09. Parent's Plan

5.9K 809 46
                                    

"Ini pake aja sepuasnya. Beli sebanyak-banyaknya ya!" Mama mengulurkan tangannya yang sedang memegang black card ke depan Lia dan Soobin.

"Ma, Mama serius mau dipake semua?" Kaget Soobin.

"Itu bukan punya Mama. Punya Suho itu, tadi pagi nganterin pas mau berangkat kerja." Jelas Papa.

"Ayah ngasih ini cuma-cuma?" Kaget Lia.

"Ngapain kaget sih Li? Sering gesek tuh kartu juga." Sindir Soobin.

"Biasanya kan ditargetin sampe berapa gitu. Tapi ini.. serius sepuasnya?"

"Iya sepuasnya. Tapi inget loh yang dibeli harus perlengkapan anak semua."

"Hah?!"

"Maksudnya gimana, Ma?"

"Aduh udah sana berangkat. Ayo cepet keburu Ayah kamu berubah pikiran." Mama mendorong Lia dan Soobin masuk ke dalam mobil.

Lia masih memperhatikan kartu pemberian ayahnya lalu beralih menatap Soobin. Soobin hanya mengedikkan bahunya lalu mulai menyalakan mesin mobil.

"Li."

"Hm?"

"Ck!"

Soobin berdecak lalu tubuhnya mendekat ke Lia membuat perempuan itu sedikit kaku karena jarak yang begitu dekat.

"Ng-ngapain..."

"Lo kenapa napa gue yang disalahin nanti."

Ternyata Lia belum memakai sabuk pengamannya.

Selama perjalanan Lia tertidur. Mungkin karena semalam susah tidur yang membuatnya ngantuk di siang hari gini. Padahal sangat jarang Lia tidur siang. Saking ngantuknya, saat sampai di tujuan pun Lia masih asik bergelut dalam mimpi.

Puk puk

"Li." Soobin menepuk pelan pipi Lia.

"Lia, bangun."

Lia menggeliat dan matanya perlahan terbuka. Yang dia lihat sekarang mereka sudah ada di parkiran Mall xxx.

"Ayo turun." Pergerakan Lia terhenti ketika Soobin menahan pergelangan tangannya, yang mana membuat Lia menengok ke arahnya.

"Hm?"

"Kalo masih ngantuk tidur lagi aja. Gue beliin kopi dulu di sana." Kata Soobin setelah melihat keadaan mata Lia.

Lia mengucek matanya yang sedikit berair lalu mengangguk pelan. Soobin tersenyum melihatnya lalu menepuk puncak kepala Lia sebelum akhirnya keluar untuk beli kopi.

Meninggalkan Lia yang sedang mengatur detak jantungnya.

Selang beberapa menit Soobin belum kunjung kembali. Lia juga tidak tidur lagi karena kepikiran sama sikap sederhana Soobin tadi. Lia menatap keluar jendela, dilihatnya Soobin sedang jalan ke arah mobil. Lia langsung pura-pura tertidur sebelum Soobin menemukannya masih sadar.

Lia dapat mendengar Soobin menghela nafas dan hanya diam di bangkunya. Padahal Lia berharap Soobin membangunkannya lagi. Tapi karena tak kunjung mengeluarkan suara, Lia berusaha pura-pura bangun tidur sendiri.

"Eunggghh." Lia merentangkan tangannya ke atas, menggeliat.

"Nggak sakit kepalanya?" Tanya Soobin, memegangi belakang kepala Lia.

Lia menggeleng pelan namun tidak berani menatap balik Soobin. Soobin yang melihat gelengan Lia malah mengusap-usap kepala perempuan itu.

"Nih kopinya. Tap jangan banyak-banyak, nanti biar gue yang abisin sisanya." Soobin mengulurkan satu gelas kopi ke Lia.

SOON TO BE A PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang