"Jadi, Apakah bangchin is real?" Pertanyaan tiba-tiba dari Seokjin membuat Sowon dan Umji menengok.
"Apa maksudmu?"
"Apakah suatu saat akan menjadi real? Kau tau, seperti Umji dan Suga." Suga auto gaplok Seokjin dan Umji auto "sunbaenim!!!"
Seokjin hanya tertawa terbahak-bahak.Sowon menengok pada Umji
"Oh Umji, ada apa ini?" Tanyanya pura-pura tidak tau.
"A-ada apa ?" Umji menjadi gugup.
Suga memperhatikan Umji sambil tersenyum kecil.
"Kudengar kau-" Seokjin memotong ucapan Sowon.
"Sowon-ah, liat!!! Toko manisan diskon 50%!!!" Teriak Seokjin dan menariknya pergi meninggalkan Suga dan Umji.Umji tertawa melihat sifat kekanak-kanakannya Seokjin.
"Umji-ya," panggil Suga.
Umji menengok dan tersenyum, "Ya?"
"Eonnie-eonnie mu tidak ada yang tahu tentang kita?"Umji terdiam gugup.
"Ha-hanya Yuju eonnie." Ucapnya pelan.
"Aku pun awalnya mau menyembunyikannya. Tanpa disangka mereka menguping. Tapi padahal kita tidak berpacaran tapi kita menyembunyikannya, aneh sekali. " Suga tertawa."A-apa mereka marah?" Tanya Umji
Suga mengangkat salah satu alisnya.
"Kenapa harus marah?"
Umji menghela nafas.
"Sowon eonnie punya trauma masa lalu yang menyebabkan dia jadi overprotektif terhadap kami."
Suga antusias mendengarkan kemudian Umji tanpa sadar malah menceritakan apa yang terjadi.
"Pfft, dia nggak cerita ke Seokjin tapi cerita ke aku, dasar." Batin Suga.Sementara itu Seokjin dan Sowon,
"Kamu segitunya suka manisan?" Tanya Sowon penasaran.
Seokjin mengangguk.
"Ya ngga suka-suka amat sih. Suka aja. Dan supaya mereka berdua."
Sowon melotot.
"Ayolah Sowon-ah, jangan khawatir. Meskipun Suga dingin, ia tidak menggigit!" Seokjin ngejoke."Haha setidaknya ia bisa membuat Umji nyaman. Selama Umji nggak berkata jujur padaku, aku hanya akan menyetujuinya setengah." Sowon melipat kedua tangannya.
Seokjin menggeleng-geleng.
"Trauma apa yang membuatmu seperti ini, Sowon-ah?" Tanyanya.
Ia masih belum menyerah untuk mengetahui kebenarannya."Ceritanya terlalu panjang, bahkan seharipun mungkin tidak cukup!" Kata Sowon melebih-lebihkan.
"Tidak apa. Aku akan mendengarkan hingga akhir meskipun memakan waktu seharipun. Jangan khawatir. Aku akan mendengarkan selama apapun agar aku dapat membantu mu merelakan masa lalu mu itu." Seokjin menatap Sowon dengan sangat serius saat ini.Jantungnya menggila, mungkin saking gilanya ia ingin memukul Seokjin agar mata indahnya berhenti menatap Sowon.
"A-ah, baiklah. M-mungkin lain kali kuceritakan." Jawab Sowon sedikit gugup dan memutus eye contact mereka.Seokjin tersenyum.
"Aku tunggu ceritamu." Kata Seokjin kemudian pergi ke kasir untuk membayar belanjaannya.
Sowon hanya terdiam melihat Seokjin."Huft, pada akhirnya aku memang harus bercerita padanya, ya? Padahal aku nggak pernah menceritakan hal semacam ini pada siapapun." Sowon menatap layar handphone nya.
Kemudian mengecek notifikasinya.
Sangat sepi.
Hanya ada satu notifikasi dari Seokjin.
Tadi ia missed call.Entah bagaimana, ia tiba-tiba diserang rasa rindu.
Rasa rindu terhadap notifikasi dari masa lalunya.
Ia memang membenci orangnya, tapi perkataannya, salamnya, basa basinya tak bisa begitu saja ia lupakan dari otaknya.
Itu merupakan memori indah pada masanya.Kadang Sowon merasa dirinya menyedihkan.
Ia yang paling tua tapi menjadi yang paling tidak bisa merelakan masa lalu.
Ia memang dewasa untuk berbagai hal.
Tapi tidak untuk masalah ini.
Ia kadang iri dengan teman-temannya yang lain. Mereka bisa dengan mudah merelakan apa yang pernah terjadi di masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aestas Lover ✔️ •Bangchin•
RomanceCerita tentang dua grup yang saling tak mengenal tapi berakhir dengan kolaborasi dan cinta. Keep Love and Support Bangchin - Navi 💜 S U M M E R 2019- ✨ HIGHEST RANK #2 UMGA #2 TAERIN #7 SINHOPE