1

11.9K 385 7
                                    

Aku mengerjapkan kedua kelopak mataku mencoba untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke retina, sangat silau pagi ini, tidak seperti biasanya.
“udah bangun?”

Itulah suara pertama yang ku tangkap dengan indra pendengarku. Secepat cahaya aku menoleh ke arah sumber suara, dan Oh My God, mengapa harus dia?

“Elo....?Ngapain elo ada di kamar gue? Keluar sana.... Mesum banget sih” Aku melemparnya dengan bantal-bantal yang ada di kamarku ini. Bagaimana bisa dia berada di kamar ku. Memiliki akses masuk saja tidak.

“Sadar mbak ee.... Ini kamar siapa? Salah ya kalau aku ada di kamar ku sendiri,” Ucapnya.

Seketika aku langsung mengamati seluruh ruangan ini, ternyata benar adanya, ini bukan kamar ku. Sial, kali ini dia sudah menatapku dengan senyum anehnya, dan aku tentu saja kaget bukan main. Tidak mungkin aku mengigau dan berlabuh ke rumah ini, atau mungkin jin yang sudah memindahkan ku, tapi apa iya? Atau jangan-jangan, ini ulahnya yang ingin membalas dendam padaku.

“Gila... Lo nyulik gue.....? Lo mau jual gue ya....? Oke gue minta maaf karena dulu udah maki-maki elo, tapi.. Itukan salah lo sendiri kenapa juga jadi laki mata keranjang”

“Udah pidatonya?” Dan dia menatapku dengan pandangan yang sulit diartikan.

“Pertama, yang mau nyulik kamu  itu siapa? Kedua, aku gak segila kamu yang punya pikiran buat ngejual istri sendiri, aku bukan orang yang kekurangan uang Zil, kamu kan tau, bahkan kalau aku diam di rumah aja harta ku gak akan habis, betapa kayanya aku coba?”

Aku hanya menatap makhluk sombong nan hidup di hadapanku dengan tatapan jengah. Tetapi? Sebentar sepertinya ada yang aneh.

Dia bilang ISTRI? Apa setelah bertahun – tahun aku tidak bertemu dengannya, sekarang otaknya menjadi rusak parah? Apa waktu secepat itu mengubah seseorang, tetapi kenapa harus mengubahnya menjadi gila. Dan sayangnya aku yang menjadi korban kegilaannya, tidak ada kah korban lain selain aku?

“Entar dulu deh Sam, kayanya ada yang salah, gue bukan istri lo, lo gak inget hubungan kita udah kandas tiga tahun yang lalu, gak usah ngaco deh”

Aku menatap langit dari jendela yang ada di kamar ini, berusaha memendam luka yang pernah dia berikan. Bagaimanapun juga, luka itu saat ini masih bersarang tepat di takhtanya. Luka hati sangat unik, terlalu keras aku berusaha melupa, maka semakin terasa jelas perihnya.

“Kamu istriku” Ucapnya lembut.

“Enggak Sam....kamu pikun ya... Istri mu itu kak.... “ Seketika memori kecil di otakku mulai berputar kembali. Menayangkan kepingan puzzle terindah dalam hidup. Seharusnya itu menjadi momen terindah atau bahkan terbaik yang tak akan dilupakan oleh kedua insan yang saling mencintai. Namun apalah arti kenangan itu jika aku yang mengingatnya. Kembali ku perjelas, kenangan itu hanyalah menjadi beban terberat yang telah ditakdirkan Tuhan untuk ku emban.

“Saya Terima nikahnya Izly Aulianur binti Herdi Ramadhan dengan mas kawin tersebut dibayar tunai”

“Bagaimana para saksi? Sah? “

“SAH”

“ALHAMDULILLAH”

Seketika semuanya menjadi jelas, potongan peristiwa itu menyadarkanku akan hal yang begitu pahit bahwasanya saat ini status ku sudah benar-benar berubah.
Aku Izly Aulianur tersadar dengan jelas jika saat ini dan detik ini telah menjadi istri dari seorang Samudera Ananta rizky. Dan semua ini menjadi pertanda jika kehidupan ku yang sebenarnya sudah dimulai.

“Gak mungkin.... Lo sengaja ngeprank gue kan Sam, gak lucu.....” Tak kusangka aku meneteskan air mata semudah ini di hadapannya. Jujur saja, jika aku tidak siap dengan semua ini, mengingat status masa lalu ku dengannya.

“Jangan nangis, please! Cukup dulu aja aku buat kamu nangis Zil” Sam berusaha menghapus air mata ku, namun aku segera menepis nya.

“Jangan sentuh gue! Bahkan sampai detik ini gue masih belum yakin sama takdir yang sebenarnya udah ada di hadapan mata gue sendiri Sam!”

“Terserah kamu mau percaya atau gak, sekarang cepat mandi terus turun buat sarapan, kamu dari kemaren gak ada makan, aku gak mau kamu sakit terus mami nyalahin aku” Sam berlalu setelah mengatakan itu.

Aku mengusap wajahku kasar, mimpi apa aku? Bisa menikah dengan orang yang paling aku benci, dari sekian banyaknya lelaki mengapa harus dia yang menjadi jodoh ku? Menikah dengan mantan? Dan sialnya bukan karena perasaan yang belum terhapus, melainkan karena salah sebut nama, konyol sekali bukan? Mau jadi apa hidupku ini? Kenapa harapan ku untuk menikah sekali dalam seumur hidup menjadi terasa seburam ini, sebenarnya aku tidak ingin berpisah namun di satu sisi aku juga tidak ingin bersamanya, tidak tahu apa yang harus aku lakukan saat ini. Semuanya sangat buram dan penuh keabu-abuan.

Aku menuruni anak tangga dengan malas, rasanya hidupku yang tadinya berwarna primer sekarang sudah berubah menjadi tidak berwarna hanya karena kebodohan lelaki yang saat ini sedang semangat menikmati sarapannya.

“Kamu gak akan kenyang kalau Cuma liatin aku makan Zil!”

Lamunanku terpecah saat Sam menegurku, apa pria itu punya mata di samping telinganya?

Aku sengaja memilih duduk di kursi yang jaraknya paling jauh dari kursinya, aku tak mau makan dekat-dekat dengan pria brengsek sepertinya. Aku takut jiwa ku yang polos ini terkontaminasi oleh keburukannya.

“Gak mau coba makan di ruang tamu aja? “ Sindirinya.

“Boleh juga” Ucapku sambil memasukkan suapan pertama sarapanku. Sebenarnya ini enak, tetapi karena makan bersamanya entah mengapa makanan ini jadi terasa hambar dan membosankan. Tidak ada rasa seperti dahulu ketika dia membawaku makan bersama di kantin, dahulu rasanya aku sangat bahagia bahkan aku merasa bahwa aku wanita paling beruntung yang ada di muka bumi ini, dan saat ini rasa itu berbanding terbalik.

“Untuk tugasmu sebagai istri... “

“Stop...lo taukan gue lagi makan, jadi jangan diajak ngomong, pamali” Aku memotong pembicaraannya.

Gila saja membahas masalah tugas istri saat ini, menerima kenyataan bahwa aku istrinya saja belum bisa, dan seketika itu dia meminta ku harus menjalankan tugas sebagai istri, bisa kurus kering hidupku.

“Oke.... Makanlah”

Aku menatapnya dengan pandangan sebal, kesal dan jengkel. Terus saja berpura-pura baik di hadapan ku. Aku paham dengan trik mu Sam, kamu pastinya akan membuat ku jatuh cinta untuk kedua kalinya dan kemudian akan mematahkan hatiku untuk ke sekian kalinya. Sama seperti yang dulu kau lakukan padaku.

“Memandang suami dengan pandangan benci itu dosa” Sindirnya.

“Siapa? Aku? “ Aku menunjuk diriku sendiri.

“Bukan, istriku” Ucapnya sambil menatapku lekat.

“Uhuk...... Uhuk” Aku tersedak setelah mendengar ucapannya, kacau! Begini saja sudah tersedak. Ingat Izly, ini masih permulaan.

“Kalau makan, jangan inget mantan” Dia memberiku segelas air yang langsung kutenggak habis, kemudian menatapnya jengah.

“Gue gak inget mantan, tapi mantan gue aja yang kaya setan..... Gentayangan dimana-mana” Kesalku.

Sudahlah persetan dengan istilah suami, toh aku juga tak ingin menikah dengannya.

“Hahahha.... Tandanya kamu masih cinta, gak bisa move on” Dia berjalan ke arah ku kemudian duduk di kursi yang ada di sebelahku.

Dia menggenggam tanganku yang bebas, kemudian menatapku lekat.
Aku yang ditatap seperti itu hanya mampu salah tingkah sendiri. Ah, bukan! Maksud ku gugup karena sebal atau mungkin karena sudah tiga tahun belakangan ini tidak pernah melihat tatapan itu.

“Lepasin tangan gue !” Aku berusaha meneruskan tangannya, namun ternyata sangat sulit. Pria ini menggenggam nya seolah dia tak akan pernah mau melepaskannya lagi.

“Kamu cantik, tapi....” Ucapnya menggantung.

Debaran jantung ku seolah meningkat dua kali lebih cepat dari biasanya. Sebenarnya aku menunggu dia mengatakan kata-kata selanjutnya. Jangan sampai dia mengatakan “kamu cantik, tapi BOHONG!” jika dia berani mengatakan hal seperti itu, aku pastikan akan membelah kedua bibirnya dan membuangnya ke timur dan ke barat.

“Tapi.....“

“Apa?” Ketus ku.

“Tapi judes, hahahahahahahah”

“Cewek judes itu unik”

“Iya, kaya kamu dari dulu kamu gak pernah berubah Zil, selalu aja kaya gini, sama kaya perasaan aku ke kamu, gak akan pernah berubah”

“Ihhh..... Apaan sih, gak ngaruh gue sama gombalan lo, Izly yang dulu boleh aja kepincut sama gombalan lo, tapi sekarang simpen jauh-jauh itu rangkaian kata hoax lo.... Gue gak mau denger! “ Omelku.

“Jangan biasakan pakai lo gue Zil, kamu istriku dan aku suamimu, hormati aku sebagai suamimu kali ini aja, aku sadar Zil, kesalahan aku di masa lalu memang berat buat dimaafin tapi bukan berarti harus jadi perungkitan di masa depan kan?” Ucapnya.

“Gue gak pernah setuju nikah sama lo, kenapa juga elo sebut nama gue? Jadi kalau sekarang gue gak sopan ya salahin aja diri lo sendiri” Aku bangkit dari dudukku. Benar-benar aku sangat muak.

Baru saja aku melangkah aku merasa Sam menarik tanganku sehingga mau tak mau aku jatuh dalam pelukannya.

“Kamu terlalu melampaui batasanmu, jadi jangan salahkan aku kalau aku menggunakan cara istimewa untuk menjinakkan istriku” Bisiknya tepat di telingaku, membuatku merinding sekaligus takut.

“Ehhh... Suami ku... Lepasin aku dong...mau telpon ibu soalnya, heheheh” Ucapku seadanya, maafkan aku yang harus berakting, rasanya tak mungkin aku mempertahankan egoku saat ini, aku tau bahwa Sam bukan seseorang yang main-main dengan ucapannya, jadi aku mengalah saja dulu. Lagi pula super hero akan kalah dulu kan setelah itu pasti bangkit kemudian menang melawan musuh, anggap saja aku terinspirasi dari itu. Walau sebenarnya aku merasa seperti penjilat di sini.

“Penurut....kamu mau telpon ibu?” Tanyanya padaku.

Aku hanya mengangguk sambil menatapnya dengan puppy eyes ku.

“Cium aku dulu” Ucapnya.

Aku menganga tak percaya, apa cium? Sudah gila kah dia? Ini juga kalau tidak terpaksa aku tak akan mau memanggilnya suamiku. Jangankan suami ku, memanggilnya dengan sapaan kamu saja aku tidak mau.

“Mesum..... Ogah, gue gak mau.... Sampe kapan pun gue-... “

Tiba-tiba saja Sam mencium pipiku tanpa persetujuan dariku, gila dia memang sudah benar-benar gila. Dia menatapku sambil tersenyum bahagia. Sedangkan aku hanya berlagak layaknya orang bodoh.

“Morning kiss sayang.... “ Ucapnya kemudian bangkit dan berlari keluar, mungkin dia tau sebentar lagi boom akan segera meledak.

“SAMUDERA.....! MESUMMM... RESE... BALIK GAK LO..... APA LO BILANG, MORNING KISS? MORNING KISS PALA LU PEANG..... BALIK GAK LO.... “ aku terus berteriak tak terima akan ulahnya. Wanita mana yang akan terima jika dilecehkan seperti itu? Apakah aku harus melaporkan kelakuannya kepada ibu ku, atau mertua ku. Ah mertua? Aku ingat ada yang pernah mengatakan bahwa hanya ada satu dari seribu mertua di dunia ini yang baik kepada menantunya layaknya ibu kandung. Dan aku sangat merasa underestimate dengan mertua ku saat ini

“HAHAHAH... MAAF SAYANG, AKU MAU KERUMAH MAMI DULU, MAU JEMPUT MAMI,,,TINGGAL DULU YA YANG....BYE... “ teriaknya.

Aku langsung duduk di salah satu kursi yang ada, sambil mengusap pipiku kesal. Rumah tangga macam apa ini? tidak jelas, baru sehari saja sudah makan hati, apa iya selamanya aku akan merasakan ketidak jelasan seperti ini? Tolong teko ajaib, kabulkan saja satu keinginan ku, tidak usah tiga, satu saja, aku ingin Sam menghilang dari hadapanku. Ah, bukannya dia sudah melesat ke rumah maminya itu. Dan kepada hati, aku harap kamu  bisa membentengi diri setelah ini, jangan sampai kita jatuh ke dalam luka yang sama.

***

______________________________________

Jangan lupa untuk selalu menjadi pembaca yang terang ya gaes....

Jangan lupa follow juga ig author

Ig: nailuranaivre. L

Pengantin Pengganti (Telah Tersedia Di PlayStore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang