Hello readers nyongaan 👋 happy reading 📖
Sorry I made y'all wait for long time wkwk enjoy it guys
---
Setelah kejadian siram tadi, Rose sudah berganti baju seragamnya dengan yang baru. Dia selalu menyimpan seragam pengganti di lokernya, jika sewaktu waktu di butuhkan.
Saat ini dia masih berada di ruang OSIS, mencatat semua yang perlu ia catat mengenai kegiatan tadi pagi. Kegiatan evaluasi di undur saat pulang karena mood Rose yang buruk akibat Jennie sehingga para anggota di persilahkan masuk kekelasnya masing masing. Seseorang mengetuk pintu dan masuk kedalam, disana ada Jisoo yang telah selesai mengepel air bekas siraman yang Jennie lakukan. Dia menghela nafas dan duduk di bangku tepat di depan meja Rose.
"Kapan sih dia berhenti Rose" Jisoo mensandarkan tubuhnya pada kursi. Rose hanya melirik sebentar dan kembali menulis. "Menurut sejarah balas dendam antara Jennie dan kau, ini yang terparah Rose." ucap Jisoo. Rose menghela nafasnya hatinya membenarkan yang di ucapkan oleh Jisoo.
"Kau benar Jisoo-ya, bahkan guru pun angkat tangan dengan melakukan barbar anak Kim itu" Rose sedikit mendesis dibelakang kalimatnya. Jisoo menatapnya tajam. "Yha! Aku juga anak Kim bodoh"
"Oh jadi kau mengakui kalau kau sejenis dengan Jennie, Jisoo-ya?" Rose kembali menulis di sana hingga bel istirahat terdengar. Jisoo masih menatap sebal pada Rose, tapi dirinya lapar butuh asupan. "Rose, kantin yuk aku lapar"
Rose melirik sekilas "Duluan aja aku masih harus mencatat bahan evaluasi sore nanti" Jisoo menatap jengah gadis chipmunk itu disana, dirinya saja sudah kelaparan bagaimana bisa Rose tidak merasakan yang sama.
Mendengar Jisoo sedikit bergumam disana membuat Rose menghentikan aktivitasnya, lalu merapihkan buku itu. "Kajja." Rose keluar lebih dulu meninggalkan Jisoo disana.
"Aish, kebiasaan main tinggal aja." gerutu Jisoo, dia langsung keluar dan mengunci ruangan itu.
***
Rose bersekolah di Internasional School milik kakeknya, dia tinggal bersama kakeknya karena pekerjaan kedua orang tuanya yang berpindah pindah negara. Membuatnya memutuskan untuk tinggal dengan kakeknya, dan kakeknya menyuruh Rose bersekolah di sekolah milik keluarga. Awalnya Rose menolak dia enggan jika harus bersekolah di International school, alsanannya jika ada yang tau dia adalah cucu dari Park Hae Il akan banyak orang yang mencari muka di hadapannya itu membuat risih. Tetapi Hae Il tetap memaksa akhirnya Rose menyetujui dengan syarat dia tidak ingin ada yang tau jika dia cucu dari pemilik sekolah.
Sayangnya ada beberapa guru yang merupakan kepercayaan langsung dari kakek Rose mengetahui identitasnya. Tapi beruntung hingga saat ini belum ada yang mengetahui siapa dia sebenarnya.
Rose dan Jisoo berjalan menuju cafeteria sekolah. Mereka mengantri mengambil makanan disana setelah itu Rose dan Jisoo mengedarkan pandangan mencari meja kosong. Tatapan mereka jatuh pada meja kosong di tengah, dengan segera mereka mendudukan diri di sana. Keadaan cafeteria ini sudah ramai oleh siswa siswi yang inyin mengisi perutnya.
Rose mulai menyuapkan makanan kedalam mulutnya hingga seseorang tiba tiba mendudukan diri di sebelahnya, dan mulai memakan makanan itu tanpa menghiraukan tatapan tidak suka dari Rose.
"Sedang apa kau disini?" orang itu melirik sebentar "Makanlah, gak punya mata bukan?" Rose mengedarkan pandangan dia mengeram kesal pada orang di sampingnya.
"Gak punya temen sih keliatannya" orang itu menghentakan sendoknya kemeja dengan kasar, menatap Rose yang sedang mengunyah dengan tenang. Rose yang merasa di perhatikan melirik dan menyunggingkan smirknya. "Kenapa? Bukannya benar ya? Teman teman mu di sana dan kau memilih duduk disini. Itu jelas terbukti kau tidak memiliki teman Jennie-ssi"
Rose kembali menyuap tetapi tangannya di hentak oleh Jennie sehingga nasi yang berada di sendok itu berhamburan kemana mana, bahkan bunyi dari sendok yang jatuh mengalihkan perhatian semua orang kepada mereka. "Makan yang benar Rosie" Jennie menatap sinis saat melihat Rose yang memejamkan matanya.
Jennie bersiap akan pergi dari meja makan Rose dan Jisoo, saat melangkah kakinya di jegal oleh rose membuat makanan yang di bawanya berserakan di lantai. "Jalan yang benar Jennie-ssi" Rose pergi dari area cafeteria, meninggalkan Jisoo dan Jennie. Semua siswa yang mendengar sedikit argumen mereka tertawa melihat makanan Jennie yang terjatuh di lantai. Membuat Jennie mendesis pelan.
Rose berjalan menuju toilet mencuci tangan yang sedikit terkena kari dan nasi karena ulah Jennie. Jennie ikut masuk kedalam dia mengunci toilet dan memeriksa setiap bilik di sana memastikan kosong atau tidak. Lalu berjalan mendekati Rose. Rose hanya menatap datar mata kucing yang terlihat marah itu dari pantulan kaca. "Wae?" tanyanya datar.
Jennie menunjukkan smirknya dia memutar tubuh Rose agar menghadapnya. "Lo bikin gue malu di depan anak anak Rosie" Rose hanya mendesis pelan. "Kau yang mulai duluan Jennie-sii." Dia akan pergi dari hadapan Jennie tetapi di tahan, kedua bahunya di cengkram oleh Jennie.
"Apa masalah mu Jennie?" Jennie terdiam dia masih menatap tajam Rose disana dan kemudian tersenyum sinis. "gak ngerti gue kenapa lo jadi sok dingin gini" Jennie melepas cengkramannya lalu pergi meninggalkan Rose di sana dengan pikiran penuh tanda tanya.
"apa?" Rose berdecih pelan saat Jennie pergi dari toilet ini. Dia termenung sejenak apa maksud dari ucapan anak Kim itu tadi. Seseorang masuk kedalam toilet membuat Rose kembali ke dunia nyata dengan segera dia pergi dari toilet.
Rose masuk kedalam kelasnya jangan lupakan satu fakta, jika mereka sekelas. Dia menghembuskan nafas jengah melihat Jennie yang besedekap dada di bangku miliknya yang berada di belakang dua meja setelah milik Rose, menatap Rose yang baru masuk hingga duduk di bangkunya sangat tajam. Jisoo baru saja datang "Kau meninggalkan ku Rose jahat sekali." Jisoo menggerutu setelah mendudukan diri di bangku sebelah Rose.
Rose hanya berdeham kecil menanggapi Jisoo yang menggerutu. Dan guru pun masuk menandai pelajaran akan di mulai.
***
"Kalian seharusnya bisa lebih baik dari hari kemarin. Kenapa hari ini sangat buruk? Jangan saling mengandalkan, seharusnya kalian bisa menghandle dengan diri kalian sendiri." Rose menatap semua anggota yang menunduk mendengar kalimat evaluasi darinya. Seseorang mengangkat tangannya.
"Tapi ketua.. Kami ragu jika kami bisa menghadapi kelakuan dari anak itu.. Ini bukan sekali dua kali, kadang kami akan berhasil jika ada guru yang melihatnya langsung.." orang itu langsung merunduk saat Rose menatapnya tajam.
"Itu hanya seorang Jennie Kim sesulit itukah?" Rose memijit pelipisnya pelan karena tidak ada jawaban dari para anggota.
"Kita harus berbuat sesuatu ketua.." Jisoo di sebelah Rose menatap Rose yang seperti memikirkan sesuatu.
"Saya akan pikirkan itu. Baiklah untuk besok yang bertugas saya harap kalian lebih baik dari hari ini. Tolong perbaiki kinerja kalian, evaluasi saya tutup. Terimakasih, selamat sore." Rose pergi meninggalkan ruang rapat, menaruh semua berkas pentingnya di bantex miliknya disusul oleh Jisoo di sana.
"Udah pulang semua?" Rose bertanya tanpa menoleh kearah Jisoo. "Udah Rose.." Rose berdeham. Dia mengambil tasnya.
"Aku akan pulang duluan, jangan lupa mengunci pintu Jisoo, kau hari ini piket" Jisoo mendengus saat mendengar kata piket dari mulut Rose. Hari ini dia double piket di kelas dan di ruang OSIS juga. Rose keluar setelah mengucapkan selamat tinggal. Dia berjalan kearah halte bus. Kakeknya menyuruhnya untuk di antar jemput supir tetapi dia tidak mau. Dia melihat Jennie membawa motornya dengan kecepatan penuh keluar dari lingkungan sekolah.
"Dasar gila"
Tbc..
See you soon mwaaaahhhh ♡ ♡ ♡

KAMU SEDANG MEMBACA
Opposite Side
Fanfiction(Completed) Kesalah pahaman yang terjadi membuat mereka menjadi asing. Jadi, bagaimana mereka menyikapinya? So let's check it out 🐿️ # Top 2 at chaennie (16_12_2019)