Bangun-bangun Lia disuguhi tatapan mengintimidasi dari kakaknya. Lia yang masih setengah sadar hanya bisa mengerutkan keningnya. Namun ketika ia meneguk air minum, Lia sadar membuatnya lantas tersedak.
"Kakak kok disini?" Kagetnya.
Hyunsuk yang sedang bertopang dagu di sofa mengerlingkan matanya, "Tumben baru bangun."
"Emang biasa bangun jam segini kan."
"Oh ya?" Hyunsuk menunjukkan layar ponselnya, "Ini jam 10 lho, Dek."
"Hah? Bukannya masih jam 7?!"
"Iya jam 7, tadi 3 jam yang lalu."
Lia merotasikan matanya malas, "Biarin ah, Jibin juga belum bangun."
Hyunsuk menganggukan kepalanya, "Sini duduk." Hyunsuk menepuk sebelahnya yang kosong.
"Aku mau buat sarapan dulu, Kak."
"Nggak usah. Belum ada apa-apaan di dapur kamu."
"Masih ada roti kok."
"Soobin lagi beli, udah sini."
Lia akhirnya nurut ketika Hyunsuk menarik lengannya untuk duduk, "Pantesan Soobin nggak ada."
Hyunsuk mengulum senyumnya. Namun matanya tetap melirik seperti tadi, "Sengaja nggak bangunin kamu. Takut kamu cape."
"Kayak abis ngapain aja capek.."
Ucapan Lia sukses bikin Hyunsuk tambah memicingkan matanya. Padahal Lia sendiri nggak ngerti kenapa kakaknya jadi kayak gitu.
"Aku mandi dulu deh." Lia beranjak untuk pergi ke kamarnya.
"Yaudah sana."
Belum lama Lia pergi untuk mandi, Soobin datang membawa beberapa makanan di tangannya.
"Banyak banget, Bin."
"Sengaja buat simpenan jaga-jaga kalo entar laper."
"Kenapa nggak belanja bulanan aja?" Tanya Hyunsuk.
"Kapan-kapan aja deh, Lia lagi capek kayaknya."
"Bener dugaan gue." Hyunsuk mengusap dagunya.
"Hm?"
"Enggak kok. Makanya Bin pelan-pelan aja, kasian adek gue kecapean kan." Hyunsuk menepuk pundak Soobin lalu melangkah pergi untuk melihat lihat.
Soobin mikir bentar abis itu otaknya baru nyambung, "Nggak gitu Bang!"
Sedangkan ditempat Lia, gadis itu cukup 15 menit untuk mandi karena tiba-tiba Jibin terbangun dan menangis. Dengan handuk yang terlilit ditubuhnya, Lia keluar dan buru-buru menghampiri Jibin.
"Cup cup sabar ya sayang, Mama gendong sini." Lia yang sudah cukup mengeringkan tubuhnya langsung mengangkat Jibin ke dalam gendongan, namun tangisan Jibin tak kunjung berhenti.
Pintu kamar terbuka, ada Soobin yang tiba-tiba membeku ditempatnya berdiri. Lia sendiri hanya mengerutkan keningnya lalu tangannya mengkode untuk mendekat.
"Kamu pegang Jibin dulu, aku mau pake baju."
"O-oh iya.." Jibin pun dipindahkan pada papanya.
"Sama Papa dulu ya sayang, Mama sebentar aja kok." Lia mengusap kepala Jibin.
"Ganti disini aja, Li." Kata Soobin begitu Lia membawa pakaiannya bersiap masuk kembali ke kamar mandi.
Lia menoleh ke belakang dan diam. Soobin tidak melihat ke arahnya tapi Lia begitu canggung rasanya. Suara tangis Jibin juga sudah berhenti ketika bayi itu digendong papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOON TO BE A PAPA
FanfictionBegini perubahan si bad boy Soobin ketika dirinya tau akan segera memiliki anak dari sahabatnya sendiri, Lia. Rank #1 soolia 190707 #1 choilia 190918 #1 txzy 190923 #1 choijisu 191013 #1 yeonjun 191030 ...