Lia sedang melipat baju Soobin. Tadi pagi-pagi sekali suaminya itu sudah berangkat entah kemana. Padahal Soobin tidak ada kelas di hari Jumat ini. Lia mengambil kemeja putih yang dipakai Soobin dua hari yang lalu untuk kuliah. Ketika tangannya mulai melipat, ada suatu kejanggalan di sana. Seperti ada bercak merah di kerahnya, tapi entah lah itu terlihat pudar.
Saat memikirkannya membuat nyeri di perut Lia yang sudah masuk ke bulan yang ke-tujuh. Lia meringis memegang perutnya. Sudah mulai dari minggu kemarin selalu mengalami kram, dan kata dokter itu hal yang wajar. Apalagi ini merupakan anak pertama. Jadi karena dikata tidak masalah, Lia tidak lagi mengkonsultasi kejadian ini pada dokter.
Lia berjalan gontai menuju lemari baju Soobin. Memasukkan baju-baju yang tadi dilipat ke dalamnya. Tapi baru masuk beberapa, lemari itu penuh. Karena banyak celana yang digantung di sana. Lia pun memutuskan untuk melipat juga celana-celana itu.
Dan lagi. Ada kejanggalan di salah satu celana yang Lia ambil. Itu merupakan celana yang dipakai Soobin semalam. Ada yang menyembul di saku celana Soobin. Dan itu jelas berbentuk kotak. Awalnya Lia tidak ingin tahu apa isinya, namun merasa harus memindahkan, Lia segera merogohnya.
Nafas Lia tercekat melihat benda itu. Benda kotak yang sekarang sudah pindah ke tangannya. Lia tidak percaya apa yang dia lihat.
Sebuah pengaman.
Permasalahannya adalah, dengan siapa Soobin melakukan hal itu? Lia yang notabenya merupakan seorang istri tidak merasa disentuh selain hari dimana itu menjadi hal pertama bagi mereka berdua.
Lalu, dengan siapa?
Lia menggelengkan kepalanya. Dengan perasaan campur aduk, dia mencoba melihat apakah masih ada isinya atau tidak. Siapa tau, jika masih ada, seandainya Lia sedikit tidak terbebani.
Tapi sayangnya. Kotak itu kosong. Jelas sudah dipakai isinya.
Bukankah Soobin terlalu bodoh untuk menyimpan bekasnya di saku celana?
Lia meremas bekas bungkus itu lalu segera turun ke halaman belakang untuk membuangnya ke tempat sampah besar di sana. Nafasnya tersengal. Pikiran negatif berkeliaran di kepalanya.
Dan lagi, untuk kesekian kali, Lia berprasangka buruk pada seseorang bernama Minju. Yang Lia merasa tau tapi lupa siapa orang itu.
***
"Istri lo ditinggal sendiri di rumah?"
"Hm, males gue. Capek dengerin permintaan macem-macemnya."
Soobin sekarang sedang berada di rumah salah satu teman kampusnya, Felix. Pria asal Australia itu tertawa mendengar jawaban Soobin. Sudah gila. Pikirnya. Felix ini tidak sebar-bar Soobin walaupun mengaku dirinya nakal. Setidaknya, Felix seseorang yang setia dan sangat menghargai perempuan. Tidak seperti Soobin yang sengaja meninggalkan istri mengandungnya sendirian dengan alasan yang begitu kekanakan.
"Gila lo mau enaknya doang dari dia." Felix tersenyum miring.
"Bacot ah! Gue ke sini mau lepas penat bukannya denger ceramahan lo- ah tai gue mati!" Soobin melempar ponselnya ke atas kasur Felix karena kalah dalam permainan.
Felix yang sedang duduk di bangku depan meja belajar menatap Soobin sambil menyesap permen gagangnya.
"Balik sana lo!" Usir Felix.
"Anjing nggak tau diuntung kemarin NA ke gue." Misuh Soobin.
"Kasian calon anak lo, bego. Punya bokap kayak bocah begini." Felix tertawa.
Soobin tertawa kecil. "Jujur nih, Lix. Kalo aja bukan sahabat gue yang gue hamilin, nggak sudi gue tanggung jawab." Katanya santai.
"Emang ya populasi cowok baik-baik itu dikit banget sekarang. Untung salah satunya gue." Kata Felix bangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOON TO BE A PAPA
FanfictionBegini perubahan si bad boy Soobin ketika dirinya tau akan segera memiliki anak dari sahabatnya sendiri, Lia. Rank #1 soolia 190707 #1 choilia 190918 #1 txzy 190923 #1 choijisu 191013 #1 yeonjun 191030 ...