CHAPTER 25

3.1K 274 0
                                    

"Cantik sekali hairpinnya..", puji Mandy melihat satu dari banyak perhiasan di kamar Gema. Nyonya rumah itu sudah beberapa kali mengundangnya ke kamar, kali ini untuk menyiapkan perhiasan keluarga yang telah dibersihkan untuk dikenakan Luna di pernikahannya.

Gema menjelaskan bahwa ia mendapatkan hairpin itu dari ibu mertuanya saat keluarga almarhum suaminya melamar. "Di keluarga ini kami biasa memberikan perhiasan turun temurun pada menantu yang akan menjadi bagian dari keluarga kami".

Mandy pun menebak perhiasan spesial untuk Bianca, bahwa dari macam-macam perhiasan sederhana yang dipakai Bianca, namun ada satu kalung emerald yang tak pernah dilepasnya, dan Gema mengiyakan bahwa itu adalah kalung yang diberikannya saat Erick melamar menantunya itu. "Itu kalung yang sangat cantik dan bersinar", puji Mandy, membayangkan bandul batu hijau yang serupa dengan warna mata Bianca.

"Mungkin nanti Bianca akan mewariskannya pada istri Ren", raut muka Mandy langsung berubah setelah Gema menyebut nama Ren. Ia dengan tenangnya mengatakan bahwa Ren sudah memegang satu perhiasan darinya. Sebuah gelang dengan batu berlian hitam dan putih.

"Gelang berlian..?", memory gadis itu langsung terlempar ke saat Ren memberikan sebuah gelang padanya 5 tahun lalu.

5 tahun lalu, saat pria itu pulang kerumahnya untuk menghadiri ulang tahun Bianca, Gema melihat ketertarikan Ren akan gelang itu. "Ambil lah, berikan pada wanita yang akan kau bawa pulang dan menjadi menantu rumah ini, kataku saat itu", kenang Gema.

"Gema akan langsung tahu mana menantu yang kupilih hanya dengan melihat gelang ini melingkar di pergelangan tangan wanita yang kucinta".

Seketika dada gadis itu sesak. Matanya berkaca-kaca akibat menahan perasaan karena mendengar cerita itu. Ia tak tahu sama sekali maksud dibalik pemberian gelang itu dari Ren. 'Saat itu bukankah ia hanya bilang, itu hadiah untuk setengah tahun usia hubungan kami?'.

Sebetulnya ia tahu mana yang benar, namun tetap ia memaksa dirinya untuk berpikir sebaliknya. 'Mungkin itu gelang yang berbeda dengan yang ia berikan padaku..'.

Belum selesai bercerita, raut muka Gema menerawang memikirkan saat itu. Ia mengatakan, kepada siapa Ren berikan gelang itu, baik ia dan Bianca tak tahu. Yang ia tahu, cucunya itu berubah sejak kelulusannya, ia tak sebahagia seperti kepulangan sebelumnya.

Ren selalu mendapatkan apa yang ia inginkan sejak kecil, namun karena kelembutan dan didikan keluarganya, ia tumbuh menjadi anak yang sopan dan berprestasi. Kekurangannya hanyalah dalam urusan asmara, ia belum pernah terlihat serius, mungkin karena ia tak pernah merasa kesulitan berkenalan dengan lawan jenis, dan karena segala urusan dalam hidupnya berjalan mulus, ia tak tahu arti pengorbanan atau kehilangan.

Perubahan sikapnya terlihat jelas sejak ia kembali permanen kerumah. Ia menjadi pria yang mendedikasikan dirinya untuk pekerjaan, bahkan terlalu keras pada dirinya sendiri dalam urusan kerja. Ia tak pernah bermain-main lagi, waktunya dihabiskan di kantor, seolah ingin membuat dirinya selalu sibuk. "Kau lihat sendiri ia menjadi seorang workaholic", sambung Gema. Mandy tak meresponnya. Gadis itu sedang mencoba membelenggu perasaannya lagi.

"Aku harap, ia menjadi pemimpin perusahaan yang dicintai bawahannya", harap nenek yang berkaca-kaca karena mengingat cucu kesayangannya.

"Ia atasan yang sangat dicintai para staffnya", Mandy mencoba menghibur wanita tua yang akhirnya tersenyum tenang.

Walau Mandy tak pernah mencari tahu tentang CEO nya itu, pria yang pernah ia tinggalkan itu tetap bisa mengusik hidupnya walau dalam kondisi yang tak langsung. Mandy malah jadi lebih sering mendengar tentang pria itu entah dari pembicaraan para pejabat kantor yang menyetujui kebijakan dan keputusan bisnisnya, atau dari karyawan yang terpacu dengan keberhasilan karirnya, sampai sesama karyawati yang mengagumi super big bos nya itu. Mereka yang tanpa sengaja mengganggu pikiran Mandy karena terang-terangan membicarakan kekagumannya pada sosok tampan dan dingin diluar itu.

Bila Hujan Tengah Hari (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang