OS. 6

2.6K 318 18
                                    

Happy reading 📖



🍃🍃🍃




Bug

Bug

Bug

"HYAAAAA!"

"Lebih keras lagi Jennie."  wajah penuh peluh itu mengambil kuda kuda, bersiap menendang ke arah target di atas kepalanya.

Bug

Tendangannya meleset mengenai pelindung tangan milik pelatihnya. Jennie terduduk di atas matras, nafasnya terengah engah. Pelatih itu menghampiri Jennie dengan botol mineral di tangannya.

"Lo harus bisa seimbangin badan biar nyampe ke target." Jennie menggak air itu yang langsung segar menerpa tenggorokannya. Pelatihnya itu menggeleng gelengkan kepala. "Tumben minta latihan hari ini, lo ada masalah?" Jennie menggeleng.

"Gak ada, gue emang lagi pengen aja." Jennie berdiri dia melepas semua properti yang menggantung di tubuhnya. Dan membungkuk 90 derajat kepada pelatihnya.

"Kamsahamnida" ucapnya lalu pergi menuju ruang ganti. Jennie melepas dobok miliknya dan menaruhnya di dalam loker, dengan segera dia berganti pakaian kembali. Di lirik jam yang melingkar di tangannya. Menunjukan pukul 5 sore, dengan segera Jennie keluar dari ruang latihan. Menuju parkiran sekolah mengambil motornya yang mungkin sudah sendirian disana.

Dia mengecek ponselnya yang banyak sekali notifikasi dari group tidak bermanfaat yang di buat Lisa dan kawan kawan.


Keceehhh 🤘

L Manoban  : woy pap tugas Mati

Seulbear  : Mana ada tugas Mati bodoh

REne  : ^2

Joyseepark : ^999

L Manoban  : Itu yang gapernah bisa mandiri elah

Seulbear : Bacot. MTK ITU.

L Manoban : kkkk~ bagi dong. Jen.. Yuhu  Jennnnnnn!!

REne : lagi latihan dia sama Krystal,

REne : Kerjain sendiri napa bocah,! manja.

Seulbear : mampus emak mengeluarkan tanduk.

Joyseepark : Hahaha senangnya liat anak monyet di marahin.

REne  : kalian berdua juga sama ya, mau lulus enggak? Bucin terus.

L Manoban : HAHA MAMPOSS KENA JUGA KAN


Merasa tidak ada yang penting disana Jennie menyimpan ponselnya di saku, dia mengeluarkan kunci motornya. Saat akan naik, dia melihat siluet seseorang yang seperti di tarik paska menuju gedung belakang sekolah. Awalnya dia tidak peduli sehingga mendengar benturan keras seperti balok kayu yang membentur dinding. Dengan segera dia turun dari motornya dan berjalan mengendap endap, melihat di sana seorang gadis dengan pria dewasa.

"Rosie" Jennie membulatkan mata saat melihat Rose yang sedikit terbentur dinding di belakangnya lalu terlihat memejamkan mata  "Sialan" desisnya. Jennie memeriksa sekitar sepertinya orang itu sendiri, dia mencari benda yang setidaknya dapat di gunakan untuk melawan. Pandangannya jatuh pada batu bata disana. Di ambilnya batu bata itu. Saat akan melempar Jennie berhenti karena mendengar orang itu berbicara kepada Rose.

Opposite Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang