28. Heart To Heart

6.4K 801 160
                                    

⚠️WARN!

nggak ada apa apa sih cuma ada yang cringe aja dikit wkwk

btw ini lebih panjang dari biasanya awas bosen

Sepulang Hwall keadaan jadi canggung entah kenapa. Lia yang menjadi diam dan Soobin yang lebih diam lagi. Namun Irene dan Minah tidak ambil pusing. Mereka sibuk memperhatikan Jibin. Untungnya mereka tidak sadar, bisa-bisa seharian dijadikan sesi wawancara kenapa keduanya jadi diam seperti ini.

"Jam mandinya Jibin nih, Soobin atau Lia yang mau mandiin?" Teriak Minah.

Lia yang sedang berada di kamar segera turun terburu-buru. Begitu juga Soobin yang sedang membaca majalah di ruang tengah tadi. Keduanya bertatapan di depan kamar mandi lalu sama-sama mengalihkan pandangan.

"Ngapain di depan? Sini masuk!" Suruh Minah. Lia masuk lebih dulu diikuti Soobin dari belakang.

"Aduh Mama nggak yakin kalo Soobin yang mandiin." Kata Minah namun tetap memindahkan Jibin ke dalam gendong papanya.

"Ajarin makanya Ma."

"Lia udah bisa kok, kemarin dia yang mandiin Jibin, makanya kamu peka dong." Cibir Minah.

Soobin tidak menghiraukan ucapan mamanya, "Ini air angetnya udah pas kan?"

"Ini masih kepanasan, tunggu sebentar lagi." Saut Lia yang refleks menyelupkan tangannya ke dalam bak mandi bayi.

"Lho Mama mau ke mana?" Tanya Soobin begitu Minah sudah diambang pintu.

"Mama lupa lagi ngadonin kue, kamu udah bisa kan Li?"

"Iya bisa kok Ma." Jawabnya membuat Minah tersenyum sebelum akhirnya meninggalkan mereka dengan Jibin.

Keduanya terdiam. Lia yang masih sesekali mengecek airnya dan Soobin yang sedang bermain-main dengan bibir Jibin.

"Ganteng ya kamu, anak Papa.." Lia menoleh mendengar Soobin menggumamkan itu.

"Tangan kamu bersih nggak?" Tanya Lia membuat pergerakan Soobin yang sedang memainkan bibir Jibin lantas terhenti.

"Mm bersih kok bersih." Angguk Soobin.

"Eh tunggu." Soobin yang ingin memasukan tangannya ke dalam bak berhenti ketika Lia menggulung kaos lengan panjangnya agar tidak basah.

"Makasih." Soobin tersenyum, Lia tesenyum.

Mereka langsung menyelesaikan dengan segera. Kasian kalau Jibin kelamaan mandinya. Setelah selesai, Lia langsung mengambil alih Jibin untuk disusui agar tidur. Namun sepertinya Jibin tidak mau tidur karena terus saja diajak bicara oleh papanya.

"Waktunya Jibin tidur, Bin."

"Jibin ngantuk? Iya? Yu bobo sama Papa sama Mama ya.."

Lia tertegun mendengar ucapan Soobin. Sedangkan Soobin sendiri sedang memindahkan Jibin ke kasur.

"Gimana caranya?"

"Hng?"

"Supaya Jibin tidur."

Lia langsung salah tingkah. Pasalnya Lia harus menyusui Jibin agar perut anaknya itu terisi dan langsung tertidur. Tapi apa iya Lia harus jawab pertanyaan Soobin.

Ceklek

Soobin dan Lia kompak menoleh dan mendapati Irene serta Minah masuk ke dalam kamar. Mereka duduk di pinggir kasur, tersenyum melihat Jibin ditengah-tengah Soobin dan Lia.

"Belum tidur?"

"Eu itu Bunㅡ"

"Waktunya kasih ASI lho, Li.." Saut Minah membuat Soobin mengerjapkan mata mendengarnya.

SOON TO BE A PAPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang