"Bener, Hwall?"
Hyunjin menatap Hwall dan Lia gantian. Hwall yang jadi objek pembicaraan hanya bisa mengangguk singkat menjawab pertanyaan tadi.
"Wah gila kok gue sama sekali nggak tau sih? Parah lo!" Hyunjin tidak terima.
"Sorry Li, kalo gue gangguin lo di tahun ke-dua." Hwall mengusap tengkuknya.
"Ganggu? Enggak kok, kan cuma ngasih coklat."
"Sebenernya bukan cuma itu. Lo inget surat di loker? Itu dari gue juga."
Lia yang mendengar pernyataan Hwall menunduk malu. Ternyata selama ini, Hwall yang mengirim surat dengan isi gombalan atau kadang hal yang receh. Kadang juga isinya adalah rasa terimakasih karena Lia sehat dan masuk sekolah, jadi si pengirim bisa melihatnya.
Mengingat itu, Lia merasa senang.
"Lo selama ini nganggep gue apa, anjㅡ"
"Gue malu, Jin! Pengecut banget emang gue di SMA."
Lia diam tidak mengerti. Sampai sekarang, tidak tau apa hubungan keduanya. Sahabat yang saling tau rahasia masing-masing atau ..
"Kita kembar."
"Eh?"
"Tapi nggak identik. Gue lebih ganteng." Kata Hyunjin.
"Tai narsis banget."
"Pantesan muka kalian mirip." Lia akhirnya tersenyum membuat kedua pria di sebelahnya ikut tersenyum.
"Oh iya, udah berapa bulan?"
Plak
"Aw, sakit bangㅡ"
"Lo nanya apaan sih, Jin? Jangan ngaco!" Hwall menoyor kepala Hyunjin.
"Apaan sih, lo tuh gila main pukul sembarangan!" Hyunjin mengusap puncak kepalanya.
Lia meyudahi tawanya. "Dikit lagi delapan bulan."
Hyunjin dan Hwall sama-sama diam mendengar jawaban Lia. Apalagi Hwall yang terlihat kaget. Yang dimaksud delapan bulan tuh apa?
Lia memiringkan duduknya menghadap dua anak kembar itu. Tadi, perut besarnya tertutup meja jadi hanya terlihat dari dada hingga ke atas saja.
"Lo.. hamil?" Kaget Hwall.
"Gue tanya sini di mana letak ngaconya pertanyaan gue, hah?" Nyolot Hyunjin.
"Kapan nikahnya? Siapa bapaknya? Kok gue nggak diundang?"
"Satu-satu kalo nanya. Lagian gimana mau ngundang, lo aja nggak deket. Ngarep banget lo!"
"Gue nanya Lia, nyet!"
"Eu.. kalian nggak lanjut kerja?" Lia mengalihkan pembicaraan.
"Ah, ini kafenya Mama. Tapi udah milik gue sih, cuma masih harus dilatih lagi jadinya kerja gini." Jelas Hyunjin.
"Gue bukan karyawan sini sebenernya, cuma dipaksa aja sama nih anak." Hwall menunjuk Hyunjin malas.
"Ohh.. kalo gitu makasih ya. Aku udah lumayan tenang. Aku pulang dulu."
Lia mengambil langkah besar agar cepat keluar dari kafe Hyunjin. Sedangkan saudara kembar itu memanggilnya karena tidak ingin pertemuan mereka sesingkat ini.
"Maksudnya gimana, Jin? 'Tenang'? Emangnya Lia kenapa tadi?" Tanya Hwall beruntun.
"Tadi gue yang ngajak dia masuk. Soalnya keadaannya bikin kasian, nangis gitu."
"Jangan-jangan suaminya KDRT?!"
"HEH LO MAU KEMANA, HWALL?!!!!"
Percuma, Hwall sudah mengejar Lia yang tadi tiba-tiba lari tanpa memperdulikan perut besarnya. Jujur, Hwall khawatir. Karena ibaratnya, Lia ini mantan gebetan Hwall. Lebih tepatnya, kalau saja waktu itu Soobin tidak mengancamnya, mungkin Hwall sudah bisa mendapatkan hati Lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOON TO BE A PAPA
FanfictionBegini perubahan si bad boy Soobin ketika dirinya tau akan segera memiliki anak dari sahabatnya sendiri, Lia. Rank #1 soolia 190707 #1 choilia 190918 #1 txzy 190923 #1 choijisu 191013 #1 yeonjun 191030 ...