Opposite Side

OS. 14

Happy readers 📖

🍃🍃🍃🍃

Jennie turun dari kamarnya dengan kunci motor menggantung di genggamannya dan tas kecil yang menampung beberapa buku tulis dan notebook kesayangannya. Dia melirik jam di tangannya 'masih 30 menit'

"Kau akan pergi?" tanya Jiyoung pada Jennie. Jennie berdeham singkat lalu kembali berjalan keluar.  "Hati hati di jalan sayang!!" teriak Jiyoung dari dalam rumah karena Jennie sudah berada di atas motornya sedikit berdecih mendengar teriakan dari Jiyoung "Lebay banget" kemudian menyalakan mesin dan pergi.

Seorang gadis mengedarkan pandangan mencari tempat yang cocok untuk dia duduki beberapa jam kedepan. "Sepertinya dia belum datang" ucapnya lalu dia mengambil duduk tidak jauh dari pintu masuk. Dia mengeluarkan ponselnya lalu mendesah pelan. "Aku tidak memiliki nomor ponselnya" ucapnya.

Orang itu memanggil pelayan untuk memesan minum sambil menunggu orang yang di tunggunya. Dia menunggu dengan  di temani lagu yang di putar oleh pemilik Caffè ini. Sesekali dia ikut bersenandung mengikuti lirik yang terdengar dengan musik yang bisa membuat siapa pun terbuai mendengarnya.

"Maaf telat" seseorang yang di tunggu sudah datang mendudukan dirinya berhadapan dengannya. "Lo udah mesen minum?" tanyanya. Dia mengangguk "Sudah."

"Oke, gue pesen minum dulu.. Mau nitip?" tanyanya lagi sebelum benar benar pergi ke arah kasir. "Tidak kau saja Jen" ucapnya. Jennie mengangguk lalu pergi memesan, Rose melihat tas Jennie yang berada di atas meja sedikit terbuka hingga terlihat notebook putih di sana dengan beberapa stickers  yang menempel. Saat akan melihat lebih jelas pelayan datang membawakan minuman yang di pesannya tadi.

"Terimakasih." ucapnya, Tak lama Jennie kembali dengan minum di tangannya. Dia duduk sambil menyeruput sedikit minuman itu. "Materi apa yang harus di kerjain?" tanyanya. Rose kemudian mengeluarkan beberapa buku dari dalam tasnya dan mulai mencari catatan kemarin. Rose menjelaskan secara rinci kepada Jennie. Jennie mengangguk mengerti setiap kali Rose bertanya 'Paham sampai sini?'. Jennie masih mendengarkan dengan seksama penjelasan dari Rose.

"Kau sudah membaca modulnya kan?" tanya Rose pada Jennie. "udah, ada beberapa yang gue coba isi kemaren" Jennie mengeluarkan buku catatannya dan menunjukan kepada Rose. Rose membaca hasil kerja Jennie. 

"Hasilnya tepat. Tinggal di buat laporannya saja." Jennie mengangguk lalu dia mengeluarkan notebook putih miliknya di letakkan di atas meja. Dan benar dugaan Rose disana ada beberapa stickers yang membuatnya tertarik.

"Kau menyukai Avril Lavigne?" tanya Rose, Jennie melirik sebentar dari balik notebook   "Bukan gue" Rose mengerutkan keningnya mendengar jawaban dari Jennie.

"Lalu, Kenapa sticker itu ada di sana?" tanya Rose, Jennie mengambil buku catatan milik Rose untuk menyalin laporan disana, hening belum ada jawaban dari Jennie mengenai pertanyaan Rose. Rose berpikir mungkin Jennie enggan membahasnya dia menyeruput minumannya.

"orang yang masih gue tunggu sadarnya sampai saat ini yang nempel sticker  itu di sana" Jennie tiba tiba berbicara tanpa mengalihkan perhatiannya dari notebook tangannya dengan lentur mengetik kalimat demi kalimat yang terdapat di buku catatan Rose dan dirinya.

"Dia.. Koma atau.." Rose menggantung kalimatnya kemudian berdeham kecil "Maaf" gumamnya. Jennie menghentikan kegiatan mengetiknya lalu menatap Rose intens disana.

"Dia pergi entah kemana selama berbulan bulan, dan kembali seakan gak kenal gue sama sekali." ucap Jennie sambil menyeruput minumannya. "Nih udah selesai, cek coba" ucap Jennie lalu menyerahkan notebook nya menghadap Rose. Rose membaca dengan teliti laporan yang di buat Jennie menekan tombol kursor ke bawah. Untuk 5 lembar mengetik kurang dari 30 menit itu sudah cukup cepat untuk pelajar seperti mereka. Tak sengaja Rose melihat sticker  nama bertuliskan huruf sambung. Belum sempat dia membaca dengan betul Jennie sudah mengambil alih notebook nya.