CHAPTER 15 (HALF END)

3.8K 264 4
                                    

"Gila lu emang jago banget menakhlukan wanita sampe tergila-gila gitu si Mandy sama lu". Mandy menghentikkan langkahnya mendengar namanya dipanggil oleh suara seorang pria yang ia tidak tahu pasti siapa.

"Biasa aja, gak ada cewe yang gak takhluk kalo gw dekati. Sama Mandy, gw cuma butuh kesabaran lebih", firasat gadis itu mulai tak enak, ia berdiri di belakang satu sisi tembok bengkel milik Chris, dan dengan jelas ia bisa mengenali suara Ren, pria yang rencana akan ditemuinya sore nanti.

"Terus lu udah ngapain aja?", "Udah semualah ya?!", suara-suara lain silih berganti menanyakan hal yang tak pantas untuk menjadi topik pembicaraan, Mandy hanya mematung mendengar percakapan yang ia tak tahu arahnya akan kemana itu.

"Lu apain aja dia, kalian khan kemana-mana kaya perangko sama amplop", kali ini Mandy merasa mengenali suara Tommy namun ia tak terlalu yakin.

Yang ia tahu pasti, tiba-tiba kepalanya pusing, dan dadanya sesak.

"Gak perlu gw jelasin ke lu semua gw udah ngapain aja sama Mandy, lu cukup tahu setiap inch diri dia udah jadi milik gw", tak perlu melihat langsung, Mandy dapat membayangkan bagaimana ekspresi Ren saat mengucapkan kalimat tengil itu.

"Jadi bisa lu jamin ya gak akan ada lagi cowo yang mau sama bekas lu?". Di  sudut hatinya, Mandy ingin Ren membalas pertanyaan itu dengan kalimat yang tak akan menggores luka di hatinya. Namun respon salah satu pria disana menghancurkan harapan Mandy. "Anjrit lu emang penjahat ya!", suara terbahak-bahak memenuhi ruangan terbuka itu.

Gadis itu hancur seketika. Ia hadir disana dan mendengar semuanya. Ia mungkin tak hapal siapa saja pemilik suara pria di sekitar Ren, namun suara Ren, tak akan mungkin tidak dikenalinya. Suara yang selalu menemaninya sebelum tertidur di malam hari. Suara yang sudah terpatri di dalam jiwanya.

Bila Hujan Tengah Hari (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang