05. The Fact

8.4K 1K 79
                                    

Minhyuk mendorong anaknya untuk berdiri di hadapan Lia yang sedang duduk di sofa bersama kakak laki-lakinya. Soobin dapat melihat jelas tubuh Lia bergetar hebat karena tangisannya. Soobin juga melihat tatapan marah Hyunsuk. Juga, tatapan kecewa kedua orang tuanya.

"Kamu cuma mau diem aja di situ?" Tanya Minhyuk, yang masih meninggikan suaranya.

"Pa.. tapi, aku beneran nggak inget pernah ngelakuin itu sama Lia." Soobin menggelengkan kepalanya frustasi.

Tangisan Lia makin kencang walaupun gadis itu berusaha menahan suaranya. Hyunsuk bangkit dari duduknya dan mendekat beberapa langkah ke Soobin.

"Banci."

Minhyuk membuang wajah melihat anak putranya disebut seperti tadi oleh Hyunsuk. Sedangkan mamanya Soobin, Minah, masih shock duduk agak jauh dari ke-empatnya.

Lama hening, handphone Hyunsuk tiba-tiba berdering. Terdapat nama kontak 'Ayah' yang langsung segera diangkatnya.

"Halo, Yah?"

"Ibu udah bangun, kamu ke sini dulu."

Hyunsuk melirik Lia sebentar lalu menjawab,

"Iya Yah, aku ke rumah." Telfon pun dimatikan.

Lia menoleh ke Hyunsuk sebelum akhirnya berdiri. Lia merapihkan jaketnya sebentar lalu tanpa bicara apapun langsung balik badan untuk keluar dari kediaman keluarga Soobin.

"Lia, mau ke mana?" Tanya si tuan rumah, Minhyuk.

Lia tidak menjawab. Dia masih memunggungi orang-orang di sana. Perempuan itu begitu malu sejak Soobin tidak mengakui perbuatannya. Lia tidak tau harus menaruh muka di mana. Lia juga tidak mau tau apa yang sedang dipikirkan Soobin sekarang. Apakah laki-laki yang sudah bersahabat bersamanya selama 15 tahun ini berfikir Lia sedang berhalu atau kah sedang mengerjainya. Lia tidak perduli. Yang dia pikirkan sekarang adalah pergi dari harapan Soobin.

"Kamu diem di sini. Kakak yang di suruh ke rumah." Hyunsuk menghampiri Lia sambil bicara lantang.

"Ayo." Hyunsuk menarik tangan Lia supaya adiknya duduk kembali. Tapi tubuh Lia dibuat kaku yang membuat Hyunsuk hanya bisa menghela nafas.

"Lia, dengerin apa kata kakak kamu." Kini mamanya Soobin akhirnya mengeluarkan suara.

Lia akhirnya pasrah. Dia kembali duduk di sofa dan membiarkan kakaknya pulang. Keadaan makin hening. Lia hanya bisa menundukkan kepalanya. Setiap Lia mengangkat kepalanya, yang dia lihat adalah tatapan bingung Soobin. Yang mana membuatnya makin sakit hati karena itu.

"Aahh.." Tiba-tiba Minah memegang kepalanya sambil meringis.

"Ma, Mama kenapa?" Tanya Soobin khawatir melihat mamanya.

Minhyuk menarik tangan anaknya saat ingin memegang pundak mamanya sendiri. Soobin lagi-lagi hanya bisa menurut dan melihat papanya membawa mamanya pergi ke kamar. Dan meninggalkannya berdua dengan Lia yang masih menunduk dan menyembunyikan wajahnya dengan rambut.

"Liㅡ" Soobin langsung terdiam sebelum menyelesaikan kalimatnya begitu Lia mengangkat sebelah tangan pertanda berhenti.

"Kamu nggak inget?" Tanya Lia pelan. Soobin tidak mendengarnya, jadi dia melangkah mendekati Lia.

"Kalo ngomong di tatap orangnya!" Perintah Soobin yang lama-lama gerah dengan sikap Lia.

Akhirnya Lia mendongak. Memperlihatkan matanya yang bengkak serta air mata yang tersisa di wajah. "Kamu beneran nggak inget? Atau.. cuma nggak mau tanggung jawab?"

SOON TO BE A PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang