CHAPTER 3

5.4K 329 4
                                    

Seorang pria bernama Lucky meminta waktu untuk mengobrol dengan Mandy, Mandy tidak mengenalnya namun memenuhi permintaan itu, membuatnya meninggalkan Tami dan Nisa yang berdiri tak jauh dari taman tempatnya mendengarkan isi hati pria itu.

"Aku sudah lama memperhatikanmu, mungkin kamu tidak mengenalku, tapi aku harap kamu bersedia jika kita jalan bersama, agar bisa lebih akrab nantinya", jelas pria berkacamata tipis itu. Mandy masih bisa melihat Nisa dan Tami yang tertawa dari balik pintu kaca penghubung ke taman itu. Tawanya seolah mereka sudah tahu apa yang sedang dibicarakan pria itu pada Mandy.

Gadis itu masih mencerna kalimat yang dilontarkan pemuda di hadapannya, "Maukah kamu jadi pacarku?", kalimat yang tidak asing di telinganya itu pernah ia dengar keluar dari mulut pria yang berbeda. Rasanya seperti deja vu. "Mandy? Bagaimana?", tanya pria yang bahkan namanya saja sudah Mandy lupakan, atau bahkan tak pernah ia dengarkan dari awal.

"Mmhh, selain karena aku tidak mengenalmu sebelumnya, aku minta maaf karena saat ini aku tidak berkeinginan untuk memiliki pacar karena aku masih fokus untuk hal lain yang lebih penting", ketegasan Mandy tak menggoyahkan niat pria itu, ia mengatakan kalimat-kalimat lainnya untuk meyakinkan Mandy namun ia memang terbiasa secara otomatis menutup pendengarannya untuk kalimat yang tidak menarik baginya. Ia hanya merespon dengan penolakan lainnya, kemudian pamit meninggalkan pria itu dalam kekecewaaan.

Mandy masih tidak habis pikir bagaimana seorang pria bisa merasa jatuh cinta pada seorang wanita, padahal dia tidak pernah ngobrol atau mengetahui lebih dalam tentang wanita tersebut. 'Apakah konsep jatuh cinta pada pandangan pertama itu benar-benar ada? Apakah jatuh cinta itu bisa begitu mudahnya?', ia meragukannya.

Dari dulu langkah penolakan pada kesempatan pertamalah yang diambil Mandy, ia tidak pernah menggantung harapan orang lain, karena itulah ia menjawab to the point tanpa cemas pria tersebut akan sakit hati. Baginya, keputusan itu cukup diketahui oleh pria tersebut tanpa diketahui pihak lain, dan bagi Mandy sendiri masalah itu ia anggap sudah selesai. Bagaimanapun ia punya hak menolak orang yang tidak diinginkannya.

Tak jauh dari tempat itu, cukup dekat untuk mendengar semua percakapan antara keduanya, Ren duduk dengan laptop di hadapannya. Ia masih belum ada ide untuk mendekati Mandy kembali. 'Gadis itu memang bersikap dingin bukan hanya padaku', nilainya setelah menjadi saksi penolakan itu. Membuatnya semakin penasaran dengan gadis yang sama sekali tidak berusaha menghubunginya setelah non date mereka.

= = = " = = =

Mata kuliah hubungan international hari ini dipindah ke ruangan yang lebih besar, kabarnya karena sang dosen, Mrs.Anida akan lebih cepat mengambil cuti hamilnya, sehingga kelasnya minggu ini disatukan untuk mahasiswa semester 5 dan 7, apalagi materi kelas bu Anida bersifat universal, sehingga hal ini tidak menjadi masalah.

Mandy bahagia karena bisa sekelas dengan Tami, dan keduanya duduk bersebelahan dengan Gina. Lalu sosok Ren dan teman-temannya datang melewati tempat duduknya di ruangan yang berkonsep amphitheater itu. Ia sadar sudah beberapa hari tidak melihatnya sejak non date mereka di bioskop.

Mereka duduk tepat di belakang baris tempat duduk Mandy, membuatnya bingung untuk menyapa atau tidak. "Hi, kak Tommy, kak Ren", sapa Gina pada mereka, Mandy terkejut mendengarnya, Gina memang supel. Sedangkan Mandy masih kaku berusaha tidak melihat ke belakang untuk ikut menyapa. Ia merasa canggung karena non date saat itu ia meninggalkannya dengan terburu-buru.

"Oke kita sedikit intermezzo sebelum kelas dimulai ya? Disini ada yang bisa bahasa Prancis?", Seperti biasa dikelas Mrs. Anida para mahasiswa dituntut bisa bercakap-cakap dalam bahasa negara lain. "Ayo dong, masa harus saya tunjuk", paksa Mrs.Anida karena diantara ramainya kelas, tidak ada yang bersedia jadi volunteer. Tiba-tiba Andre yang duduk di kanan bawah tempat duduk Mandy menaikkan tangannya tanda mengajukan diri. "Okay, comment t'appelles-tu? (What's your name?)", tanya Mrs.Anida

Bila Hujan Tengah Hari (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang