18

906 89 5
                                    

"Obat demamnya satu." Pesan Umji pada apoteker.
"Mohon ditunggu."

Umji dan Suga pun duduk di ruang tunggu.
"Omong-omong Jiya."
Umji menengok kearah Suga.
"Ideal type mu yang seperti apa?" Pertanyaan tak terduga keluar dari mulut Suga.
Menurutmu Umji harus jawab apa? Mendeskripsikan Suga?

"O-oh? Kenapa tiba-tiba?" Tanya Umji sambil tertawa palsu.
"Penasaran."

"Uhm. Dia manis-"
"Dia? Kamu mau mendeskripsikan doi mu?" Tanya Suga.
Umji segera menggeleng.
"Maksudku orang yang manis, perhatian, eung apalagi ya? Friendly, kalau ketemu nggak canggung."
Menurut pandangan Suga, Umji sedang mendeskripsikan Sanha.
Kenyataannya Umji sedang mendeskripsikan Suga :')

"Bagaimana dengan sunbaenim?"
Suga terdiam.
"Yang menggemaskan. Ceroboh tapi Pintar."
"Hyerin sunbaenim ya? Sudah kuduga, kalian cocok kok." Kata Umji setengah hati.
"Hyerin? Kenapa kamu selalu mendorongku padanya?"

"Karena cocok(?)"

"Kami tidak cocok."

"Tapi menurutku begitu."

"Terserah."

Perdebatan itu terhenti karena obat demam Yuju sudah jadi. Umji segera membayarnya kemudian langsung pergi keluar tanpa mengajak Suga.
"H-hei apa ini? Dia marah?"

"Astaga Yewon, jangan cemburu disaat ini. Bukan waktu yang tepat!" Batin Umji sambil memijat keningnya.

"Hei kamu marah? Kamu ingin aku bersama Hyerin? Tapi aku tidak menyukainya." Kata Suga.
Umji menengok ke arah Suga.
"Marah? Tidak!" Umji melihat ke sekitar, mencari alasan untuk meninggalkan Suga seperti tadi.
10 m di depannya terlihat mas es krim lagi nongkrong.
"Aku melihat itu! Aku takut dia langsung pergi." Dustanya sambil menunjuk es krim.
Suga menghela nafas lega.
"Astaga aku kira kamu marah. Ayo kita beli."
.
.
.
Jungkook mengobati memarnya sendiri. Ia yakin tidak bisa menghapusnya 100% tapi setidaknya ia berusaha.

"Aku pulang." Katanya sambil mengompres pipinya.
"Selamat datang, makanan hampir siap- ASTAGA JUNGKOOK?!" Pekik Seokjin terkejut.
Jimin dan Jhope yang tidak tahu apa-apa langsung ikut berlari menuju Jungkook.

"LU TARUNG SAMA SIAPA DAH?!" Jhope ikutan panik.
"Masuk masuk! Aku bikinin minum!!" Kata Jimin dan melesat ke dapur.

"Yah, aku pecundang. Bukan aku yang salah, aku yang disuruh menjauh. Apa daya lah. Aku membencinya." Jungkook duduk di sofa sambil menutupi matanya dengan tangan.

"Membenci siapa?" Tanya Seokjin.

"Jung Eunbi."

Perkataan Jungkook jelas membuat teman-temannya terkejut dan speechless.

"Ka-kamu serius?"

"Tapi aku mencintainya."

"W-wha?"

Dengan begini, Seokjin Jimin dan Jhope 100% nggak tau mau bales apa. Yang bisa dilakukan mereka hanya menenangkan Jungkook.
.
.
.
"Ibu mu baik sekali! Ayahmu belum pulang ya?"
Yerin mengangguk.
"Ayah pulang larut. Kurasa orang kantoran memang seperti itu."
"Yah, memang wajar sih."

Mereka hendak menyebrang jalan. Tapi Yerin tidak menyadari kalau lampu pejalan kaki masih merah. Ia terus berjalan dan tak melihat mobil yang datang dari arah kanan.

Ia menghadap kearah Taehyung,
"Aku sangat senang melihat ibu bahagia ketika menerima stroberi tadi-" TIIIIIIINNNNN.

Semuanya menjadi gelap.
.
.
Karena Yerin menutup matanya.
.
.
Dan karena Taehyung mendekapnya.
.
.
Aman kok.
Jantungnya aja yang nggak aman.

Aestas Lover ✔️ •Bangchin• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang