendy langsung membanting stir untuk menjemput sahabatnya daripada pulang ke rumah lebih dulu.
Ia tertegun melihat tubuh meringkuk Jisoo.
Begitu dirinya datang, Jisoo sudah menggigil di bawah selimut. Dia terus mengigau nama Jennie dan Jinrie."Jendeukieeee~ Bongie sakittt~" Bahkan sampai sekarang pun igauan itu tetap mengalun.
Tuk~
Tangan Wendy dengan jahil mengetuk pelan dahi Jisoo. "Kau sangat merindukan istrimu huh? Jika tahu tidak bisa jauh-jauh darinya kenapa mesti coba-coba menghindar? Dasar payah." Cibirnya dengan nada mengejek, tentu saja itu hanya candaannya.
Selang beberapa menit kemudian, Jennie datang dengan napas terengah.
"Bo-bongieee.." Wendy berdiri, ia memberikan tempat yang lebih leluasa untuk Jennie. Dari tatapan itu, bisa ia artikan betapa Jennie sangat mencintai Jisoo, layaknya Jisoo yang mencintai Jennie. Keduanya saling mencintai dan Wendy tersenyum mengetahui fakta itu. "Sayang~ irreona.."
Kelopak mata Jisoo terbuka secara perlahan. "Je-jendeukie?"
Tangan Jennie mengusap pipi Jisoo dengan lembut. "Iya sayang, ini aku. Kenapa? Mana yang sakit hm?"
Wendy memalingkan wajahnya ke arah lain melihat kemesraan Jensoo.
Melihat bagaimana kedua sahabatnya saling mencintai dan saling menyalurkan kasih sayang dalam bentuk perhatian yang begitu manis.Wendy berpikir, pernahkan Joy memperlakukannya seperti itu saat ia sakit?
Tentu saja pernah.
Mengapa Wendy berani membandingkan perhatian istrinya dengan perhatian Jennie pada Jisoo?
Tidak sadarkah ia? Apa yang di pikirkannya akan menimbulkan dampak negatif untuk hubungan rumah tangganya?"Kepala Bongie sakitttt, hati Bongie juga sakit melihat Jendeukie di peluk-peluk oleh pria lain hiks~"
Ck, jadi karena itu kau sakit? Decaknya dalam hati.
Wendy tahu. Ia melihat postingan terakhir Jennie sore tadi lewat SNS Joy.
KAMU SEDANG MEMBACA
S.O.S (Jensoo)
Random6 tahun bukan waktu yang singkat untuk membangun rumah tangga yang rukun dan harmonis, bersama mendidik buah hati kecil mereka dengan cinta dan kasih, seringkali perdebatan kecil dan ketidak selarasan muncul. Seperti itulah yang dialami keluarga kec...