20. Meet Chae, Again

5.2K 779 47
                                    

Lia menangis dalam diam selama perjalanan pulang. Soobin ingin bertanya, namun diurungkan karena merasa bukan waktu yang tepat jika di dalam mobil. Namun melihat sedikit demi sedikit air mata Lia jatuh, Soobin merasakan sakit yang amat dalam di hatinya.

"Ssshh.." Sebelah tangan Soobin terangkat untuk mengusap kepala Lia. Namun Lia malah menggelengkan kepalanya seakan menyuruh Soobin untuk menjauhkan tangannya.

Soobin melirik sebentar sebelum akhirnya menghela nafas kasar dan menepikan mobil secara mendadak.

"Lia." Panggilnya lantang.

Lia mengusap air matanya dengan kasar dan membuang muka begitu Soobin memanggilnya. Soobin membuka sabuk pengaman agar bisa mendekat ke arah Lia.

"Lia, kamu kenapa?" Soobin masih mencoba sabar. Lia lagi-lagi menepis tangan Soobin yang tadi berada di atas kepalanya. Soobin yakin, Lia marah karena dia. Tapi pertanyaan Soobin, memang apa yang ia perbuat?

"Li, cerita. Bilang sama aku kalo aku ada salah. Kenapa selalu diem gini?"

Lia tersenyum miring masih menatap luar jendela. Tidak sanggup untuk menatap balik Soobin yang berada sangat dekat dengannya.

"Diapain sama Hwall?"

"Hwall lagi? Kenapa sih?" Sewot Lia yang akhirnya berani natap balik Soobin walaupun dari jarak dekat.

"Loh, aku kan cuma nanya?! Lagian kamu tuh kenapa sih, Liiii?" Soobin memundurkan tubuhnya lalu mengusap wajahnya gusar.

Lia tersenyum miring lalu memejamkan mata. "Jalan, capek mau tidur."

Soobin melirik Lia dengan kerutan di dahinya. Ia kembali pasang sabuk pengaman dan menyetir dengan kecepatan sedang. Akhirnya Soobin memilih membiarkan Lia dan tidak mau mengganggunya lagi.

***

Jumat di sore hari. Lia bebas dari Soobin karena suaminya itu selalu pulang larut malam setiap Jumat. Entah apa yang dilakukan Soobin di luar sana. Mungkin bersama wanita lain? Lia mulai berfikir seperti itu semenjak kejadian dua hari yang lalu.

Karena tidak ada kerjaan, sore sore gini Lia putusin untuk jalan-jalan sekitaran komplek. Tapi tiba-tiba kegiur ketika ngeliat ada tukang bubur sumsum di luar gerbang komplek. Karena kepengen, Lia segera ke ibu si penjual. Dengan daster khusus ibu hamilnya dan rambut yang dicepol, Lia tetap pede.

"Bu, mau satu ya." Pesan Lia. Si ibu itu naikin alisnya sebentar sebelum akhirnya melayani pesanan Lia.

Lia sadar. Tapi masa bodo. Lagian, Lia aja tidak kenal kan sama ibu ini.

"Pake mutiara?" Tanya si ibu.

"Mmm pake deh, dikit aja."

Selagi tangannya sibuk nuangin bubur dan segala macamnya, pasti mata si ibu selalu curi-curi pandang ke Lia. Lia ngerasa canggung dari tadi jadinya.

"Berapa, Bu?" Tanya Lia setelah si ibu menyodorkan pesanannya.

"Enam ribu."

Lia mengeluarkan uang sepuluh ribuan dan memberikannya pada si ibu. Bahkan saat ibu itu sedang merogoh kembalian, matanya masih natap Lia.

"Maaf Bu, Ibu kenal saya?" Karena ngeselin juga ditatap kayak gitu, Lia langsung to the point akhirnya.

Si ibu berdehem sebelum menjawab. "Perasaan saya liat kamu baru lulus ya?"

Kini Lia yang menaikkan sebelah alisnya.

"Saya kan mangkal di sini. Waktu itu pernah liat kamu pergi ke acara lulusan katanya." Lanjut si ibu.

Lia akhirnya ingat. Saat itu, Lia berangkat bareng Soobin naik mobil. Dan saat mobil Soobin keluar gerbang komplek, ada seorang teman rumah yang bertanya kemana mereka akan pergi. Sepertinya ibu itu tidak sengaja mendengar percakapan mereka saat itu.

"Apa hubungannya ya, Bu?"

Si ibu tidak menjawab. Melainkan memicingkan matanya ke bawah melihat perut Lia.

Dada Lia bergemuruh. Ia takut disangka yang tidak-tidak oleh orang-orang. Tangannya reflek megangin perut. "Kembalian saya mana?" Tagih Lia.

"Halah dasar anak muda jaman sekarang.." Si ibu melanjutkan merogoh uang recehannya.

Lia mengepalkan tangannya tidak sadar. Tau sendiri mulut ibu-ibu itu seperti apa, kan? Bisa saja dari cerita ibu itu bisa menyebar ke mana-mana dan merusak reputasi keluarganya. Lia tidak mau itu.

"Lho Lia? Ya ampun udah gede aja perut lo. Gimana, Li? Suami lo masih manjain nggak? Kan dari awal tau lo hamil lo jadi dimanjain gitu kan.!Hayo hayo ngaku... Duh, jadi pengen nikah juga kan gue."

Lia spontan noleh ke kanan dan ada Chaeyoung berdiri di sebelahnya sambil merangkul pundaknya. Lia bingung setengah mati, asli.

"Chae-chaeyoung?"

Chaeyoung senyum sampai eye smile nya keliatan. Seakan-akan nyuruh Lia supaya iyain aja ucapannya.

"Oh hehe Chae, udah lama nih nggak ketemu. Lagi ngapain di sini?"

"Kebetulan ngelewatin, sekalian aja tadi mampir beli bakso aci. Suami lo mana?" Chaeyoung celingak-celinguk.

"Oh.. itu.. dia kuliah."

Chaeyoung manggut-manggut. "Kuliah sore ya."

"Eh Bu, kembaliannya kasihin kali. Kasian hamil gede kelamaan diri." Kata Chaeyoung. Si ibu yang entah kenapa bengong ketika dengar percakapan Chaeyoung dan Lia segera memberikan kembaliannya.

"Ta-tadi maksud saya.. anak remaja jaman sekarang tuh suka nikah muda." Ucap si ibu random.

Chaeyoung ngetawain pelan jawaban si ibu sedangkan Lia menghela nafas dan kembali jalan masuk ke komplek.

"Eh Li, mau ke mana?" Cegah Chaeyoung.

Dalam hati Lia malas untuk ladenin Chaeyoung. Tapi ya namanya Lia, tetap aja bakal diladenin.

"Pulang."

"Lo tinggal di sini? Berdua doang sama Soobinㅡ"

"Rumah orang tua Soobin."

Tiba-tiba genggaman Chaeyoung pada pergelangan tangan Lia terlepas. "Yahh.." Chaeyoung cemberut.

"Kenapa?"

"Gue mau mampir tapi.. kalo di rumah Soobin enggak deh. Ada Tante Minah, beliau pasti masih nggak suka kan sama gue?"

Lia tertegun mendengarnya. Ia ingat ketika Minah sering kali bilang tidak suka dengan Chaeyoung.

"Nggak papa mampir aja."

"Enggak deh, kapan-kapan aja ngomongnya."

"Emang ada yang mau kamu omongin? Kenapa nggak di sini aja?"

"Duh nggak gitu, Li. Gue harus ngomongin ini heart to heart. Lo tau kenapa gue di sini? Nggak kok, bukan buat beli bakso. Tapi emang mau nemuin lo."

"Penting banget ya...?"

"Ya gimana ya... yaudah deh lupain!" Chaeyoung makin cemberut.

Lia mau ketawa aja liat ekspresi Chaeyoung. "Yaudah ke rumah aku aja yuk, nggak jauh dari rumah Soobin."

Yang awalnya tidak mau diladenin, ujung-ujungnya malah ngajak ke rumah.

Sekepo itu Lia sama apa yang mau diomongin Chaeyoung padanya.

tbc.

SOON TO BE A PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang