Happy reading 📖
🍃🍃🍃🍃🍃
Setelah makan malam Jennie tidak pernah sedikitpun jauh dari Rose itu sedikit membuat Lisa dan Seulgi mendengus malas melihatnya. Bahkan saat ini Jennie dengan santainya menjadikan paha Rose sebagai bantalan di ruang tengah. Saat ini mereka sedang berkumpul di ruang tengah menemani Lisa yang ingin menonton film horor, namun bukannya menikmati film mereka menatap tajam pada Jennie dan Rose yang sedang tertawa entah apa yang mereka tertawa kan. Membuat film itu terasa hambar.
"Yhaa! Ini kan lagi nonton, lo berdua malah bucin sih.. Jump scarednya gak kerasa ini" protes Lisa, Jennie menoleh dengan menatap tajam gadis itu.
"Lo yang maksa minta temenin kesini, salah sendiri" ucapnya santai, Rose mengelus pelan rambut Jennie yang berada di pahanya. Irene menaruh perhatiannya pada kedua gadis yang sedang saling menatap tajam. Dia menghembuskan nafas lelah lalu berdiri dan mengambil remote TV kemudian mematikan televisi itu. Lisa yang melihatnya membulatkan mata dan bermaksud akan protes.
"Tidur. Besok kita harus berangkat pagi balik ke Seoul" Seulgi berdiri dari duduknya anak beruang itu sudah menguap karena kantuk menyeranya. "Yhaa filmnya belum selesai" seakan tuli Irene berjalan menuju kamarnya, dia harus tidur sendiri saat ini karena Jennie ingin tidur bersama Rose.
"Iya iya gue ngalah.. Jangan macem macem lo ya. Kedengeran sama gue, liat aja. Gue tebas kepala lo" ucapnya lalu masuk kedalam kamar. Seulgi masuk kedalam kamar dengan mata sedikit terbuka lalu membanting tubuhnya di atas ranjang meninggalkan Lisa yang berjalan gontai dan bergabung dengan Seulgi di atas ranjang.
"Seul.. Lo jangan macem macemin gue ya kalau tidur" ucap Lisa sebelum mengubur dirinya di dalam selimut. Seulgi berdecak malas.
"Siapa juga yang mau macem macem sama bambu, gak ada apa apanya lo mah" gumamnya lalu Taklama dia terlelap dalam tidurnya.
Rose merebahkan dirinya di atas ranjang setelah mencuci muka. Dia merebahkan tubuhnya ke samping, sedangkan Jennie masih berada di dalam bathroom. Tak kuat menahan kantuk Rose mulai memejamkan mata, saat akan terlelap ranjang ini sedikit bergerak menandakan Jennie sedang bersiap untuk tidur. Jennie memeluk Rose dari belakang, sebelum menutup mata dia mengecup pelan pipi Rose.
"No matter what, aku mencintaimu. Mianhae..." lalu Jennie memeluk punggung Rose menghirup aroma khas milik Rose yang membuatnya nyaman. "Good night Rosie" gumamnya. Rose yang mendengarnya tersenyum kecil.
***
Di dalam pesawat Rose tersenyum gembira akan kembali ke rumah, semua masalah sudah terselesaikan. Mungkin dia akan menghadiri beberapa sidang untuk menjadi saksi. Jennie yang berada di sampingnya sedang tertidur tidak sedikitpun gadis itu melepas genggaman tangannya pada Rose. Rose mengelus pelan tangan itu, membuat gadis Kim itu sedikit terkejut dan membuka matanya.
"Aku membangunkan mu?" tanya Rose, Jennie membenarkan posisi duduknya lalu menggeleng sambil mengucek kedua matanya. Seperti anak kecil, sangat lucu dimata Rose. "Tidak, aku ingin ke kamar mandi" ucapnya lalu berdiri dan berjalan menuju toilet disana.
Seulgi dan Lisa seperti biasa sedang bermain ponsel miring, Irene? Dia duduk di pojok sambil menatap awan putih yang mereka lintasi. "Eh Direktur Park kan di penjara sekarang, berarti yang megang jabatan di sekolah siapa?" Lisa membuka suaranya namun pandangannya tetap ponsel miring itu.
"Entah, mungkin kepsek yang naik. Rosé, kira kira siapa yang ganti jabatan itu?" tanya Seulgi pada Rose, saat Rose akan menjawab Lisa menghentakkan ponselnya keatas pahanya. "Anjir gue baru ngeh Rose cucu Direktur Park. alig!" pekiknya. Jennie yang baru selesai dari kamar mandi menoyor kepala Lisa dari belakang. "Eh anj-"

KAMU SEDANG MEMBACA
Opposite Side
Fanfiction(Completed) Kesalah pahaman yang terjadi membuat mereka menjadi asing. Jadi, bagaimana mereka menyikapinya? So let's check it out 🐿️ # Top 2 at chaennie (16_12_2019)