24

911 88 0
                                    

"Senang bisa bertemu denganmu lagi!" Sapa ibu Yerin ramah.
Taehyung tersenyum. "Aku juga senang bertemu denganmu lagi. Kami juga membawa lebih banyak stroberi untuk ahjumma, aku harap ahjumma menikmatinya." Kata Taehyung dan memberikan stroberi yang telah mereka petik.

"Ngomong-ngomong, kamu tinggal dimana?" Pertanyaan itu membuat Yerin mencium sesuatu yang tidak beres.

"Dorm kami bersebelahan." Mendengar itu ibu Yerin langsung terkejut senang.

"Astaga kalau begitu kamu bisa menjaga anak ku dengan mudah!" Yerin melotot mendengarnya.

"Tentu saja. Aku selalu menjaganya." Taehyung tertawa.

"Apa hubungan kalian saat ini?" Pertanyaan yang tak diinginkan benar-benar dilontarkan.
"Sudah kuduga aku mencium bau-bau pertanyaan aneh." Batin Yerin.

"Eomma kenapa berkata seperti itu?!" Yerin tidak nyaman mendengarnya.
"Apakah aku tidak boleh bertanya?" Tanya ibunya bingung.
"Bukankah sudah terlihat jelas?"
"Apa? Di mata ku kalian ini pacaran. Kalian pacaran?" Yerin tersedak mendengarnya.

"Kita berteman. Hanya berteman." Jelas Yerin
Taehyung menengok kearah Yerin dengan tatapan "Temen...?"
Hatinya seakan tidak menerima kebenaran itu.
"Kamu bilang kita cuman sekedar berteman?" Batin Taehyung.

"Kamu yakin Yerin-ah? Karena kurasa Taehyung tidak setuju dengan pernyataanmu tadi." Yerin melongo lalu melihat kearah Taehyung yang masih menatapnya dengan tidak terima.
"Sunbae?" Panggil Yerin menyadarkan lamunan Taehyung.

"Ah iya maaf? Iya kita berteman tapi aku ingin hubungan kami lebih dari itu."
Deg.
Suara hatinya meluncur begitu saja.
Jantung Yerin berdebar dengan kencang.
"Hubungan apa jangan bikin ambigu!" Batin Yerin.

Ibunya Yerin tersenyum lebar. "Astaga senang mendengarnya! Kalau hubungan kalian sudah berubah, kumohon tolong jaga Yerinie. Dia anak yang ceroboh tapi aku yakin dia akan membuatmu nyaman."

"Ya, dia selalu membuatku nyaman bersamanya." Batin Taehyung.

"E-eomma!" Muka Yerin berwarna merah saat ini. Ibunya hanya tertawa terbahak-bahak. Sementara Taehyung diam-diam tertawa melihat Yerin yang blushing.
.
.
.
"Moonbin seperti itu?" Tanya Sanha memastikan.
Umji mengangguk ngangguk.

"Syukurlah mereka baikan. Tapi itu kekanak-kanakan sungguh." Sanha tertawa.

"Lalu apa yang membuatmu kesal?"

"Ceritanya belum selesai Sanie!" Umji cemberut.

"O maaf." Katanya dengan ekspresi watadosnya.

"Pulangnya ia bertemu dengan doi nya. Ia menceritakan kejadian itu tapi doinya jadi mengira kalau Sinb masih menyukai Moonbin. Mereka bertengkar." Jelas Umji.

"Eungg... doinya menyukai Sinb, atau ini one side love?" Tanya Sanha hati-hati.
"Mereka saling suka. Tapi keduanya nggak sadar." Jelas Umji.
Sanha cemberut. "Itu menyedihkan."
"Aku tau, diam lah."

Sanha dan Umji menatap langit senja sambil tenggelam di pikiran masing-masing.

"Ngomong-ngomong... kamu sama Suga sunbaenim punya hubungan...ya?"
Umji menengok pada Sanha. Tumben sekali ia bertanya dengan nada sendu seperti ini.

"A-apa maksudmu?" Tanya Umji salah tingkah.
"Dia over protektif padamu."
Krik
Krik
"HAHAHAHAHAHA. Sejak kapan?! Tidak tidak. Itu tidak mungkin."
"Tidak kah kamu melihatnya kemarin? Kamu menyadari perasaan tersembunyi Jhope tapi tidak menyadari perasaan orang didekatmu?" Umji menggeleng. Ia menjadi keras kepala.

"Suga sunbaenim menyukai Hyerin sunbaenim. Sudahlah, aku tidak punya harapan." Umji menghela nafasnya panjang.
"AHA! Sudah kuduga kamu menyukainya! Tidakkah kamu menyadari kalau dia juga menyukaimu?!" Ekspresi Sanha nggak sans.

"Tidak, tidak ada, tidak mungkin." Umji selalu pesimis jika itu mengenai Suga. Otaknya telah menetapkan kalau Suga menyukai Hyerin.
"Aku cemburu kamu tau." Celetuk Sanha.

Umji mengedip dua kali.
"Kamu... apa?"
"Cemburu."
Sanha menatap Umji dalam.

"Kamu menyukaiku?" Tanya Umji polos.
"PFFT. Tidak! Hei, cemburu tidak harus suka. Aku hanya cemburu kalian berdua saling suka. Andai perasaanku juga terbalas.."
"Itu namanya iri bukan cemburu. Ya ampun kau ini membuatku terkejut." Umji menggeleng-gelengkan kepalanya dan diiringi tawa Sanha.

"Kami tidak saling menyukai. Aku menyukainya, dia tidak menyukaiku." Umji masih saja memegang teguh pendiriannya.
"Benarkah? Kamu mau terus-terusan percaya dengan pernyataan tersebut?" Tanya Sanha heran.
Padahal ia sudah menjelaskan betapa jelasnya perasaan Suga kepada Umji yang terlihat di matanya.

"Baiklah terserah kalau kamu memilih seperti itu."

"Kecuali dia ngomong baru aku percaya." Sanha tertawa, "Kamu begitu polos."

Sanha berdiri dan melihat kearah jam tangannya. "Kita sebaiknya pulang. Kudengar Yuju dirawat? Aku ingin menjenguknya."
Umji langsung mengangguk dan mengajak Sanha ke supermarket untuk membeli kado untuk Yuju.

"Buah-buahan pilihan yang tepat." Komentar Sanha. "Kamu yang beli ya. Kan kamu yang jenguk." Umji menjulurkan lidahnya sementara Sanha melotot.
Melihat ekspresi Sanha yang konyol itu membuat Umji tertawa terbahak-bahak. Sanha yang mudah tertawa juga ikut bergabung dengan Umji sehingga mereka tampak seperti orang gila ga jelas saat ini.

"Kim Yewon." Panggilan itu membuat Umji dan Sanha auto berhenti tertawa.
Umji mencari sumber suara dan terkejut ketika melihat Hyerin berada disana dengan tatapan serius.

"Hyerin sunbaenim, a-annyeonghaseyo." Sapa Umji canggung. Sanha yang mendengar 'Hyerin' langsung ber-oh dalam hati. "Jadi ini yang katanya disukai oleh Suga sunbaenim?" Batinnya.

"Aku ingin berbicara denganmu." Katanya serius.
Umji dan Sanha saling berpandangan karena bingung.
"Jangan khawatir, aku tidak gigit. Ini soal Min Yoongi." Katanya masih dengan tatapan serius yang menusuk itu.
Umji menelan ludahnya.
"Ada apa ini?" Batinnya.
.
.
.
Yuju menatap jendela rumah sakitnya. Senja tampak sangat indah dan ia menikmatinya.
Meskipun begitu, hatinya sedang bersedih. Jimin tidak datang setelah hari itu.
Yuju menyimpulkan kalau Jimin ilfeel dengannya.
Ia menghela nafas berkali-kali.
"Mungkin ia memang membenciku." Bisiknya.

Padahal kenyataannya tidak. Jimin hari itu datang menjenguk tapi kebetulan Yuju sedang tertidur. Tentu saja Jimin tak mau mengganggu Yuju sehingga yang ia lakukan hanya menatap wajah Yuju selama kurang lebih 3 jam. Karena Yuju tak kunjung bangun, ia terpaksa pulang walau sebenarnya masih ingin menemani gadis itu.

"Apa yang kau pikirkan?" Yuju tersadar dari lamunannya kemudian menyadari Eunha yang baru sampai.
"Oh. Una. Tidak ada, aku sedang menikmati senja." Jawab Yuju.

Kriek, pintu kamar terbuka lagi dan berdirilah Kyung disitu.
Yuju terkejut dan bingung.
"Hai Yuju. Aku dengar kamu sakit dari Una." Jelasnya.
"O-oh. Terima kasih telah datang."

Kyung mendekat kemudian merangkul Eunha. Yuju melotot dibuatnya. "H-hei kalian?"
Eunha yang baru menyadari tangan Kyung langsung melepaskan rangkulannya.

"Tidak kami berteman." Jelas Eunha singkat.
Yuju menatap tajam kedua orang itu.
Ia tidak percaya pada mereka.
Kedua manusia itu... mencurigakan.
.
.
.
Yerin dan Taehyung diam selama perjalanan pulang.
Perkataan Taehyung di rumah tadi masih berputar-putar di otak Yerin bersamaan dengan pertanyaannya yang menumpuk.

Itu kode kah?
Hubungan macam apa yang diinginkan?
Dia menyukaiku?
Dia serius?
Atau aku kegeeran?
Mungkin maksudnya hubungan kakak-adik?

"H-hei apa maksud perkataanmu tadi?" Tanya Yerin memecah keheningan.

Taehyung berhenti berjalan dan  menatap Yerin sambil tersenyum.
"Kurang jelas bagian mana?"
"Ha-?"

"Aku menyukaimu, Jung Yerin."

Thanks for reading 🤩

Keep love and support Bangchin yeorobun
-Navi 💜

Lots of love from Starsbyherside 🤗

Aestas Lover ✔️ •Bangchin• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang