Happy reading 📖
🍃🍃🍃
"Dimana dia?" Jennie bergumam kecil menunggu seseorang yang sangat sangat di nantinya. Senyum tidak pudar dari wajahnya menanti pujaan hati selalu menyenangkan untuknya. Senyum semakin mengembang melihatnya datang Jennie merentangkan tangan bersiap menerima pelukan, dengan segera orang itu memeluknya erat.
"Hari ini begitu buruk" ucapnya dalam pelukan Jennie, Jennie mencium pucuk kepalanya lalu melihat wajah kekasihnya itu. "Jangan cemberut, apa yang membuatnya buruk?" orang itu mempoutkan bibirnya.
"karena tidak ada dirimu" wajah Jennie memerah. Selalu, ucapan manis yang keluar dari bibir manisnya dapat membuat Jennie tersipu bahkan dia dapat meruntuhkan sifat keras kepala milik Jennie hanya dengan pelukan.
"Kiyoo" orang itu tampak tersipu "Karena sekarang udah ada aku.." Jennie menggenggam tangan orang itu "akan aku buat hari burukmu menjadi hari bahagia mu. Kajja" mereka sedikit berlari keluar dari area perumahan besar itu. Hari memang sudah sore tapi tidak membuat keduanya malas bertemu, karena menurut mereka pertemuan sesuatu hal yang wajib mereka lakukan walaupun sibuk dengan urusan masing masing hanya pertemuan yang dapat mengobati rindu di dalam diri. Hanya satu yang mereka lupakan, setiap pertemuan pasti ada perpisahan, itu sudah hukum alam yang wajib di terima.
"WOY!" Jennie tersentak dari lamunannya karena teriakan Lisa di depan wajahnya. Dia berdecak kecil lalu menatap tajam Lisa disana, Lisa yang di tatap seperti itu menyengir karena merasa dalam bahaya "Mianhae.. Abisnya lo gue panggil dari tadi gak nengok nengok" Jennie menghela nafas pelan.
Jennie berdiri dari duduknya lalu pergi dari rooftop Lisa mengikuti di belakang. "Lo.. Lagi ada masalah Jen?" tanya Lisa saat mereka masih menuruni tangga. "Enggak" jawab Jennie, Lisa mengangguk mengerti.
Saat akan melangkah masuk kelas seseorang memanggil mereka. "Jennie, Lisa!" Jennie dan Lisa menghentikan langkahnya orang itu mendekat. "Abis dari mana lo berdua, gue dari tadi nyariin" ucapnya. Jennie mengangkat bahunya acuh.
"Kenapa?" tanya Jennie. Orang itu tersenyum sambil melipat tangan di dadanya. "Karena lo wakil gue untuk event camp tahunan. Pulang sekolah kita ada rapat, inget lo harus dateng. Gue harus debat sama anak OSIS cuma biar lo bisa jadi wakil gue."Jennie menghembuskan nafas pelan. Lalu masuk lebih dulu kedalam kelas. Irene dan Lisa mengikutinya.
"iya tar gue dateng, lo gak usah ngikutin sama neror gue terus" ucap Jennie, karena merasa jengah selalu di teror oleh Irene selama beberapa hari ini. Irene tersenyum menang, lalu dia pergi dari meja Jennie dan Lisa.
"Pusing pusing lo ngurusin acara gituan" Lisa terkikik kecil Jennie hanya mendengus sebal mendengarnya. Saat akan memasang earphone seseorang memanggilnya.
"Slide presentasi sudah kau kerjakan?"
"Udah, santai aja. Gue bukan tipe orang yang suka nunda kerjaan" ucapnya lalu memasang earphonenya, Rose mengangguk lalu dia kembali duduk di bangkunya.
***
"What the hell " Irene menatap Jennie dari samping sedari tadi anak Kim ini terus mengumpat tidak jelas. Irene mengambil paksa ponsel Jennie yang menampilkan layar tarung game online. "Balikin Rene" ucap Jennie.
"Udah mau mulai rapat lo masih asik sama game." Irene menaruh ponsel Jennie di sisi lain tubuhnya, sehingga Jennie tidak dapat menjangkaunya. Disana Rose sudah datang beserta seluruh panitia, Irene memberi sinyal kepada sekretaris acaranya untuk memulai rapat perdana. Pembahasan kali ini menyangkut tema kegiatan yang akan di laksanakan, banyak yang mengusulkan tema kegiatan dengan beragam makna dan singkatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Opposite Side
Hayran Kurgu(Completed) Kesalah pahaman yang terjadi membuat mereka menjadi asing. Jadi, bagaimana mereka menyikapinya? So let's check it out 🐿️ # Top 2 at chaennie (16_12_2019)