CHAPTER 30

3.7K 253 1
                                    

Ren berusaha biasa saja saat ia dan Mandy bertemu kembali di kediaman Dashwood waktu gadis itu menuntun Gema masuk kerumah. "Apa hasil pemeriksaannya?", tanyanya ingin mengetahui kondisi Gema yang rutin melakukan medical check up selama enam bulan sekali. Di depan anggota keluarga Dashwood, Mandy sangat jarang merespon kalimat Ren. Ia tak ingin terdengar akrab namun ia juga merasa canggung jika harus bersikap seperti staf perusahaan, sehingga ia lebih memilih diam jika tak terlalu perlu untuk menjawab.

Mandy secara reflek perlahan melepas pegangannya pada Gema, dan Ren melanjutkan dengan menuntun Gema ke ruang keluarga. "Di usiaku ini rentan menghadapi alzheimer, Don memintaku untuk selalu aktif, tak berdiam diri, dan mengisi hari dengan kegiatan ringan", jawab Gema menjelaskan.

"Pikiranku harus selalu aktif agar daya ingatku tak menurun", lanjutnya. Bianca bergabung dengan mereka dan khawatir mendengar kondisi mertuanya itu. "Aku akan lebih banyak menghabiskan waktu dengan mama", gusarnya. Gema dengan lembut menjelaskan bahwa ia tahu Bianca sangat sayang dan perhatian padanya. "Aku merasa beruntung punya menantu sebaik Bee", pujinya memanggil nama kecil Bianca. "Dan aku senang ada gadis sesabar Mandy yang mau meladeni dan menemani nenek-nenek sepertiku", lanjutnya.

"Jika tidak mengganggu, sebisa mungkin aku akan datang menemani Gema", jawab Mandy tulus karena merasa khawatir. Bianca terlihat berpikir sejenak, sebelum berkata, "Kami tahu kamu sudah cukup repot dengan pekerjaan kantor, lalu pulangnya kamu masih harus kesini, mengapa tidak tinggal disini saja bersama kami?", ajaknya mengejutkan Ren apalagi Mandy. Gema tersenyum senang mendengar ide Bianca. "Aku akan sangat senang jika kau menemaniku tanpa harus khawatir saat kau pulang malam", tambah Gema. Kelembutan Bianca dan Gema tentu sulit ditolak Mandy, namun yang berat baginya adalah membayangkan seatap dengan Ren. Ia akan menemuinya setiap hari. Bagaimana bisa ia mempertahankan sumpahnya jika kondisi memaksanya harus selalu berada dekat dengannya. Namun di sisi lain, ia yang tulus menyayangi Gema karena rasa rindunya pada Nenna pun memang ingin menemani nyonya tua itu. Toh selama tak seatap dengan Ren pun, Tuhan selalu saja mempertemukan mereka walau Mandy tak mau.

Mandy belum menjawab apa-apa, ia pun tak kuasa menahan ekspresi bingung harus menjawab apa. "Mungkin Nona Amanda merasa sungkan karena jika tinggal disini ia jadi tidak bisa bebas membawa teman kencannya", ledek Ren yang membuat Mandy mendadak kesal. "Kau sedang berkencan Mandy?", tanya Gema tak menyangka. "Tidak, aku sama sekali tak memikirkan hal seperti itu", balasnya ingin memandang Ren dengan sinis namun itu tak mungkin dilakukannya di hadapan kedua orang tua pria itu.

"Aku... aku minta izin pulang pergi rumah ini dan rumahku, karena bagaimanapun aku tidak bisa terus menerus mengosongkan rumahku", jawabnya kemudian yang membuat Bianca dan Gema tersenyum bahagia.

"Kalau begitu, aku akan meminta Bijun menyiapkan kamar kosong di sebelah kamar Ren untukmu", lanjut Bianca yang jelas ditolak Mandy dengan panik. Ia meyakinkan Bianca bahwa cukup baginya untuk tidur di kamar yang selama ini ia tempati jika sesekali dipaksa menginap. "Tapi kamar itu kecil, perempuan butuh kamar lebih besar", paksa Bianca. Namun Mandy tetap menolaknya. Interaksi ketiga wanita itu membuat Ren tersenyum bahagia. Bahwa akhirnya tanpa usaha berarti, ia bisa tinggal bersama dengan gadis itu.

= = = " = = =

"Bijun.. aku hanya ingin bilang bahwa.. antara aku dan tuan muda, kami tidak memiliki hubungan apa-apa, selain atasan dan bawahan", berdua dengan Bijun di dapur, Mandy berusaha meyakinkannya yang tahu bahwa ada sesuatu antara Ren dengannya.

"Aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi antara kalian, yang aku tahu, kau selalu menunduk dan tak pernah secara langsung melihat ke arahnya, sedangkan tuan muda selalu memandangmu dengan berbeda", tanpa ragu Bijun mengungkapkan analisanya, membuat Mandy serba salah harus menjawab apa. "Aku tak paham gaya percintaan anak muda jaman sekarang, mengapa hal mudah kalian bikin susah", lagi-lagi Bijun mengeluarkan kalimat telak pada gadis itu.

Bila Hujan Tengah Hari (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang