OS. 13

2.3K 254 16
                                    

Happy reading 📖




🍃🍃🍃





Rose turun dari kamarnya dengan seragam yang rapih menuju ruang makan untuk sarapan. Disana sudah ada Hae Il menunggunya makan bersama.

"Good morning " sapanya lalu Rose mendudukan diri di salah satu bangku itu. Sudah ada menu sarapan yang di buat oleh para pelayan di sana. Hae Il membalas sapaan Rose, kemudian mereka makan dengan tenang.

"Taecyeon tidak bisa menjemputmu" ucap Hae Il tiba tiba, Rose menatap sebentar lalu mengangguk "Tidak apa, aku bisa naik bus." ucapnya, terlintas sedikit keinginan menanyakan hal itu pada Hae Il. Saat mengunyah pikirannya menimang untuk menanyakan hal ini atau tidak. Kemudian Rose berdeham kecil untuk melancarkan tenggorokannya.


"Kakek.." Hae Il yang sepertinya sudah selesai menatap Rose terlihat dari piringnya yang sudah bersih.

"Ada apa Rose?" tanyanya. Rose menggigit bibir dalam miliknya, sepertinya dia ragu. Tapi kemudian dia menarik nafas lalu menghembuskan pelan. Menatap Hae Il serius disana. "Tentang... Kepalaku.. Bukankah kakek bilang jika.. Aku.. Jatuh dari tangga satu tahun lalu" tanyanya hati hati.

Hae Il bersandar pada bangku kemudian menatap lurus kedepan. "Ya, lalu" ucapnya. Rose sedikit meminum air putih di gelasnya itu dan melanjutkan pembicaraannya.

"Dokter bilang..  luka ini sudah sembuh dan aku tidak memiliki cidera saat itu.. Tapi.." Rose menatap ragu pada Hae Il namun iya segera menyelesaikan ucapannya. "Kenapa aku selalu mendapat bayangan seperti aku pernah melalui itu semua, bahkan aku bermimpi itu benar benar terlihat nyata.. Apakah aku-" ucapan Rose terpotong

"Itu hanya halusinasimu saja, lekas berangkat kau bisa terlambat" setelah itu Hae Il pergi dari ruang makan, Rose terkejut dengan sikap Hae Il yang sepertinya menyembunyikan sesuatu. 'Ada apa dengan kakek?'. Kemudian dia melanjutkan memakan sarapannya.




Rose turun dari bus kemudian berjalan menuju sekolah, earphone terpasang di kedua telinganya menemaninya berjalan dengan keadaan matahari yang baru menunjukkan sedikit sinarnya. Seseorang turun dari mobil yang berhenti tepat di sebelahnya, Rose tersenyum tipis lalu kembali berjalan ke arah gerbang hingga orang itu menyenggol lengannya.

"Sunbaenim, aku memanggil mu sedari tadi" ucapnya. Rose membuka earphonenya satu "Oh ya? Maaf kalau begitu.. Ada apa hmm" orang itu mengulurkan tangannya.

"Soobin, Choi Soobin." tapi sedetik kemudian dia menarik tangannya dari Rose lalu membungkuk hormat. "Mianhae sunbae" ucapnya. Rose tersenyum singkat. "Tidak masalah, ada apa aku memanggil ku?" tanya Rose.

"Hmm, begini Sunbaenim" Rose melihat Soobin yang nampak ragu untuk berbicara mengerutkan dahinya "Aku.. Aku dengar akan ada event Camp tahunan bulan depan, apakah siswa baru seperti ku harus mengikutinya juga?" tanyanya. Rose mengetahui fakta jika Soobin merupakan adik tingkatnya.

"Kau anak pindahan, pantas aku tidak merasa familiar denganmu" Soobin hanya tersenyum menanggapinya "mengenai camp tahunan baik itu siswa baru atau lama tetap di wajibkan mengikutinya.. Ini hari pertamamu?" Soobin mengangguk.

"Nee sunbae.." ucapnya dengan senyum lebar. "Baiklah aku akan mengantar kau ke ruang kepala" ucap Rose. Soobin mengucapkan terimakasih lalu mereka berjalan menuju kantor kepala. Di perjalanan Rose bertanya kepada Soobin.

"Soobin-sii, bagaimana kau bisa tau mengenai camp tahunan? Dan bagaimana kau bisa tau jika aku kakak tingkat mu?" Soobin nampak menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Hmm kerabatku mengajar disini sunbae jadi aku tau beberapa kegiatan yang akan di jalankan, mengenai dirimu aku tau karena-"

Opposite Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang