Hey it's me again.. Happy reading 📖
---
"Nona Jennie ini sudah jam enam lewat" seseorang mengetuk di balik pintu itu. Gadis yang sedang tidur di ranjang dengan selimutnya yang hangat langsung membulatkan matanya.
"YA TUHAN KESIANGAN LAGI" Dia berlari menuju bathroom mengosok gigi, membasuh muka dan mandi sedikit. Memakai seragamnya terburu buru, tidak peduli itu rapih atau tidak, memasukkan asal bukunya kedalam tas dan keluar dari kamarnya.
"Sarapan dul-" Jennie menyambar kunci motornya tidak mengindahkan ucapan Jiyong.
"Jennie!" Jiyong memanggilnya tapi suara motor yang menyahut terdengar dari garasi dan pergi meninggalkan rumah.
Jennie mengendarai motornya dengan kecepatan penuh menuju sekolah sesekali dia mekirik jam yang melingkar di tangannya. "Ash sial lima menit lagi" ditancap gas itu sampai mengenai angka merah. Bahkan umpatan para pengendara lain tidak dia hiraukan. Hingga akhirnya dia sampai di depan gerbang sekolah. Sudah banyak siswa siswi yang mendengus sebal disana karena terlambat masuk.
"Sialan percuma ngebut dari rumah kalo ujung ujungnya telat juga" Jennie mendengus pelan hingga seseorang menepuk pundaknya.
"telat lagi huh?" orang itu tertawa mengejek, Jennie tidak peduli dengan ejekan itu. Dia mengedarkan pandangan mencari seseorang.
"Mana yang lain?" tanyanya pada orang itu. tidak ada jawaban, Jennie melirik kesamping. "Dasar bego, orang nanya jawab ngegame terus" sindirnya.
"Yang lain udah di dalem mereka dateng lebih awal" ucapnya tanpa mengalihkan tatapan pada handphonenya.
"Cih. Gak bosen apa tiap hari kerjanya begitu." desisinya. "Ini pertama kalinya mereka dateng pagi Jen" Jennie menggetuk kepala orang itu.
"Bukan itu bodoh, liat itu" orang itu melihat ke arah pandang yang di tunjukkan oleh Jennie. Dan dia mengerti maksudnya apa.
"Oh itu, namanya juga tangan kanan sekolah, kalau lo kan tangan kiri" orang itu tertawa renyah lalu memasukan handphonenya ke kantung kemeja. Jennie menatap tajam Lisa disana sembarangan mengatainya tangan kiri.
Setelah menunggu sekitar sepuluh menit para siswa yang terlambat di baris kan memanjang kebelakang. Jennie masih setia duduk di motornya bersama temannya itu.
"Jen ayo disuruh baris" Jennie mendelikkan matanya "males"Lisa mendengus pelan, lalu dia bersandar di motor Jennie sedikit membuat motor gede itu bergoyang. "Yak bodoh! Kalo jatoh gimana? Otak sih di dengkul" Lisa hanya menyengir kuda membalas ocehan Jennie.
Siswa yang berbaris itu sedikit demi sedikit mulai memasuki lingkungan sekolah, Jennie yang melihat itu menyalakan motornya dengan sigap Lisa naik di belakang. "Ngapain lagi?" tanya Jennie saat merasakan beban di belakang motornya.
"Ikutlah, tega amat ninggalin gue sendiri" Jennie mendengus lalu menjalankan motornya menerobos masuk kedalam sekolah. Terdengar teriakan dari sana.
"HEI KALIAN BERDUA!!" Jennie tetap menjalankan motornya menuju parkiran menerobos barisan yang rapih di sana dan memarkirkan motornya dengan cantik. Hingga seseorang menahan mereka berdua.
"Berhenti kalian." Jennie dan Lisa melihat ke arah orang itu yang menatap mereka datar.
"Kenapa sih ketua?" Lisa bertanya dengan menekan sedikit kata ketua disana. Orang itu mengeluarkan catatannya kemudian memperhatikan mereka dan menulis sesuatu disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opposite Side
Fanfiction(Completed) Kesalah pahaman yang terjadi membuat mereka menjadi asing. Jadi, bagaimana mereka menyikapinya? So let's check it out 🐿️ # Top 2 at chaennie (16_12_2019)