OS. 3

3.3K 337 13
                                    

Happy reading 📖


---





Suara motor yang berhenti terdengar  dari dalam garasi, pemilik motor itu melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah dengan memainkan kunci motor di tangannya.

Jennie langsung mengganti pakainya dan menuju ruang makan, dirinya sangat lapar karena makan siangnya jatuh akibat ulah Rose. Tapi di pikir pikir mereka berdua sama sama tidak makan siang. Jennie mendengus kesal mengingat kejadian di sekolah tadi. Dia mengambil sebungkus ramen lalu mulai memasaknya. Tak butuh waktu lama akhirnya dia dapat mengisi perutnya.


Saat sedang asik mengunyah seorang maid terkejut melihat Jennie duduk di meja makan dengan ramen di tangannya. "Nona, mengapa anda tidak memanggil saya, saya bisa masakan anda lauk untuk makan" maid itu menunduk takut. "Gue bisa sendiri, lanjutin aja kerjaan lo disana" maid itu merunduk sebelum pergi dia mengucapkan kata maaf Jennie hanya mengangguk menanggapinya.


Drrrtt ddrttt


L Manoban

Tempat biasa nih, nyusul gak? Cuci mata sekalian hahahaha.

Ps. Bales jangan cuma di baca. Sakit



Jennie nampak berfikir, lalu mulai mengetik balasan untuk Lisa disana. Terdengar pesan masuk lagi.



L Manoban

Gercep. Gue sendiri disini, buruan ye ga pake lama.


Jennie menaruh mangkuk bekas ramennya di tempat mencuci piring, dan bergegas mengambil  kunci motornya menyusul Lisa disana.

Jennie memarkirkan motornya dengan apik di area parkir Caffè tempat biasa mereka kumpul. Entah hanya sekedar minum, mengerjakan tugas yang pada akhirnya tidak jadi di kerjakan dan Wi-Fi gratis. Dia mengedarkan arah pandangnya mencari keberadaan manusia yang dia kenal.

Lisa melambaikan tangannya pada Jennie membuat gadis bermata kucing itu berjalan ke arahnya. Disana Lisa dengan laptopnya dan secangkir moccalate yang sudah habis setengahnya. Jennie jengah pada Lisa yang langsung terfokus dengan laptopnya. Dia memanggil pelayan untuk memesan.

"Ahh sial! " Lisa sedikit berteriak membuat Jennie yang fokus dengan ponselnya mendongkak melihat sekitar. Dia mendesis saat pengunjung Caffè ikut memperhatikan ke arah mereka.

"Jangan teriak. Malu maluin banget sih" Lisa menatap datar Jennie disana. "Greget abisnya bentar lagi menang ada yang nembak dari belakang, dog dogie" Lisa menyipit kan mata memandang ragu orang yang masuk kedalam Caffè ini. Jennie yang melihatnya ikut melirik kebelakang. "Apan si itu mata. Apa yang lo liat?"

"Itu bukannya Rose ya" Jennie kembali melirik ke belakangnya, sedikit menyipitkan mata mencoba fokus pada gadis bersurai hitam itu disana. 'sama siapa dia disana?'  batinnya kemudian dia mengedikkan bahunya. Kembali fokus dengan ponselnya, Lisa terus menatap Rose di ujung sana.

"Jen.. Itu bukannya Mr. Ok ya? Ngapain dia sama Rose kaya orang ngedate aja"

"Biarin aja sih Lisa hidup hidup mereka lo yang ribet." ucap Jennie acuh, Lisa menghela nafas lalu fokus dengan laptopnya kembali. "Lo gatau aja sifat Mr. Ok kalau di luar lingkungan sekolah"

Jennie menatap Lisa yang benar benar fokus dengan laptopnya lalu sedikit menoleh kembali ke arah Rose dan Mr. Ok. Terlihat Rose disana sedikit tidak nyaman dengan perlakuan gurunya itu. Tak sengaja mata mereka bertemu dengan cepat Jennie berpura pura fokus dengan ponselnya.

Lisa melihat Jennie berdiri langsung memfokuskan pandangan pada Jennie. "Jangan balik dulu gue belum menang ini" Jennie menoyor kepala Lisa. "Mau ke toilet gue, lo mau ikut?" Lisa hanya mencibir kecil  saat Jennie pergi menuju toilet.

Jennie keluar dari bilik hendak mencuci tangannya di washtaple hingga seorang gadis masuk kedalam toilet dengan wajah datar memandang Jennie. Dia berdiri di sebelah Jennie ikut mencuci tangannya di sana.

"Mainnya sama om om ya" Rose menghentikan kegiatan mencuci tangannya. Dia mengabaikan ucapan Jennie di sana. "Gangerti gue cantik cantik tapi selera lo jelek banget Rosie"

Rose menghadap Jennie tersenyum tapi sedetik kemudian dia mengubah wajahnya menjadi datar. "Gausah sok tau jadi orang Jennie-sii, kalau kau tidak tau apa apa lebih baik diam. Urus saja hidupmu sendiri" Jennie menyunggingkan smirknya, dia berjalan mendekat kepada Rose. Berbisik tepat di telinga gadis itu.

"seriously? Seberapa besar yang gak gue tau tentang lo? Gue tau lo lebih baik dari diri lo sendiri. Roseanne Park." Jennie pergi meninggalkan Rose yang diam di sana.

Taklama Rose ikut keluar dari toilet dia terkejut dengan suara seseorang di sana.
"Kenapa lama sekali Rose" Rose tersenyum tipis kepada orang itu. "Maaf tadi kerannya mati." orang itu mengangguk.

"Ayo pulang, aku masih ada urusan" orang itu menggandeng tangan Rose keluar dari area Caffè dan masuk kedalam mobil. Jennie melihat Rose yang di gandeng oleh Mr. Ok menuju area parkir. Dengan segera dia berdiri dan pergi meninggalkan Lisa di sana.

"Yaaaak!! Jenn.. Ck kenapa tiba tiba pergi coba" Lisa berteriak hingga membuat seluruh pengunjung kembali menatapnya dia membungkuk minta maaf kepada para pengunjung.

Jennie menaiki motornya memakai helm fullface miliknya dan pergi dari sana. Dia mengikuti seseorang yang berhenti di perumahan elit itu, Rose turun dari mobil itu dan langsung masuk kedalam rumah. Jennie masih memperhatikan orang yang berada di dalam mobil, mobil itu berjalan dan dia kembali mengikuti mobil itu.

Cukup jauh mobil itu berkendara Jennie masih mengikutinya bahkan sesekali jika mobil itu cepat dia ikut mempercepat motornya. Hingga mereka berhenti di kawasan apartment ternama milik pengusaha Song. Jennie memarkirkan motornya jauh dari kawasan apartment mengikuti gurunya itu yang naik menuju lift. Beruntung dia memakai hoodie sehingga bisa menutupi wajahnya dengan tudung itu. Dia ikut masuk kedalam lift terlihat gurunya menekan angka 35 dan Jennie menekan angka 36 agar tidak di curigai.

Mr. Ok turun lebih dulu dia menuju pintu apartment paling ujung. Lift kembali lagi Jennie turun dari lift bersembunyi di balik pot besar itu memperhatikan gurunya yang tersenyum lebar karena di sambut oleh seseorang di sana.

"Kau sudah sampai?" terdengar suara wanita di sana. Jennie menyipitkan matanya saat wanita itu memeluk gurunya. Dan mereka berciuman sangat intens. Jennie mencari ponselnya, dia mengeram kesal ponselnya tertinggal di Caffè tadi. "Bego banget segala ketinggalan" Dia merutuki dirinya sendiri Hingga akhirnya gurunya itu masuk kedalam apartment itu.

Jennie keluar dari persembunyian, berjalan menuju pintu apartment yang tadi di masuki oleh gurunya. Dia menyunggingkan  smirknya melihat pintu apartment di sana yang bertuliskan Song Ji Hyo yang tidak lain adalah pemilik dari apartment ini. Lalu Jennie pergi dari sana dia mulai mengendarai motornya kembali ke Caffè dengan kecepatan penuh. Semoga Lisa masih di sana.






" gue penasaran lihat gimana reaksi lo kalau tau ini semua Rosie" ucapnya dalam hati.











Tbc.


Hayoloh Jennie jadi mata mata wkwk enjoyed guys, don't forget vote and comment... I love you mwaahhh ❤️ 💙



#caennoersie_1

Opposite Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang