01. Broken Boy

13.7K 1.2K 122
                                    

Di sebuah pesta kelulusan sudah seharusnya orang-orang di sana bahagia, kan. Sudah seharusnya mereka merasa haru karena akan pisah setelah tiga tahun bersama. Sudah seharusnya mereka benar-benar menghargai waktu ini karena tidak mungkin akan terulang lagi.

Tapi mari kecualikan Choi Soobin kali ini. Pria itu sudah dari jauh-jauh hari membeli sebuah dress mahal yang ia pesan bahkan lebih lama. Namun dress itu pada akhirnya berakhir di sebuah tong sampah. Seseorang yang harus menggunakannya tiba-tiba memutuskan hubungan dengan Soobin.

Ya, pria itu baru saja putus cinta tadi pagi. Setelah menjalin hubungan selama hampir empat tahun, perpisahan mereka bahkan hanya seperkian detik.

Karena umur mereka sudah legal, jadi tidak masalah kalau disediakan alkohol di sini. Lagi pula, ada guru yang mengawasi murid-murid di sini. Jadi aman-aman saja.

Lalu bagaimana dengan lagi-lagi si Soobin yang sudah meneguk sampai dua botol. Jangan lupakan sifat keras kepalanya yang seperti sudah mendarah daging itu. Berulang kali teman-temannya mengingatkan untuk menyudahi minum. Jawaban Soobin malah tersenyum dan kembali menegak seakan tuli.

Sengaja mereka menyembunyikan Soobin agar tidak terlihat guru. Karena kalau sampai seorang guru melihat keadaan Soobin yang sudah mabuk, pesta kelulusan bisa saja dihentikan. Katakan lah teman-teman Soobin egois. Karena itu, Soobin juga jarang berteman selain dengan Choi Lia.

Omong-omong soal Lia, gadis itu tidak tau dengan keadaan sahabatnya sekarang. Dia dari tadi sibuk memanggang daging bersama teman perempuan lainnya. Kadang menata buah-buahan dan lain sebagainya.

"Lia, udah liat keadaan Soobin?"

Lia mendongak di antara asap yang menyeruak dari panggangan, "Kenapa dia?" Lalu menggigit satu potong daging.

"Mabok parah tuh dia. Bujuk gih!"

Lia membulatkan matanya. Untuk anak seperti Soobin, ini bukan pertama kalinya pria itu minum alkohol. Tapi tetap saja, Soobin selalu lepas kendali jika terus memaksa minum.

Lia buru-buru mengikuti temannya yang tadi memberi tau bahwa Soobin mabuk. Ternyata Soobin ada di balik panggung, lebih tepatnya di pinggir kolam renang.

"Tuh anaknya."

"Astaga! Makasih ya Chani."

Setelah Chani mengangguk lalu pergi, Lia langsung menghampiri Soobin yang sedang duduk di pinggir kolam itu.

"CHOI SOOBIN GILA!"

"Aw akh apaan sih lo dateng - dateng mukul?" Dengan mata terpejam, Soobin memeluk dirinya sendiri menghindari pukulan Lia.

"Aku tau kamu sedih, kamu patah hati, kamu galau. Tapi bisa kan kamu tahan diri? Kita lagi bahagia di sini." Lia menekan setiap kalimatnya.

"Bahagia? Cih!" Soobin berdecih. Tangan kanannya terangkat untuk menyampirkan rambut Lia ke belakang telinga.

"Jangan paksa gue bahagia hari ini, Li."

Lia memegang tangan Soobin, "Sekarang kita pulang, oke?" Bujuk Lia selembut mungkin.

Soobin tertawa sekali lagi lalu menganggukkan kepalanya. Membujuk Soobin tidak sulit sebenarnya. Syaratnya hanya satu, Lia.

"Gue capek, Li. Mau tidur." Soobin menjatuhkan kepalanya di pundak Lia. Lia langsung berusaha berdiri sambil membopong tubuh Soobin.

Tanpa pamit, Lia pergi meninggalkan tempat lewat pintu belakang. Di sana sangat sepi karena semuanya sibuk menikmati pesta. Padahal Lia berharap seseorang melihat supaya bisa diminta bantuan. Tapi yasudah, pada akhirnya Lia berhasil membawa Soobin masuk ke dalam mobil.

SOON TO BE A PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang