21

900 81 0
                                    

CHAPTER SPECIAL YUMIN✨
.
.
.
"Aku akan menjaganya dengan baik!" Kata Jimin ketika Umga pamit kuliah.
Umji tertawa, "Baiklah baiklah. Jaga eonnieku ya, makasih sunbaenim!"

Jimin pun membuka pintu kamar Yuju. Disana dia masih tertidur pulas.
"Kamu sangat menggemaskan ketika tidur. Tapi tidak jadi karena kamu sakit! Hei, ayo sembuh, dan bermain lagi. Kali ini dengan keadaan sehat, kumohon." Kata Jimin sambil memandang Yuju.

Jimin berdiri kemudian pergi ke dapur. "Kuharap dia sudah bangun ketika supnya jadi." katanya kemudian bersiap untuk memasak.

Tik tok tik tok.

"Uh, astaga mataku berat sekali." Yuju berusaha membuka matanya. Setelah ia bisa melihat dengan jelas, ia berusaha untuk duduk. "Aku kenapa?" tanyanya dan melihat ke sekitarnya. "Aku dikompres?" Yuju melepas kompresan dari keningnya lalu mengecek suhu tubuhnya. "Ah... ternyata sakitnya hanya tertunda bukan menghilang."

Yuju kembali mengingat kejadian kemarin ketika pergi bermain bersama Jimin. Yang paling membekas di hatinya adalah ketika Jimin menenangkannya saat hendak naik roller coaster. Ia mendadak salting dan melupakan sakitnya.
Sepertinya Jimin memang obat yang manjur.

Samar-samar Yuju mendengar bunyi orang diluar kamarnya. Tak lama tercium aroma sup ayam yang luar biasa menggoda. "Sowon eonnie, masak apa?" Teriak Yuju.

Jimin yang sedang fokus memasak langsung mematikan kompor dan berlari ke kamar Yuju.
"Yuju-ya! Kamu sudah bangun?" Katanya bersemangat. Yuju yang baru tau Jimin ada di dalam dormnya langsung berteriak, "Ya! Apa yang kau lakukan disini?!" Jimin nyaris loncat saking terkejutnya.
"Kalau eonnie tau dia bisa marah astaga! Ia tidak pernah membiarkan cowok masuk ke dorm!" Yuju langsung berdiri hendak mendorong Jimin keluar.

Sayang, kepalanya terlalu berat hingga membuatnya terjatuh sembari memegang kepala yang cenat cenut itu. Jimin dengan sigap langsung mencegah perempuan itu jatuh ke lantai. "Hei, kamu baru bangun jangan langsung berdiri!" Kata Jimin dan membawa Yuju kembali ke kasurnya.

"T-t-tapi eonnie nanti marah! Sunbaenim aku mohon, eonnie kalau marah luar biasa. Meskipun dia perempuan, kau bisa dibuat babak belur olehnya!" Mata Yuju sudah berkaca-kaca saking khawatirnya.
Jimin tertawa melihat Yuju.

"Ya! Kenapa malah tertawa?! Kau pikir ini lucu? Aku nggak mau sunbaenim babak belur karena eonnie!" Berhasil lah air matanya terjatuh.
Jimin terkejut, "H-hei hei jangan menangis!" Jimin menghapus air mata yang kini mengalir deras itu. "Aku udah izin dan Sowon mengijinkan jadi jangan khawatir tentangku! Aku ada disini untukmu jangan menangis, aku akan baik-baik saja."
Yuju mengangguk mengerti.

"Kurasa eonnie mulai berubah semenjak ada Seokjin." Komentar Yuju.
Jimin mengangguk-ngangguk. "Setuju. Ingat hari ketika pertemuan akhir bangchin? Ketika Sowon marah kepada laki-laki yang bersama Eunha? Semenjak hari itu ia berubah." Jimin tertawa kecil.
"Kenapa memangnya?" Tanya Yuju bingung.
"Hari itu Seokjin pulang duluan padahal kami nongkrong dulu di restoran. Hari itu juga Sowon tidak pulang bersama kalian. Aku yakin Seokjin mengejar Sowon."

Jimin pun kembali ke dapur untuk menyelesaikan sup ayamnya. Tak lama kemudian ia kembali sambil membawa semangkuk sup ayam panas.
"Aku baca, sup ayam ampuh untuk orang demam."
Yuju melongo. "Sunbaenim membuatnya? Sungguh? Aku kira Sowon eonnie!"

"Aku yang membuatnya. Silahkan nikmati." Kata Jimin dan memberikan sup ayam itu. Yuju tersenyum lebar. Setelah berdoa, Yuju langsung memakan sup ayam tersebut. Maklum dari pagi belum makan.

"Yuju-ya." panggil Jimin. Yang dipanggil menengok. "Kenapa nggak bilang kalo kamu sakit?" tanya Jimin dengan tatapan serius yang membuat Yuju berhenti menikmati makanannya. "A-ah itu," perkataannya dipotong oleh Jimin. "Itu menjelaskan kenapa kamu sangat diam hari itu. Harusnya aku lebih peka lagi dan seharusnya kamu bilang padaku!" katanya sambil sedikit menaikkan nada suaranya.

Aestas Lover ✔️ •Bangchin•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang