42

2.5K 166 22
                                    

Seperti biasanya Sam akan menjemput ku setelah kegiatan belajar mengajar sudah berakhir.

"Langsung pulang atau gimana?"

"Makan ya Sam aku laper!"

"Emm, di rumah aja ya? Aku harus balik kantor soalnya hehehe" Sam tersenyum kepadaku sembari mengemudikan mobilnya.

Jika pada akhirnya pulang, kenapa harus bertanya. Percuma juga kan aku menjawab jika seperti itu.

Dengan perasaan lumayan cukup kesal aku terdampar di rumah ku. Iya kami sudah kembali ke rumah kami bahkan sebelum mami pulang. Dan akhirnya aku kembali seperti semula sendirian seperti orang bodoh di rumah sebesar ini. Kegiatan ku hanyalah berjalan ke dapur, ke ruang tamu, ke teras depan, melihat kolam renang, dan kembali lagi ke dapur, itu saja sangat produktif bukan?

Saat ini aku sedang menikmati jus jambu yang tadi dibuatkan oleh Bik Marni. Karena memang bosan dan tidak tahu harus apa, aku sengaja mencoba menghubungi Wizly, untuk sekedar bertanya kabarnya atau mungkin menanyakan masalah transferan itu. Tetapi sayang hanya suara operator yang terdengar.

Akhirnya aku iseng saja mengetik nama Wizly di internet, barangkali ada berita tentangnya. Aku membaca satu persatu berita yang ada.

"model muda Gandengan cucu pengusaha sukses"

"miliki pacar bukan orang sembarangan, ini dia potret cantiknya Wizly Citrani Elvira"

"Batal nikah dengan pengusaha sukses, di duga karena adanya orang ketiga" Seketika aku tersedak jus jambu yang ku minum saat membaca judul berita tentang Wizly. Dalam hati aku bertanya apakah aku sosok orang ketiga itu? Padahal dialah yang menjadi orang ketiga di antara hubungan ku dengan Sam.

Aku menyudahi pencarian yang cukup melelahkan ini, memang bukan lelah fisik melainkan lelah batin yang ku rasa.

Jam sudah menunjukkan pukul tiga sore dan tentunya aku harus bergegas memasak makan malam untuk kami, sebab satu jam lagi biasanya Sam akan pulang, jika tidak terlambat. Kalau Deza, saat ini dia sedang berada di rumah temannya mengerjakan tugas, katanya akan menginap untuk semalam.

Sebenarnya aku kurang suka Deza menginap, tetapi bagaimana lagi tidak mungkin juga aku memaksanya di rumah saja. Anak seperti dia bisa berteriak-teriak tidak jelas. Tetapi jika seperti ini, rumah terasa sangat sepi.

Seperti dugaan awal jika Sam pulang tepat waktu maka akan tiba di rumah pukul empat sore, dan sayangnya dia baru tiba setelah pukul setengah delapan malam. Jika kutanya kenapa terlambat alasannya hanya satu, lembur. Apa dia sangat sibuk? Ingin bertanya lebih namun aku takut ini malah menjadi masalah yang lebih serius.

"Be, kamu kapan cek kandungan? " Tanya Sam yang masih sibuk dengan laptopnya, dia memang seperti itu akhir-akhir ini lebih banyak bekerja ketimbang beristirahat, terbukti bukan jika dia dikantor tidak bekerja, oleh karena itu pekerjaannya akan ia kerjakan di rumah.

"Masih dua minggu lagi"

"Emm, kayanya besok aku harus keluar kota deh"

"Kenapa gitu? Kamu tega ninggalin aku?" Perasaan ku mulai berkecamuk saat mengetahui Sam akan pergi meninggalkan ku, jangan-jangan itu hanya alasan saja, sebenarnya dia ingin berkencan dengan Wizly.

"Ada urusan kerjaan"

"Cuma tiga hari aja, gak lebih" Tambahnya.

"Sekarang aja Kamu bilangnya gak lebih, tingkat pulang kerja aja kamu korupsi Sam, mending kalau yang dikorupsi waktu kerja kamu, ini yang kamu penggal waktu bareng aku"

"Kamu belum minum susu kan? Aku buatin dulu, biar kamu marahnya tambah semangat, bentar ya" Sam mencium pipi ku sekilas kemudian beranjak dari duduknya dan pergi ke dapur.

Selepas Sam ke dapur untuk membuatkan ku susu, aku hanya mengomel tidak jelas. Rasanya begitu kesal mendengar dia akan meninggalkan ku. Tak lama ku lihat ponselnya bergetar. Aku mengernyit ketika melihat nomor tak dikenal itu masih menghubungi nya, apa ini Wizly? Dan kebetulan sekali Sam sedang ke dapur. Aku sengaja mengangkat panggilan itu.

"Sam, kapan transfer? Kata kamu janji bakalan transfer hari ini, gimana sih kok sampe sekarang gak ditransfer?"

Aku menggenggam erat ponsel ini ketika suara Wizly terdengar ditelinga ku. Benar ketakutan ku selama ini. Jika Wizly dan Sam masih memiliki hubungan.

"Sam! Sam! Kamu di sana kan? Aku gak mau tau ya Sam, kamu harus transfer sekarang kalau enggak, Aku gak bakal matiin teleponnya"

"Be, kamu lagi apa? ini susunya"

Aku berbalik menatap Sam kecewa. Ku ambil gelas yang ia berikan lantas ku banting begitu saja ke lantai. Hal ini tentu saja membuat Sam berbalik menatapku tajam.

"KAMU APA-APAAN SIH ZIL? GAK MENGHARGAI BANGET! SALAH AKU APA?"

"kamu masih tanya salah kamu apa? Nih, Dengerin suara siapa? Jahat kamu Sam" Aku sengaja meloudspeaker panggilan ini.

"Sam! Kamu gak papa kan? Ada Izly ya?"

"IYA INI GUE? KENAPA? SENENG YA?" ucap ku marah, namun tetap saja aku yang menangis di sini.

"Zil, dengerin gue dulu!"

"Kenapa juga gue harus dengerin elo, dasar perebut kebahagiaan orang! Belum puas lo ly hancurin hubungan gue sama Sam dulu? Dan sekarang, setelah kami baik-baik aja lo datang lagi, salah gue apa Ly? APA SALAH GUE?"

PRAKKK

Aku membanting ponsel Sam asal. Biarlah ponsel itu menjadi pelampiasan sakit hatiku kepada dua insan ini.

"DAN KAMU SAM? AKU GAK NGERTI SAMA KAMU, BERULANG KALI AKU TANYA KE KAMU, KAMU CINTA GAK? KAMU BILANG CINTA, CINTA, DAN CINTA, NYATANYA APA? INI YANG KAMU BILANG CINTA?"

"sakit Sam, dua kali kamu nyakitin aku dengan luka yang sama, seburuk apa sih aku jadi istrimu sampai kamu tega cari kebahagiaan lain di luar sana?"

Sam hanya menitikkan air mata melihat aku yang sudah mirip dengan orang gila. Dia berusaha menggenggam tangan ku namun ku tepis begitu saja. Aku tidak mau luluh dengannya lagi.

"Dengerin aku! Please"

"Percuma aku dengerin kamu"

"Aku bisa jelasin semuanya"

"Kalau emang kamu mau jelasin, kalau emang kamu gak ada niat nyakitin aku, udah dari kemarin kamu jelasin ke aku, tapi apa? Kamu itu cuma nunggu aku tersakiti dengan sendirinya kan?"

"Sekarang rasanya Sama aja kaya dulu ketika kamu putusin aku tanpa sebab, aku hancur Sam! Kenapa disaat aku emang udah cinta sama kamu, kamunya selalu kaya gini? Aku capek"

"ZIL, Dengerin aku! Kasih aku waktu buat ngomong"

"Gak usah pura-pura nangis! Mati rasa lama-lama aku Sam kamu"

Aku bergegas meninggalkan Sam dari kamar ini. Kali ini Aku tidak akan pulang ke rumah orang tuaku lagi. Mereka jangan sampai tau masalahku. Biarlah ini menjadi tanggungan ku sendiri. Aku bersyukur Deza sedang tidak ada rumah jika ada dia, mungkin aku tidak akan bisa menangis sekeras ini. Atau mungkin yang lebih parahnya lagi dia akan mengadu kepada ayah dan ibu.

Aku duduk termenung di teras rumah, menangisi keadaan rumah tangga ku yang sangat rumit. Kenapa Sam harus menikahi ku jika cintanya hanya untuk Wizly. kenapa disaat aku sudah bisa merelakannya dia malah menarik ku ke dalam ceritanya. Dan kenapa disaat aku sudah mencintai nya dia seolah tidak puas dengan keberadaan ku.


***

Pengantin Pengganti (Telah Tersedia Di PlayStore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang