22

876 77 0
                                    

"Kurasa ada sesuatu antara Eunha-Jungkook-Kyung." Sinb memulai pembicaraan.
Saat ini Sinb, Sowon, Yerin dan Umji sedang berada di kafe Sana, bersantai.
Sowon mengangguk setuju.
"Waktu itu ia pulang dengan muka kusutnya dan tak mau menceritakan apapun."

"Aku penasaran apa yang terjadi."
Semua mengangguk setuju.

"Apa mau tanyakan pada Jungkook?" Usul Yerin.
"Tak usah jauh-jauh tanya Jungkook. Tanyakan padaku juga bisa." Sana muncul dari balik bar.

"Sana-ya, sudah lama tidak bertemu denganmu." Sapa Yerin.
"Kalian juga udah lama nggak kesini. Aku merindukan kalian!"
Mereka berpelukan singkat kemudian kembali duduk.

"Kyung nembak Eunha."
"WHAT?!" Yeochin tersentak.
"A-a-a-apa dia menerimanya?" Tanya Sowon panik.
Sana menggeleng.
"Tidak. Eunha menyukai Jungkook."
Sowon menghela nafas lega.

"Lalu apa yang terjadi?" Tanya Umji.
"Pada sore hari Eunha menemukan mereka sedang bertengkar atau lebih tepatnya Jungkook menampar Kyung."
"HA?!"
"Setelah itu mereka tidak mengobrol lagi, Jungkook dan Eunha. Eunha yang minta."
"Hah? Si bantet itu? Lalu bagaimana dengan Kyung? Sampai hari ini mereka masih menghabiskan waktu bersama woi." Sinb mendadak gelisah.

"Kurasa Kyung mengambil kesempatan itu untuk pdkt dengan Eunha."
"S-sunbaenim satu itu.. keterlaluan!" Yerin jadi marah.
Sana menggeleng.
"Jungkook juga patut disalahkan. Kenapa dia nampar Kyung? Bisa jadi karena cemburu. Tapi bukannya itu berarti dia orang yang temperamen?"
Sowon menggeleng tidak setuju.

"Tidak! Jungkook bukan orang yang seperti itu woi." Ia membela Jungkook.
Sana mengangkat bahu. "Kalau begitu kenapa dia nampar Kyung?"

Sowon meremas roknya, mukanya merah padam.
Dengan cepat ia segera mengambil tasnya, membayar dengan uang berlebih dan langsung pergi meninggalkan bar.
"Eonnie mau kemana?" Tanya Umji.
Sowon berhenti berjalan dan menengok pada Umji. "Memastikan ke Jeon Jungkook. Karena aku nggak percaya dia seperti itu." Katanya tajam.
.
.
.
"Jeon Jungkook!" Panggil Sowon ketika melihat Jungkook yang sedang berada di taman, belajar.
"Ah noona." Jungkook meletakan bukunya itu.

"Kau- apa benar kau menampar Kyung?"
Pertanyaan Sowon membuat Jungkook terdiam.
Terdiam sangat lama.
"Hei, JAWAB AKU JEON JUNGKOOK!" Teriak Sowon.

Jungkook menghela nafas panjang.
"Iya. Aku menamparnya."
Sowon terperanjat.
"K-katakan kepadaku kalau kau tidak bermaksud melakukannya." Suara Sowon bergetar saat ini.

Jungkook menggeleng, "Aku bermaksud melakukannya. Untuk memberinya pelajaran."
Sowon makin tidak percaya akan apa yang ia dengar.
"Kau juga terluka."
"Tentu saja kami bertengkar bukan musyawarah mufakat."

Sowon masih tidak percaya.
Orang yang sangat ia percaya ini,
Orang yang ia nilai sangat baik ini,
Melakukan hal kasar seperti itu.

"K-k-katakan padaku bukan kau yang memulainya."
Jungkook terdiam dulu sebelum akhirnya menjawab "Iya, aku yang mulai. Kau puas? Butuh jawaban apa lagi?! Tinggalkan aku sendiri!" Jungkook bergegas pergi meninggalkan Sowon yang menatapnya dengan tatapan kosong.

"T-tidak. Aku tidak percaya. JEON JUNGKOOK, AKU TIDAK AKAN PERNAH PERCAYA DENGAN SEMUA PERKATAANMU TADI. KEMBALI KESINI DAN JELASKAN YANG SEBENARNYA TERJADI HARI ITU!" Teriakan Sowon tak mampu membuat Jungkook membalikkan badannya.
"JUNGKOOK, AKU MOHON PADAMU."

"A-a-aku mohon."

Kaki Sowon melemas hingga ia terduduk di rumput saat ini.
Ia meremas tangannya hingga benar-benar memerah.
Air matanya jatuh begitu deras.
"Jungkook aku percaya padamu. Kumohon katakan yang sejujurnya." Bisik Sowon.
.
.
.
Seokjin yang baru selesai belajar dari perpus langsung pergi menuju kantin karena perutnya keroncongan.

Aestas Lover ✔️ •Bangchin• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang