Hanya membutuhkan waktu dua minggu untuk merencanakan pernikahan kecil-kecilan ini. Itu artinya kandungan Lia sudah memasuki usia satu bulan. Gaun dan kemeja sudah dipesankan oleh pihak Lia sedangkan untuk gereja dan tetek bengeknya dari pihak Soobin.
Walaupun pernikahannya hanya sebatas gereja, mereka memutuskan untuk tetap merayakan pernikahan ini. Dengan keluarga dan kerabat dekat saja pastinya. Lagi pula pestanya tidak dirayakan di gedung seperti kebanyakan orang, melainkan hanya sampai batas taman luas gereja yang didekor sebagus mungkin. Yang mana membuatnya terlihat sedikit mewah.
"Kak, ngapain sih?" Lia bertanya pada kakaknya yang sedang bersender pada meja rias sambil menggigiti kukunya.
"Gugup."
Lia tertawa. "Aku yang nikah kok Kakak yang gugup haha."
Hyunsuk menatap sedih adiknya. Dia mendekati Lia lalu mengelus kepalanya menggunakan dua tangan. "Adek kecil Kakak udah diambil Soobin." Katanya lebay.
"Ih nggak cocok kayak gitu." Lia menepuk wajah Hyunsuk yang menunjukkan raut sedih.
"Sedih beneran padahal."
"Sedih atau gugup?" Tanya Lia.
"Dua-duanya."
"Masa gugupnya belum ilang juga." Lia menggeleng-gelengkan kepalanya. Tadi saat resepsi, Hyunsuk bertugas untuk memegang bunga bersama Hyewon yang memegang cincin untuk kedua mempelai. Terlihat sekali tadi bahwa Hyunsuk sangat gugup saat memberikan bunga pada Lia.
Tok tok
Pintu ruang rias terbuka. Ada Hyewon yang menyembulkan kepalanya ke dalam. Lalu tersenyum saat melihat Hyunsuk sedang mengapit kedua pipi Lia menggunakan tangannya.
"Lia ayo siap-siap keluar sama Soobin."
"Iya Kak." Lia yang sudah mengganti gaunnya menjadi gaun yang lebih simpel dan pendekㅡsebatas lututㅡ tidak perlu Hyunsuk atau Hyewon lagi untuk memegangi buntut gaun yang begitu panjang.
Setelah Lia keluar dari ruang rias, Hyewon mendekati Hyunsuk dan mencolek lengan pria itu. "Masa kalah sama adeknya." Ledeknya.
Hyunsuk membuang nafas, mengalihkan pandangannya ke arah lain. "Maunya sih cepet nikah juga."
"Asik bau-baunya udah ada calon nih."
"Calon sih ada menurut gue."
"Gimana maksudnya?"
Hyunsuk merubah posisi untuk menatap Hyewon. "Cewek yang mau gue jadiin istri udah ada. Tapi nggak tau cewek itu mau apa enggak."
Hyewon terdiam mendengar ucapan Hyunsuk. Mata teduh pria itu membuatnya tidak bisa berkata-kata. Sampai suara keramaian dari luar terdengar. Hyunsuk mengacak rambut Hyewon sebelum akhirnya keluar meninggalkan gadis itu yang masih mematung di tempat.
Suara keramaian itu adalah sorakan dari keluarga serta kerabat dekat mereka saat kedua mempelai jalan pada karpet merah ala-ala artis papan atas. Di sampingnya ada hiasan bunga yang cantik serta ada sepupu dari Lia dan Soobin yang sedang menebarkan bunga saat mereka lewat.
Pesta dimulai saat suara MC membuka acara malam ini. Makanan lezat dan minuman tersedia banyak di sana. Salah satu sepupu Lia bertugas untuk meramaikan acara malam. Namanya Hyungwon. Kakak sepupunya itu yang bekerja sebagai seorang DJ mau ikut serta meramaikan acara malam ini.
Karena masih jam tujuh lewat, Hyungwon masih menyetel lagu yang slow dan romantis. Belum waktunya untuk menggila dengan lagu yang nge-beat atau semacamnya.
Banyak pasangan yang berdansa karena lagu tersebut. Seperti Suho dan Irene, Minhyuk dan Minah lalu Hyunsuk dan Lia. Iya Hyunsuk bersama adiknya. Karena tadi setelah membuka acara malam, Soobin sudah tidak terlihat lagi. Karena Lia hanya duduk sendirian mengamati orang-orang berdansa, Hyunsuk pun menawarinya dansa bersama.
"Soobin kemana?" Tanya Hyunsuk pada Lia.
Dengan perbedaan tinggi yang tidak terlalu jauh karena Lia memakai hak tinggi, membuat Lia tidak perlu lagi mendongak untuk menatap kakaknya.
"Nggak tau." Lia mengedikkan bahunya.
"Kakak kenapa nggak sama Kak Hyewon aja?" Tanya Lia.
"Kamu peran utama di sini, udah cantik begini masa diem aja di pojokkan." Kata Hyunsuk membuat Lia tertawa.
"Kasian Kak Hyewon sendirian."
"Nggak papa. Bentaran doang lagian. Dari pada nanti kangen sama Kakak."
Lia mencibir. "Pengen banget aku kangenin."
Hyunsuk mencubit pipi Lia. "Yeuh awas aja nanti ngerengek kangen."
"Nggak usah lebay deh, Kak. Rumah Soobin nggak jauh dari rumah kita."
Tatapan Hyunsuk langsung serius. Lia sudah tidak merasakan tangan Hyunsuk di pinggangnya melainkan pindah ke bahunya. Lia ikut menurunkan tangannya dari leher Hyunsuk.
"Kamu udah jadi istri orang. Tanggung jawab kamu lebih besar sekarang, Dek. Apa lagi, kamu lagi ngandung. Bukannya Kakak ngarep dikangenin sama kamu. Tapi Kakak tau, perlahan kamu bakal sibuk sama dunia baru kamu. Kamu bakal jarang nemenin Kakak ke market, kamu bakal jarang nemenin Kakak nonton, kamu bakal jarang nemenin Kakak makan mie malem malem, kamu bakal jarang jemput Kakak di kampus lagi."
Lia rasanya mau nangis sekarang. Dirinya sekarang paham maksud ucapan Hyunsuk. Memang benar, sekarang Lia memiliki dunia baru. Yaitu sebagai seorang istri dan calon mama. Akan jarang melakukan sesuatu bersama kakaknya. Yang mana setiap hari mereka lakukan.
Lia berusaha tersenyum walaupun air mata sudah tergenang. "Kan ada Kak Hyewon." Lia mencoba tenang.
Mereka diam beberapa saat sampai akhirnya Hyunsuk menarik Lia ke dalam pelukannya. "Kamu masih adek kecil Kakak. Kalo butuh sesuatu, bilang ke Kakak. Kalo kangen, langsung dateng aja ke Kakak. Oke?"
Lia menghapus air matanya lalu menangguk sambil tersenyum.
"Yang paling penting, kalo Soobin nyakitin kamu, Kakak bakal jadi orang pertama yang bikin dia nyesel."
Lia terdiam mendengar ucapan Hyunsuk. Tidak berniat untuk mengangguk ataupun berdehem.
"Padahal Kakak janji mau bawa Adek nonton Far From Home ya." Hyunsuk menggoyangkan tubuh mereka ke kanan dan kiri. Gemes sendiri karena mereka ngobrol pakai 'kakak dan adek'.
Lia sedikit merenggangkan pelukannya. "Ajak aja Kak Hyewon." Usulnya dengan mata usil.
"Hyewon emang cewek yang Kakak suka, tapi kamu tetep seorang adek yang bakal ngerengek beli es krim abis nonton. Mana mungkin kan Hyewon ngerengek juga?" Kedua tertawa lepas.
Tidak jauh, ada Hyewon yang sedang minum di salah satu stand mendengar percakapan kakak beradik itu dengan semburat merah di pipinya.
Sedangkan di tempat Soobin. Lebih tepatnya di ruang rias pria. Soobin sedang menelfon seseorang. Yang sepertinya sudah berkali - kali ditelfon tapi belum diangkat juga. Sampai ke telfon yang ke-enam, akhirnya orang di sebrang sana pun menjawab.
"..."
"Kenapa nggak dateng?"
"..."
"Kamu berubah pikiran? Bukannya kamu setuju?"
"..."
"Aku udah janji waktu itu."
"..."
"Haahh.." Soobin mengacak rambutnya.
"Aku janji." Lanjutnya.
"..."
"Aku bakal buat Lia nggak betah jadi istri aku. Kamu tenang aja, Minju."
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
SOON TO BE A PAPA
FanfictionBegini perubahan si bad boy Soobin ketika dirinya tau akan segera memiliki anak dari sahabatnya sendiri, Lia. Rank #1 soolia 190707 #1 choilia 190918 #1 txzy 190923 #1 choijisu 191013 #1 yeonjun 191030 ...