CHAPTER 21

3.2K 271 0
                                    

OCEAN Group bergerak hampir di semua bidang. Pilar bisnisnya terbagi menjadi dua. Government dan non government related. Ren menguasai 51% bisnis non government related yang terdiri atas bisnis Teknologi Informasi, Big data, Digital Master yang ketiganya dikelola dalam satu perusahaan bernama Ocean Digi Corp. Sedangkan bisnis yang berkaitan erat dengan pemerintah, seperti telekomunikasi, minyak bumi, batu bara dan penerbangan, dipegang oleh adik ayahnya, Ren memanggilnya paman Nat.

Ren besar di keluarga yang solid. Tidak seperti kondisi di keluarga kaya lainnya dimana keluarga yang satu akan berupaya mengambil tahta keluarga lain. Keluarga Dashwood adalah cerminan keluarga bahagia dan kompak. Semua tentu karena peran besar dari Paula. Gema Ren yang kini berusia 71 tahun itu merupakan wanita bertangan besi pada masa mudanya. Ia dan suaminya bahu membahu mempertahankan bisnis keluarga. Kemudian mereka membagi dua warisannya untuk kedua putra mereka, Erick dan Nathan. Erick menikahi Bianca putri tunggal seorang hakim Mahkamah Konstitusi, mereka dikaruniai Ren. Sedangkan Nathan dan Riesa dikaruniai dua putri, Luna dan Mia.

Setelah Gema, semua perempuan Dashwood tidak memegang bisnis inti, mereka sepenuhnya diutamakan untuk menjadi ibu rumah tangga dan memegang urusan sosial kemanusiaan sebagai tanggung jawab perusahaan dalam timbal balik pada masyarakat. Walau hal ini berhenti di Bianca, karena Luna lebih memilih karir sebagai traveller dan Mia yang telah menyelesaikan studi S2 nya, berkarir menjadi seorang designer dan sudah pindah ke luar negeri. Gema, Bianca dan Nathan sepakat bahwa Ren memiliki saham terbesar di kedua pilar bisnis. Bagi Nathan, Ren seperti putranya sendiri. Apalagi ia tak memiliki anak lelaki. Ia pasrah dengan keadaan dimana kedua putrinya tak tertarik melanjutkan bisnisnya, dan ia tidak tahu keduanya akan memberikan menantu seperti apa. Oleh karena itu, Ren lah tempatnya bersuka cita membicarakan bisnis. Apalagi setelah Erick tiada, Ren hanya memiliki Paman Nat sebagai figur ayah.

Untuk industri digital, Ocean Digi Corp berfokus pada musik, game, data scientist, virtual reality, dan artificial intelligent. Ada 5 Vice president yang bertugas melapor pada Ren selaku direktur utama.

Mandy merupakan staff di divisi digital business unit musik. Ia kini diminta VP nya untuk memikirkan inovasi-inovasi baru untuk bisnis musik mereka yang terdiri dari 2 label musik ternama dan bisnis kecil lain seperti pengelolaan radio swasta. Dan ide gadis itu ditangkap oleh VP Chan yang bukan hanya kagum dengan kecantikannya, juga dengan ide briliannya. Mandy senang karena ia dapat berkontribusi pada perusahaan. Ia dengan senang hati menuangkan idenya pada file presentasi yang akan digunakan VP Chan untuk dipresentasikan pada CEO mereka.

Namun kelebihan gadis itu selalu memancing ketidaksukaan padanya. Seorang karyawati senior bernama Irene mencurigainya menggunakan parasnya agar disenangi oleh atasan mereka yang mayoritas adalah lelaki. Mandy sudah terlatih sepanjang hidupnya menerima prasangka buruk orang padanya. Ia pun tak mau ambil pusing. Baru setelah ia mendapat info dari VP Chan bahwa CEO memintanya langsung yang mempresentasikan ide,  ia kebingungan. Mengapa ide seperti itu saja harus disampaikan resmi olehnya? Bukankah ia hanya staf biasa. Irene pun semakin menjadi-jadi, ia mulai membentuk opini bahwa para atasan menyukai Mandy karena kecantikannya. Kelebihan yang diberikan Tuhan padanya namun ia seringkali menilainya sebagai cobaan daripada rezeki.

Namun Irene hanya satu pihak yang tidak menyukainya, karena dari 22 karyawan yang selantai dengannya, mereka semua menyukai gadis itu.

Malam itu Mandy membolak-balik slide presentasinya. Ia yang merasa menanggung amanah besar, berusaha membuat presentasinya lebih canggih dengan bukan menggunakan aplikasi presentasi biasa, melainkan menggunakan video dan animasi. Bekerja di bidang digital memang menuntutnya untuk mempelajari trend dan teknologi yang canggih dan modern.

Ia berharap presentasinya besok berjalan dengan lancar, ia pun mengistirahatkan dirinya agar tampil prima esok hari.

= = = " = = =

Sekali saja, Ren ingin Mandy memberinya kesempatan untuk bicara tanpa terputus. Ide selanjutnya adalah menampakkan posisinya yang sebenarnya. Ia ingin tahu apakah Mandy akan bersikap sama jika tahu bahwa pria itu kini adalah atasannya.

Mandy mencoba merapikan posisi duduknya, sesekali ia akan memegang laptopnya, atau lasser pointer alat bantunya untuk presentasi nanti. Di sebelahnya ada VP Chan dan manager yang membawahi Mandy, Manager Kho. Keduanya berdiri setelah Nishida masuk ke ruangan rapat itu, Mandy pun ikut berdiri namun lasser pointernya jatuh ke lantai dan ia mengambilnya. Saat ia kembali berdiri, alangkah kagetnya ia saat melihat sosok Ren berjalan menuju kearahnya sambil menjabat tangan Manager Kho, lalu VP Chan, dan, "Perkenalkan Sir, ini staf kami, Nona Amanda", Ren tersenyum mengulurkan tangannya, namun Mandy mematung bagai melihat setan. "Amanda, ini CEO kita", ulang VP Chan. "Senang bertemu denganmu nona Amanda", katanya seolah mereka baru pertama kali bertemu. Mandy mengulurkan tangannya dengan perlahan, dan setelah tangan keduanya berjabat, Mandy dapat melihat Ren berseringai.

"Aku suka idenya, semuanya feasible, and all source is available, dan yang terpenting, kompetitor kita belum melakukannya. Target yang ditentukan juga tidak muluk dan realistis. Namun untuk action plan, aku ingin finalisasinya bertahap", Ren memuji ide yang disampaikan Mandy. Ia secara profesional mengomentari idenya itu. Mandy sendiri masih tak tahu harus melihat kemana, ia yang awalnya cukup percaya diri dan hanya sedikit gugup, berkonsentrasi memusatkan seluruh pikirannya untuk presentasi itu, dan berusaha sekuat tenaga agar tak memikirkan tentang keberadaan pria di depannya itu.

"Aku harap Nona Amanda melaporkan padaku langsung akan progress dan hasilnya.. dan VP Chan, good job karena kau menggali potensi generasi muda di unitmu, coz we tend to think more innovative", puji Ren sebelum meninggalkan ruangan.

Sesaat setelah sosok itu pergi, Mandy masih menahan nafasnya. Ia syok. "Amanda, Amanda?", panggil Manager Kho karena Mandy tak meresponnya. "Excellent!", ulangnya.

Gadis itu kemudian meresponnya dengan membungkukkan badannya dan mengucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan. VP Chan ikut menyelamatinya dan mengucapkan terima kasih. Ia lalu membekalinya beberapa masukan untuk menyempurnakan gagasan Mandy, yang terpaksa mencatat semua arahan VP Chan karena khawatir lupa, mengingat jiwanya masih terguncang mengetahui keadaan yang sebenarnya.

Semakin ia pikirkan, semakin nafasnya sesak. 'Bagaimana mungkin semua ini terjadi', 'Mengapa Tuhan mengujiku lagi', 'Aku harus apa'. Semalaman ia tak bisa tidur. Sosok Ren selalu muncul jika ia menutup matanya.

Ren tak pernah bercerita pada Mandy bahwa ia seorang putra tunggal keluarga yang daftar kekayaannya masuk 10 besar negeri itu. Sampai detik perpisahan mereka, ia belum menemukan waktu yang tepat untuk menjelaskan asal usulnya itu pada Mandy. Lagipula Ren sempat merasa bahwa menceritakan hal itu tidak akan membawa dampak baik malah ia khawatir Mandy menjadi tidak nyaman karenanya. Ia tahu kesederhanaan gadis itu, dan menceritakan bahwa dirinya adalah pemilik utama dari franchise coffee shop tempat Mandy bekerja dahulu kala adalah bukan hal yang tepat baginya. Akhirnya ia pun hanya diam-diam memerintahkan manajemen untuk menaikkan gaji Mandy. Dan membuat gadis itu girang karena peningkatan gaji membuatnya dapat menabung lebih banyak. Bahkan setelah Mandy menghilang, Ren tetap meminta manajemen untuk mengirimkan gaji bulanan kepada rekening Mandy dengan alasan kesalahan sistem jika suatu saat Mandy menyadari. Bagaimanapun Ren tak ingin Mandy dan Nenna kekurangan uang selama tidak berada di dekatnya.

Mandy sendiri tak pernah mencari tahu lebih banyak tentang CEO grup induk perusahaannya, apalagi web perusahaannya hanya memampang nama para jajaran direksi tanpa foto. Dan melihat mayoritas direksi berumur senior dengan banyak pengalaman kerja, ia meyakini bahwa direktur utamanya pun seorang bapak-bapak.

Setelah mengetahui posisi Ren hari ini, lagi-lagi Mandy merasa ditipu, dikelabui seolah pria itu tak puas-puasnya mempermainkannya, ia pun merasa dibodohi. Terbersit di pikirannya untuk resign, semua itu karena sumpahnya pada diri sendiri untuk pergi menghilang total dari hidup Ren. Namun ia yang belum setahun kerja, masih terikat ikatan dinas dan jika melanggarnya akan dikenakan penalti yang jauh dari saldo rekeningnya yang sudah tipis untuk melunasi rumah mungilnya. 'Haruskah aku menghadapinya?'.

Jika satu dua kali sebelumnya mereka bertemu, Mandy yakin ia akan kuat mempertahankan sumpahnya. Namun bagaimana jadinya jika Ren akan dengan bebasnya menemuinya. Keyakinannya akan hal itu, kini tak muncul sama sekali.

Bila Hujan Tengah Hari (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang