Happy reading 📖
🍃🍃🍃🍃
"
Tolong turunkan aku di halte Sonsengnim" permintaan Rose tidak di indahkan oleh Taecyeon, pria itu masih menjalankan mobilnya menuju International school. Rose mendesis kecil saat permintaan tidak di turuti.
"Aku tidak bisa menurunkan mu di manapun kecuali sekolah atau tempat yang akan kita tuju. Itu sudah janjiku" ucapnya dengan pandangan yang terfokus pada jalan raya.
"Aku bahkan tidak menginginkan ini, kenapa kau masih bersikeras? Apa ini hanya karena jabatan?" Taecyeon membeku dia menggenggam stir mobil dengan kuat diliriknya Rose yang menghadap keluar jendela. "Jika iya, berhentilah Sonsengnim. Aku akan mengusahakan jabatan itu untukmu."
Hening. Taecyeon masih terfokus dengan pertanyaan pertanyaan yang berkeliaran di otaknya. Lampu merah membuatnya harus menghentikan laju mobilnya, terdengar bunyi seat belt yang di buka.
"Aku akan naik bus, jangan khawatir aku akan bilang pada kakek kau mengantar ku sampai gerbang sekolah. Terimakasih tumpangannya sonsengnim." lalu Rose turun dari mobil sedikit berlari menuju halte di sana. Terlihat Taecyeon nampak mengeraskan rahangnya sambil menatap Rose yang berdiri di halte jalan itu, smirk terukir jelas disana.
"Ini bukan sekedar jabatan Rose. Kau akan mengerti jika kau ingat semuanya" lampu hijau menyala dengan segera dia mengendarai mobilnya meninggalkan Rose di sana. Rose yang melihat mobil milik Taecyeon sudah berjalan menghela nafas lega. Pandangannya tertuju pada seorang gadis yang mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, melewatinya begitu saja Bahkan dia melihat gadis itu sedikit menoleh padanya. Bertepatan dengan itu bus pun berhenti dengan segera Rose naik kedalam bus.
***
Attention please, panggilan di tujukan kepada seluruh ketua ekstrakulikuler International school Di tunggu di sumber suara sekarang. Terimakasih.
"Chojangnim, undangan rapat sudah di berikan kepada setiap ketua atau perwakilan ekstrakulikuler."
"Hmm bagus, bagaimana keadaan ruang rapat? Sudah siap?" tanya Jisoo.
"Tenang saja aman terkendali." Rose mengangguk di ikuti Jisoo.
"Sebentar lagi Bell masuk, kau boleh kembali ke kelasmu Mina." ucap Rose kepada sekretarisnya itu.
"Nee." tersisa Jisoo dan Rose di ruangan itu, Jisoo bersandar pada dinding di sebelah meja kerja Rose.
"Indah rasanya hari bebas ini, walaupun hanya seminggu sekali. Tetapi setidaknya kita dapat merasakan datang siang" Jisoo melihat Rose yang sedang termenung dengan dagu yang bertumpu pada tangan kanannya.
"Rose!" terlihat Rose sedikit terkejut dengan panggilan Jisoo. "Ada yang mengganggu pikiran mu?" Rose menggeleng, kemudian dia berdiri untuk kembali ke kelas.
"Aku tidak tau apa yang kau pikirkan, tapi semoga jangan memikirkan namja yang mendekati mu itu. Siapa namanya? Park? Park Jim in, aku tidak akan merestui kalian Karena aku tidak suka dengannya. " Rose hanya tersenyum menanggapi candaan dari Jisoo.
"Aku tidak suka kau dekat dengannya"
"Ahhh" Rose memegang kepalanya, Jisoo terkejut karena Rose tiba tiba merasa sakit.
"uhh Gwenchanayo?"
"Dia cuma teman kelompokku Rosie, jangan begitu, aku milikmu tenang saja." orang itu terlihat menyentuh puncak kepala milik Rose wajahnya terlihat samar tetapi Rose dapat melihat orang itu tersenyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/191820215-288-k615749.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Opposite Side
Fanfiction(Completed) Kesalah pahaman yang terjadi membuat mereka menjadi asing. Jadi, bagaimana mereka menyikapinya? So let's check it out 🐿️ # Top 2 at chaennie (16_12_2019)