(Completed)
Kesalah pahaman yang terjadi membuat mereka menjadi asing.
Jadi, bagaimana mereka menyikapinya?
So let's check it out 🐿️
# Top 2 at chaennie (16_12_2019)
"Ini sama sekali bukan makan malam Jennie" Rose mendengus sebal karena mereka saat ini sedang berada di atas mobil menikmati pemandangan lampu yang menyala di bawah sana dengan semangkuk Tteokbokki instan di pangkuan mereka. Jennie sedikit tersenyum mendengar Rose yang berkomentar seperti itu.
" Makan malam kayak gimana yang lo bayangin, makan malam romantis kayak yang di lakuin Anastasia dan Mr. Gray?" Rose menoleh terkejut kepada Jennie dengan pipi yang menggelembung penuh dengan segera dia menelan Tteokbokki itu. "Bagaimana kau tau itu? Kau menonton film itu?" Jennie menunjukkan smirknya lalu melirik menggoda kepada Rose.
"Kenapa? Lo pengen kayak gitu?" wajah Rose memerah "Hentikan" Rose memalingkan wajahnya untuk menghindari tatapan Jennie, Jennie tersenyum lebar melihatnya. Sangat menyenangkan menggoda Rose dalam hidupnya. "Apa yang harus di berhentiin Rosie?"
"Pembahasan itu" Jennie semakin tersenyum senang melihat sedikit rona di wajah Rose "Pembahasan apa? Guekan cuma nanya makan malem apa yang lo bayangin" hening, hingga akhirnya Jennie tidak bisa menahan tawanya. Dia tertawa sangat lepas melihat wajah Rose yang memerah walaupun hari sudah malam tetapi dia masih bisa melihat jelas rona wajah itu.
Rose mendengus kesal, dia menatap dalam Jennie yang masih tertawa tak sadar cubitan kecil tepat di perut gadis Kim itu dia layangkan. Jennie langsung menghentikan suara tawanya dengan rintihan menahan sakit. "Aaaa.. Rosie sakit.. Ampun lepasin aah" Rose tersenyum menang mendengarnya. Hingga sesuatu terasa berdenyut lagi di kepalanya membuatnya melepaskan cubitan itu.
Kepalanya terasa berdenyut pandangannya kabur Jennie melihatnya mengerutkan dahi lalu mencoba menenangkan Rose yang merintih kesakitan. "Rosie Gwenchana?"
'suara tawa yang sama' Rose membatin saat mendengar suara tawa seseorang di telinganya. 'Tatapan mata yang sama tajamnya' Rose melirik Jennie yang terlihat khawatir di depannya. 'Jennie siapa kau sebenarnya?'
Tak sadar darah segar menetes dari hidung Rose, membuat Jennie dengan segera turun mengambil tisu didalam mobil. Rose mengusap pelan hidungnya, ini pertama kalinya dia mimisan hanya karena mengingat sesuatu.
Flashback on
" Jisoo aku sudah bilang aku bisa sendiri" Rose diseret oleh Jisoo menuju mobil jemputannya, saat mengetahui Rose akan ke rumah sakit dengan segera dia mengajukan diri untuk mengantarnya tanpa ingin mendengar penolakan. Dengan paksa Jisoo menyuruh Rose naik ke mobil, mau tidak mau gadis Park itu masuk dan mereka pun segera pergi menuju rumah sakit yang kemarin.
Selama perjalanan Rose hanya diam tujuan dia ke rumah sakit bukan hanya untuk menanyakan kondisi pergelangan kakinya. Tetapi untuk menemui seseorang disana. Mereka pun sampai di lobby Rose dan Jisoo turun dari mobil segera menuju ruang dokter yang sebelumnya Rose sudah membuat janji.
Setelah melakukan pengecekan mereka keluar dengan senyum yang mengembang "Kalau jalan hati hati makanya, inget kata dokter. Masih untung cuma keseleo sedikit, gimana kalau -" Rose membekap mulut Jisoo yang terus berbicara hal yang berkali kali dokter itu katakan.
"Nee unnie, jangan banyak bicara kau membuatku pusing" Jisoo melepas bekapan tangan Rose dan mendengus kesal. "Iya iya. Ayo pulang" Jisoo menarik tangan Rose tetapi di tahan olehnya. Rose mendapat tatapan tanya dari Jisoo.
"Aku akan ke toilet sebentar, kau bisa urus pembayaran ku?" Jisoo mengangguk "Jangan lama lama Rose" kemudian Jisoo pergi menuju receptionist. Rose dengan segera membuka ponselnya melihat kembali nama orang yang ingin dia temui disana. Dengan sedikit petunjuk dia akhirnya menemukan ruangan yang di carinya. Dengan label yang bertuliskan nama orang yang pernah menanganinya beberapa waktu lalu.
Lee Dong Wook, di ketuk pintu putih itu hingga terdengar seruan dari dalam. Rose masuk dan tersenyum canggung kepada dokter itu. Dong Wook sedang duduk di kursi kejanya dengan kacamata yang bertengger di antara tulang hidungnya menatap terkejut Rose yang berdiri disana.
"N-nona Park. Silahkan masuk" ucapnya. Dong Wook menaruh kacamatanya di meja dan melayangkan fokus pada Rose yang sudah duduk manis di hadapannya. "Apa yang bisa saya bantu Nona Park?"
"Apa kabar Dokter Lee?" tanyanya, Dong Wook tersenyum mendengar Rose yang berbicara seperti ada keraguan disana. "Katakan Nona Park, apa yang ingin kau tanyakan? Apa luka di kepalamu kembali terbuka?"
"T-tidak dokter Lee, ada sesuatu yang ingin aku tanyakan." Rose menatap serius pada Dong Wook yang menatapnya balik penuh minat. "Apakah setelah aku bangun saat itu, aku kehilangan sebagian ingatanku?" terlihat Dong Wook yang menarik nafas dalam dia sudah menyangka ini akan terjadi. "Aku mohon dokter Lee, anda yang menangani ku waktu itu. Tolong katakan yang terjadi"
"Apa yang kau rasakan Nona Park?" Dong Wook bertanya kepada Rose "Kepala ku selalu berdenyut sakit ketika mendapati sesuatu yang terasa sangat familiar, bahkan aku bermimpi seperti itu benar benar nyata pernah aku alami." Dong Wook kembali menarik nafasnya dalam. Mungkin ini waktunya dia mengatakan hal ini kepada pasiennya.
"Eumm, hasil dari pemeriksaan ku waktu itu. Kau memang mengalami retrograde amnesia. Ini merupakan kejadian dimana kondisi otak tidak bisa mengingat kejadian yang telah lalu. Mungkin sakit di area kepala itu memang merupakan dampak dari pengidap amnesia, sedikit demi sedikit ingatan yang lalu akan bermunculan. Tapi aku harap kau tidak memaksakan otakmu untuk bekerja mengingat semuanya Nona Park. Jika bisa lebih baik biarkan berlalu, kau harus memulai hidupmu yang baru tanpa harus terbayang oleh masa lalu yang mungkin tidak perlu kau ingat lagi."
Rose keluar dari ruangan dokter Lee setelah menerima penjelasan panjang lebar itu. Dan fakta yang dia ketahui jika dia mengalami amnesia karena suatu kecelakaan bukan terjatuh. Itu sebabnya mengapa dia selalu mengalami hal hal yang menurutnya pernah dia lalui. Hanya saja di pikirannya kenapa Hae Il dan Lucia menyembunyikan ini darinya. Seolah kejadian itu hanya hal sepele yang harus di lupakan. Apa yang sebenarnya di tutupi oleh kakeknya.
Berbagai pertanyaan bermunculan di otaknya, hingga Jisoo datang menghampirinya. "Yhaa kemana saja kau?! Aku mencari mu ke toilet sedari tadi." Tidak ada jawaban dari Rose, dengan segera Jisoo menautkan tangannya dengan tangan Rose dan pergi keluar dari rumah sakit.
Flashback off
Jennie menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Rose. Sepertinya Rose enggan untuk turun, setelah kejadian mimisan itu mereka memutuskan untuk pulang. "Udah sampe Rosie, lo gak mau turun"
Rose diam, kemudian dia menatap Jennie dalam seolah menyalurkan pertanyaan yang ada di benaknya ini tanpa harus mengucapkannya. Jennie mengenyitkan dahinya bingung dengan tatapan Rose, hingga satu kalimat pertanyaan yang Rose lontarkan membuatnya diam membisu. Entah karena terkejut atau tidak suka dengan pertanyaan tersebut.
"Jennie...
Apa kita saling mengenal dulu?"
Tbc.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.