OS.25

2.3K 193 12
                                    

Happy reading 📖







🍃🍃🍃🍃




Rose turun dari motor Jennie. Hari sudah gelap saat mereka turun dari restoran itu. Perihal rencana Rose untuk mencincang Jennie itu hanya sebuah wacana, nyatanya gadis itu setelah terisi oleh makanan tidak dapat berkata banyak. Bahkan sepanjang perjalanan Rose hanya memeluk Jennie tidak protes jika Jennie mengendarai motor dengan kecepatan yang gila. Namun sesekali dia mengeratkan pelukannya seiring tarikan gas yang Jennie mainkan.

"Kau senang hari ini?" tanya Jennie saat sudah melepaskan helm dari kepala Rose. Rose mengangguk matanya sayu, nampaknya dia sudah mengantuk padahal masih jam 8 malam.

"Tentu aku senang, sangat senang.." ucapnya. Jennie menatap Rose dalam Lidahnya seakan kelu untuk bicara. Rose yang peka akan hal itu mengenyitkan dahi. "ada apa? Katakan saja Jen". Jennie menurunkan standar motornya tapi masih mendudukan diri di motor besar itu.

"Besok aku pergi, pelatih memberitahu jika ada kejuaraan bela diri di Jepang. Seharusnya yang pergi itu Jane, tapi dia mengalami cidera saat latihan terakhir kemarin. Dan pagi tadi, pelatih menelfonku untuk menggantikannya." Jennie menunduk lesu saat melihat ekspresi wajah Rose yang tidak bisa di artikan. " Mianhae Rosie-ah"

"Kau baru saja pulang dari kejuaraan Jennie." suara Rose terdengar lirih "bahkan lebam di pinggangmu saja belum pulih" Jennie mendongak melihat Rose dengan wajah terkejut. Bagaimana Rose bisa tau tentang lebam di pinggangnya.

"Ya aku tau saat kau mengambil motormu, aku sedikit mendengar pembicaraanmu dengan ajushi itu." hening sesaat. "Aku ingin egois kali ini. Jangan pergi jebal" suara Rose bergetar saat meminta Jennie untuk tidak pergi.

"Tapi Rosie-"

"Aku tidak pernah meminta hal ini padamu, aku selalu mendukungmu jika kau akan pergi bertanding. Tapi ayolah Jennie pikirkan dirimu, aku tidak ingin ada hal yang terjadi padamu. Kau baru pulang setelah 1 minggu berturut turut di busan, dan sekarang kau akan pergi ke Jepang? Aku masih.. Aku.. Aku masih merindukanmu.. Kau tidak boleh pergi, minta saja Krystal Unnie yang menggantikan Jane. " Sorot mata Rose nampak berkaca kaca, Jennie tidak berani mengangkat kepalanya untuk menatap Rose yang sedang menahan tangis. Jennie pun merasakan rindu pada gadisnya setelah 1 minggu tidak bertemu dan dia harus berangkat ke Jepang  esok hari.

" Berapa lama?" Rose bersuara lagi, Jennie ragu untuk menjawab namun Rose masih setia menatap Jennie yang menunduk sampai gadis Kim itu bersuara.

"2 pekan" jawab Jennie lirih. Rose diam, mereka bahkan baru merayakan hari jadi yang ke 1 tahun bersama, Rose tidak ingin bertengkar namun dia tidak ingin Jennie pergi.

"Aku tidak mengizinkanmu pergi." ucapnya lalu berjalan masuk kedalam rumah besar itu. Jennie yang merasa Rose pergi mengangkat wajahnya melihat kepergian Rose dengan pandangan kosong. Dia menggeram frustasi lalu memakai helmnya dan segera pergi dari sana dengan kecepatan tinggi. Rose yang belum sepenuhnya masuk kedalam rumah melihat kepergian Jennie tak sadar airmata nya menetes. Rose menghapus airmatanya, biarlah dia egois untuk saat ini lagipula ini juga demi kebaikan Jennie. Jika lebam di pinggangnya terkena benturan lagi bisa bisa gadis itu mengalami patah tulang. Itu yang Rose khawatirkan.

"Aku lebih baik melihatmu sakit karena demam bukan melihat mu sakit karena retakan tulang pinggangmu." Rose bergumam kecil, lalu melangkahkan kaki masuk menuju kamarnya.


"Ah jadi dia akan pergi? Mungkin ini waktu yang tepat untukku melancarkan aksiku." seseorang dari dalam mobil hitam itu kembali menaikkan jendela mobilnya dan segera pergi dari depan rumah Rose. Dia mendengar dan melihat semua perdebatan antara Jennie dan Rose. Dia mencari nomor kontak seseorang yang sudah lama tidak berhubungan dengan nya  disana seorang pelatih beladiri yang kebetulan dia kenal baik.

Opposite Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang