CHAPTER 17

3.6K 287 11
                                    

"Agenda selanjutnya, kita akan meeting nanti sore jam 16.00 dengan president director Sky Airway, Tuan", Nishida membuka ipad di tangannya sambil menunggu respon pemuda yang matanya melihat ke satu arah, namun pandangan itu semu. "Tuan?", ulang pria di penghujung usia 40 nya itu. "Ok, as scheduled". Hanya itu jawaban singkat yang diberikan Ren sebelum personal assistantnya meninggalkan ruangan.

Sudah empat tahun sejak ia meninggalkan G-city, kota yang memberinya banyak kenangan. Ia sudah menjadi CEO OCEAN Group, sebuah perusahaan multinasional raksaksa yang sudah turun temurun menjadi sumber kekayaan keluarganya.

Kini ia sudah bukan Ren yang dulu, yang penuh kejahilan di samping imagenya yang supel, namun cool dan cerdas. Ia sudah menjelma menjadi pengusaha bertangan dingin, dan hanya bertegur sapa dengan orang yang dinilai pantas menerima responnya.

"Sayang, tumben kamu pulang tepat waktu, ayo makan malam bersama", sapa seorang wanita paruh baya saat melihat Ren masuk dan langsung menuju tangga rumah itu. "Gak lapar Ma", tolaknya halus melanjutkan langkah. "Randy Dashwood! Mengapa sangat sulit untuk mendengarkan permintaan mamamu", seorang nenek yang berjalan lambat keluar dari arah berlawanan. "Gemaaa, mengapa harus berteriak, aku gak ingin makan, gak lapar", pemuda itu tetap berjalan menuju ke kamarnya.

Padahal Mama dan Gemanya hanya cemas demi kesehatannya. Ren selalu bekerja, di kantor dan di rumah. Dan ia tidak mengimbanginya dengan makan dan tidur yang cukup. Sudah lima tahun ini ia mengidap insomnia. Kalaupun tubuhnya lelah, dan ia tertidur, ia akan terbangun dengan resah karena mendapat mimpi buruk.

"Aku baik-baik saja Ma, cuma banyak kerjaan", Ren selalu menghindar jika Bianca mulai menunjukan kekhawatiran yang berlebihan. "Harta kita tidak akan habis tujuh turunan, tapi anak mama cuma satu, cuma kamu, mama gak mau kamu sakit, Ren".

Kali ini akting mamanya lebih meyakinkan, membuat pria itu meminta maaf dan mengecup kening salah satu wanita paling berharga dalam hidupnya itu. "I'm sorry Ma, let's eat okay", ajaknya selalu setiap Mamanya mulai 'bernyanyi' karena mengkhawatirkan keadaannya.

Ren baik-baik saja. Ia tetap seorang pemuda tampan dan kaya raya. Ketampanannya justru lebih matang karena usianya yang bertambah dewasa. Ia tetap dipuja wanita yang melintas di dekatnya. Ia tetap pemuda yang di elu-elukan di keramaian. Apalagi setelah majalah bisnis kenamaan memasang wajahnya sebagai cover depan dengan title 'CEO of the year' selama dua tahun ini. Ia tinggal dengan keluarga yang mencintainya dengan asisten yang tak mungkin ia ingat namanya satu per satu. Ia tentu tidak kekurangan apapun. Kecuali gadis pertama yang berhasil mengambil hatinya, lalu meninggalkannya lima tahun lalu.

Ren sudah berusaha melakukan segala upaya. Upaya untuk mencari gadis yang hilang tiba-tiba itu. Upaya untuk melupakan kebodohannya saat membuka detail hubungannya dengan Mandy kepada teman-temannya. Suatu memory buruk yang menjadi penyesalan seumur hidupnya.

Pikirannya sering kali terlempar ke siang hari 5 tahun yang lalu, saat terakhir kali ia mendengar suara Mandy. "Aku masih di bengkel Chris, sejam sebelum kamu selesai, aku udah disana ya", janjinya untuk menjemput gadis yang masih kerja part time tersebut. Namun saat Rina mendadak datang lebih awal saat shift Mandy baru mulai, ia meminta bantuan Mandy agar mau mengisi shiftnya besok tapi ia hanya bisa mengambil shift Mandy hari itu, Mandy pun tidak bisa menolaknya. Ia melepas celemeknya dan berniat menghubungi Ren yang katanya akan menjemput. Namun kemudian ia terpikir ide untuk tiba-tiba menemui Ren, mengingat selama ini selalu pria itu yang mendatanginya.

Mandy tahu bengkel Chris. Pemuda yang juga kaya itu pun sudah ditunggu perusahaan otomotif milik keluarganya selepas kelulusan sarjananya. Bengkel besar dan selalu ramai pengunjung yang berada di tengah kota itu membuat Mandy tak sulit menemukannya. Ia ingin melihat ekspresi Ren yang terkejut melihat sosoknya yang sudah ada di depan mata.

Bila Hujan Tengah Hari (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang