23

5.1K 215 22
                                    

"Sam..... Maafin aku" Aku menahan tangan Sam yang berlalu meninggalkan ku ketika kami sampai rumah.

"Maafin aku Sam" Aku kembali menangis, melihat responsnya padaku. Apa aku begitu melakukan kesalahan yang fatal?

"Sam... Kamu dengarkan, aku minta maaf!" Ucapku lagi namun kali ini lumayan cukup keras.

Dia berhenti kemudian menatapku tajam, ini baru pertama kali selama aku kenal Sam ia menatapku setajam ini. Aku hanya menunduk sembari melepaskan cekalan tanganku padanya dengan perlahan.

"Kamu tau, gimana khawatir nya aku waktu dapat kabar kamu hilang hah? BERAPA KALI UDAH AKU BILANG, JANGAN IKUT... INILAH YANG AKU GAK SUKA DARI KAMU, KERAS KEPALA,EGOIS,CEROBOH!!" Ucapnya. Mendadak hatiku sesak seiring dengan suaranya yang menggema di setiap sudut ruangan yang sepi ini.

Perlahan aku menatap manik matanya yang selama ini selalu menatapku hangat. Namun kali ini, hanya ada sorot kemarahan di dalamnya.

"Ohhh... Aku tau, kamu maksa ikut supaya kamu bisa berduaan sama Pacar mu itu, tanpa takut aku ganggu kamu ya?"

Aku menatapnya sedih, "enggak Sam.... Aku udah putus sama dia, cuma ada kamu"

"BOHONG..... LIHAT PAKAI MATA !"

PRAK

Sam melemparkan ponsel nya asal, kemudian berjalan meninggalkanku, aku segera memungut ponsel itu dan seketika aku langsung menutup mulut ku untuk menahan isakan ku, kulihat ada fotoku dan Ramza sedang berpelukan, Sam salah paham, ini foto lama, aku langsung terduduk dilantai, sembari terus menangis, aku sangat lelah, baru pagi tadi kami tertawa bersama dan sekarang kami jauh bagai saling tak tersentuh.

Beberapa saat aku meratapi takdir yang kembali bermain dengan ku. Aku lantas menghapus air mataku dan segera mencari kotak P3k, sebab ku lihat tangan Sam sedikit terluka, aku yakin ia mendapatkan luka itu karena mencari ku tadi.

Setelah mendapatkan kotak p3k aku segera mencari Sam di kamar. Ku lihat pria itu sudah tidur dengan posisi meringkuk tanpa mengganti pakaiannya dan hanya melepaskan sepatunya saja. Aku naik ke atas ranjang, kutatap wajahnya yang tampak lelah, tidak setenang biasanya.

Perlahan ku keluarkan peralatan untuk membersihkan lukanya, dengan hati-hati luka itu ku bersihkan, tentunya jangan sampai mengganggu tidur Sam. Kulihat dahinya sedikit mengernyit, reflek ku tiup perlahan lukanya, supaya sedikit meredakan rasa perihnya.

"Maafin aku Sam, aku mau kita kaya tadi pagi" Gumam ku.

"Aku gak tau ternyata di diemin kamu kaya gini rasanya, gak enak banget"

"Aku sayang kamu Sam" Ucapku kemudian beranjak dari duduk ku.

Mungkin dia butuh waktu, aku akan memberinya waktu hingga besok pagi, bagaimanapun aku harus menjelaskan semuanya padanya. Aku tidak ingin masalah ini semakin lama semakin berlarut.

Pagi harinya aku bangun cepat karena aku harus memasak untuk sarapan, aku sengaja memasak makanan kesukaan Sam, berharap amarahnya akan hilang dan mau mendengarkan penjelasanku.

Selesai memasak aku duduk menunggu Sam di meja makan, kulihat dia sudah rapi dengan pakaian kerjanya, dan tunggu, apa dia tak mengenakan baju yang sudah ku siapkan? karena seingatku, aku menyiapkan jas hitam dan kemeja biru kenapa sekarang ia malah menggunakan jas biru dan kemeja putih?

"Sam... Kamu gak pake baju yang aku siapkan?"

Dia tak menjawab ku melainkan langsung saja melewati meja makan, aku segera mengejar Sam dan menahan tangannya.

"Sam.... Berhenti dulu!"

Sam menghentikan jalannya namun sepertinya ia masih tak ingin melihatku. Aku menghela nafas kasar, mencoba menambah pasokan kesabaran ku, karena bagaimana pun di sini aku yang salah.

"Cepat Zil, aku gak punya banyak waktu" Ucapnya dingin.

"Sam... Kamu gak sarapan dulu, aku udah masak banyak loh"

"Aku telat"

"Tapi apa salahnya makan dulu, aku juga udah masak makanan kesukaan kamu, lagi pula ini masih jam setengah tujuh Sam... "

"Kamu ngerti bahasa aku gak si Zil, kalau aku bilang telat ya berarti udah telat, masalah makan aku bisa kok makan dimana aja, kamu gak perlu khawatir" Sam langsung menepis tanganku kemudian keluar rumah.

Kulihat dia berhenti dan berbalik menatapku, awalnya ku kira ia akan mengurungkan niatnya dan memilih makan bersama ku, tapi ternyata aku salah.
"Oia.. Kalau kamu masak banyak, suruh aja pak ujang, Dimas sama bik Marni makan, kalau gak habis.... Buang aja" Ucapnya kemudian dia berlalu tanpa berpamitan pada ku.

Seketika air mataku jatuh begitu saja, karena baru kali ini aku melihat Sam menolak ajakan ku, terlebih aku mengajaknya sarapan bersama bahkan dengan tega ia menyuruhku untuk membuang apa yang sudah ku masak.

"Sammm... Tunggu dulu..... Aku belum selesai ngomong"

"Apa lagiii?... "

"Mana janji kamu yang katanya mau setia sama aku, mana Sam.... Kamu bohong.... "

"Aku gak pernah bohong! Kamu di sini yang udah menghianati kepercayaan aku, asal kamu tau aja Zil... Aku bisa berkomitmen sama wanita yang mau berkomitmen sama aku, tapi apa buktinya? Kamu malah masih punya hubungan sama pria lain, di sini kamu yang udah bohongi aku, kamu bilang kamu udah putus kan sama dia? Apa kaya gitu wujud dari kata putus?"

"Ah..satu lagi jangan pura-pura jadi korban kamu Zil, sekarang aku yang sakit... Bukan kamu!"

Aku terus menangis mendengar ucapan Sam yang begitu menyakitkan bagiku. "Aku gak...."

"Jangan pakai jurus air mata, aku gak akan luluh dengan itu....udalah, sekarang Kamu bisa selingkuh sepuas mu Zil, aku bebaskan..... Dan tentunya aku bisa melakukan apa pun yang lebih barah dari apa yang udah kamu lakukan"

BRAK

Sam masuk ke dalam mobil aku berlari untuk mengejarnya.

"Sam... Aku gak bohong... Sam.... Sam."
Sam menutup kaca jendela mobilnya kemudian meminta Rama menjalankan mobilnya meninggalkan ku.

"SAMMM..... SAMUDRAAAAA!!! " teriak ku.

"Oalah cah ayu...... "

"Bik... Sam... Bik.... Sam ninggalin aku" Aku memeluk bik Marni sembari menangis.

"Sabar non.... Ayo masuk.... "

Aku hanya menggeleng "aku mau tunggu Sam pulang Bik"

"Iya... Iya... Tapi di dalem non, jangan di sini..... " Bik Marni menuntunku masuk.

Aku benar-benar baru mengetahui sisi lain dari diri Sam hari ini, benar kata orang jika tidak ada manusia yang tidak bisa marah, sekalipun ia tak pernah menunjukkan nya padamu, jangan dipancing, kau akan menyesal setelah melihat amarahnya.


***

Pengantin Pengganti (Telah Tersedia Di PlayStore)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang