CHAPTER 37

3.2K 244 3
                                    

Pulang ke N-City, Mandy ingin segera bertemu Ren. Ia akhirnya berpikir jernih setelah tak sengaja mendengar isi hati Ren di kuburan Nenna saat ia juga datang untuk berziarah.

Walau saat itu ia belum menyadari perasaannya yang telah memaafkan Ren sehingga tak menghentikan pemuda itu saat itu juga. Namun kini setelah sepanjang perjalanan kembali, ia berpikir dan terus berpikir, sampai akhirnya ia menyadari sepenuhnya bahwa pria itu memang sangat mencintainya, dan akhirnya kini ia bisa melihat sinar pengharapan untuk kembali bersamanya.

Dengan hati berdebar, walau kurang tidur semalaman selama perjalanan, Mandy menyalakan handphonenya dan menghubungi Ren. Belum sempat tersambung, tiba-tiba ia merasa dunianya bergoyang dari pelan sampai semakin besar. Panik, ia pun berlari keluar rumah, berkumpul bersama tetangga lain yang satu persatu keluar dari rumahnya. Gempa bumi terjadi cukup lama, semua orang panik melihat dua rumah di komplek kecil itu runtuh karena getaran yang maha dahsyat. Jalanan pun perlahan retak dan terbagi, membuat manusia lari berhamburan menghindari agar tak terjatuh kedalamnya. Apalagi mobil-mobil yang terparkir mulai terperosok jatuh kesana. Pohon-pohon tinggi di sekitar situ pun seolah terangkat dari akarnya. Pemandangan mengerikan dan kejadian paling menegangkan yang pernah Mandy rasakan.

Bahkan setelah gempa reda, orang-orang tak berani masuk kedalam rumah. Khawatir akan adanya gempa susulan. Mandy dan para tetangganya berkumpul ketakutan. Sebagian dari mereka menelepon sanak saudaranya, sebagian lagi mengecek status gempa di media online. Dan sebagian besar dari mereka dipastikan akan mengalami trauma. Mandy lalu mengulang panggilan teleponnya pada Ren setelah tadi sambungannya dikatakan sedang sibuk.

'Angkatlah aku mohon angkatlah'.

Berkali-kali ia mencoba menghubunginya tapi tak pernah tersambung. 'Nomor yang anda hubungi, berada diluar jangkauan.

Gempa itu melanda seluruh N-City. Menghancurkan banyak bangunan dan jalan. Dan memakan banyak korban.

Putus asa menghubungi Ren, Mandy mendapat firasat buruk. Kemudian setelah beberapa kali gagal, Mandy akhirnya berhasil menelepon Nishida yang membawa kabar buruk. Ia pun belum berhasil menghubungi Ren kembali. Gempa terjadi saat Nishida sedang menelepon Ren untuk mengabarkan jadwalnya pagi ini. Ia mengatakan Ren baru memasuki basement kantornya saat gempa mengguncang.

Pasca gempa selama dua belas menit itu, OCEAN Tower tetap berdiri dengan kerusakan minor, namun akses masuk ke basement tertutup total karena terhalang reruntuhan gedung di sebelahnya yang hancur lebur rata dengan tanah.

Bianca menjerit sebelum tak sadarkan diri karena mendengar kabar bahwa kemungkinan putranya terkubur hidup-hidup. Gema syok menangisi cucunya. Dan Mandy, gadis yang berlari ke OCEAN Tower dengan hanya menggunakan sandal rumah karena mendapat firasat akan kondisi Ren, ia mematung bagai mayat hidup yang telah ditinggalkan jiwanya saat melihat reruntuhan itu.

"Setidaknya Mandy tak akan merasa sesedih kehilanganmu, karena ia tak akan terlalu menderita jika aku yang pergi dari dunia ini". Kalimat terakhir Ren yang ia dengar di kuburan Nenna, terdengar kembali di kupingnya.

= = = " = = =

Setelah bertemu Mandy di reuni kampus, Chris pun bertemu Ren tak lama sesudahnya. Ia mengatakan tadi bertemu Mandy lalu ia menanyakan maksud kalimat terakhir gadis itu pada Ren. Walau merasa percuma, namun Ren akhirnya menceritakan tentang kejadian dimana Mandy tak sengaja mendengar pembicaraan mereka di bengkel Chris enam tahun silam. Chris baru tahu bahwa ternyata itulah penyebab kepergian Mandy dahulu kala.

Mengetahui fakta itu, membuat Chris tak bisa tenang. Pria sensitif itu merasa bisa melakukan sesuatu. Samar-samar ia ingat akan isi percakapan itu. Bahwa sebenarnya akhir darinya tidaklah seburuk apa yang terdengar oleh Mandy sampai membuatnya salah paham.

Berinisiatif untuk memperjelas keadaan, ia membuka rekaman CCTV back office bengkelnya yang tersimpan di cloud storage dan otomatis diperbaharui per sepuluh tahun. 'Kejadian itu tepat sehari setelah hari wisuda kami khan?', pikirnya mantap memutar daya ingat.

Dan beberapa hari setelah hampir putus asa mencari rekaman itu, ia mendengar berita tentang kondisi Ren setelah gempa melanda N-City.

Chris pun akhirnya merasa segala usahanya akan sia-sia. 'Bukankah menunjukkan rekaman itu mungkin hanya akan membuat Mandy menderita karena rasa bersalah telah salah paham?'. Ia akhirnya menyimpan kembali USB flashdisk berisi video percakapan itu.

Sambil turut berduka akan kemungkinan telah kehilangan sahabat semasa kuliahnya, Chris tak bisa tenang akan keputusannya itu. Ia pun merasa bahwa ada atau tidak ada Ren, Mandy perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi.

Gagal menghubungi nomor telepon Mandy yang ia dapatkan dari panitia reuni untuk meminta waktu bertemu dan menyerahkan benda itu, akhirnya ia menyalin video di dalamnya ke dalam handphonenya, lalu mengirim video itu pada Mandy. Pada gadis yang kini mati segan hidup tak mau, menangisi kepergian Ren. Tak terpikir sama sekali olehnya untuk membawa tas dan ia tak sadar handphonenya sudah mati kehabisan baterai yang memang belum sempat ia charge sejak perjalanan pulang dari G-City.

Sampai malam tiba, gadis itu terus memaksa masuk melewati garis polisi tempat Ren terkubur dalam puing-puing gedung. Ia menangis sejadi-jadinya. Nishida bahkan memeganginya yang lama-lama kehilangan tenaga.

Tim penanganan bencana negara bukannya tidak bisa menyelamatkan Ren maupun korban lain. Namun kekacauan yang terjadi akibat musibah itu, membuat crane, kendaraan pengangkat beban, tak bisa lewat begitu saja untuk mengangkat puing-puing reruntuhan yang mengubur titik lokasi yang diperkirakan sebagai tempat Ren berada. Oleh karena itu perlu dilakukan pembersihan jalan dari bebatuan besar terlebih dahulu agar all terrain crane bisa lewat, dan hal itu membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Waktu yang cukup lama dan kemungkinannya kecil untuk ditempuh tubuh manusia normal yang ingin bertahan hidup sampai ditemukan nanti.

Terlalu lemah dan kehabisan energi, Mandy pingsan di dekat lokasi Ren terkubur. Untunglah ia segera dinaikkan ke ambulance yang standby menunggu korban reruntuhan yang berhasil diselamatkan.

Berbaring di rumah sakit, kini gadis itu kembali kehilangan semangat hidup. Ia berpikir mengapa Tuhan mempermainkannya seperti ini. Apakah ini caraNya untuk menghukum Mandy yang telah salah paham atas segala yang terjadi.

Gadis yang kini benar-benar tinggal raga tanpa jiwa, dirawat oleh Yune yang datang ke rumah sakit karena mengetahui kondisinya dari berita. Gadis putus asa itu terekam kamera saat wartawan meliput berita tentang Ren. Yune segera datang ke N-City dan mencari Mandy di rumah sakit karena tak berhasil menghubungi handphonenya.

Ia tak mau makan, ataupun bicara. Jika bangun, ia akan akan menatap kosong lalu akan tiba-tiba menangis.

Nishida datang menjenguknya, dan mencoba membesarkan hati gadis itu. Ia membawakannya beberapa peralatan selama dirawat karena tubuhnya yang lemah akibat jiwa terguncang. Walau Mandy tak mengatakan apapun, namun air matanya kembali mengalir saat Nishida menceritakan tentang kondisi Gema dan Bianca. "Mereka yakin Ren akan ditemukan".

Berbeda dengan pikiran positif itu, Mandy mengubur dirinya dalam penyesalan dan pikiran negatif. Baginya Tuhan sedang menghukumnya. Bahwa Ia memberinya pelajaran karena telah salah paham terhadap Ren selama ini. Dan kehilangan Ren adalah cara terampuh untuk menyadarkan Mandy.

Sudah lima hari sejak gempa terjadi, belum ada satupun reruntuhan yang diangkat dari pintu masuk ke basement tempat Ren berada.

Dan baru pada hari kesembilan, regu penanganan bencana berhasil mendekatkan kendaraan pengangkat beban ke tempat puing-puing itu berada. Namun proses pengangkatan itu pun tidaklah mudah dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Tepat di hari ke dua belas, mereka berhasil menemukan lubang sebagai celah masuk untuk mengirim orang melakukan pencarian mendalam.

= = = " = = =

Padahal baru 1,5 bulan lalu mereka bersama, mengulang kenangan indah berdua. Kini hanya bayang senyum Ren yang datang mengganggu Mandy dalam tidurnya. Malam itu, Mandy bermimpi bertemu dengannya. "Kembalilah, aku ingin bersamamu", pintanya pada sosok Ren yang tersenyum manis tanpa kata. "Kumohon jangan pergi". Namun Ren hanya menatapnya penuh arti, dan memberinya senyum perpisahan. Sosoknya menghilang bagai debu tertiup angin.

Bila Hujan Tengah Hari (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang