OS. 24

2.3K 223 10
                                    

Happy reading 📖










🍃🍃🍃🍃🍃







Saat ini Rose sedang menunggu Jennie mengambil motornya di dalam. Tak lama terdengar deru mesin kendaraan mendekat, Rose melebarkan senyumnya saat melihat Jennie dengan helm full facenya mengendarai motor besar itu. Jennie menghentikan motornya tepat di hadapan Rose dan membuka kaca helm itu dan menyerahkan helm yang sepertinya baru karena masih terdapat segel disana.

"Aku lupa membawa helm untung ajushi itu menjual helm berseri."  ucapnya, Rose menggeleng pelan. "Kau terlalu menghamburkan uang Jennie hanya karena ingatanmu yang payah." Rose ingin mengambil helm itu di tangan Jennie tetapi di tarik menjauh oleh Jennie.

"Apapun untuk mu akan aku lakukan bahkan jika itu mempertaruhkan nyawaku. Kemari, aku akan memakaikannya" Jennie membuka segel helm itu lalu menyuruh Rose mendekat kemudian memasangkan pada kepala Rose. Rose tersenyum kecil mendapat perlakuan manis dari Jennie. Gadis Kim ini keras kepala tetapi selalu memperlakukan Rose sangat manis. Berbeda dengan Rose gadis ini  sangat kaku jika harus menyatakan perasaan, tetapi dia sangat perhatian dan pengertian menangani sikap Jennie.

Rose menyukai musik Jennie tidak, Jennie menyukai olahraga Rose tidak terlalu menyukai itu. Mereka bertolak belakang tetapi itu tidak menjadi penghalang atas rasa yang mereka rasa di dalam diri. Jennie menuntun Rose untuk naik ke motornya, setelah siap Jennie menarik tangan Rose untuk melingkar di pinggangnya. "Keselamatan molor 1" ucapnya lalu menutup kaca helm itu dan menjalankan motornya.


"Jangan mengebut, aku-"

"Iya sayang... Gadis ku terlalu tipis untuk di terpa angin" ucap Jennie di akhir kekehan kecil, Rose memukul pelan bahu Jennie lalu kembali melingkar kan tangannya di pinggang Jennie. Jennie menuruti keinginan Rose untuk tidak terlalu kencang membawa motor, mereka menikmati momen perjalanan ini. Satu yang Rose tau, Jennie membawanya ke atas bukit hari sudah beranjak petang, dan sudah dalam 1 jam mereka berkendara.

"Jennie apa masih lama?" tanya Rose sedikit  memajukan wajahnya agar bisa di dengar dengan baik oleh Jennie. Jennie mengelus tangan Rose yang berada di perutnya lalu membuka kaca helm dan sedikit merendahkan laju kendaraan.

"Sebentar lagi, ada apa?" tanya Jennie setengah berteriak karena ada pengendara motor dengan knalpot berisik melintas di antara mereka.

"Aku... Aku lapar"  ucapnya kecil namun Jennie masih bisa mendengar sedikit karena wajah Rose berada di samping kepalanya. "Apa? Lapar? Kau akan mendapat makanan banyak tenang saja" 
Jennie menambah sedikit kecepatan motornya agar segera sampai ke tempat tujuan.




Jennie menghentikan motornya di tempat parkir khusus kendaraan bermotor, mereka sudah sampai tempat tujuan tetapi yang Rose lihat hanyalah motor dan mobil yang tidak terlalu banyak. Jennie turun setelah Rose lalu melepaskan helm yang ada di kepala Rose dan menaruhnya rapih di atas motor.

"Kita mau kemana Jennie?" tanya Rose, Jennie yang telah selesai memastikan helmnya aman menoleh pada Rose lalu tersenyum kecil. "Kita akan ke atas" Jennie menunjuk kereta gantung yang ada beberapa meter di belakang Rose.

"Yuk.." mereka berjalan menuju kereta gantung yang sudah terbuka di sana, tangan Jennie tidak lepas menggenggam tangan Rose. Bahkan saat kereta mulai berjalan ke atas. Rose yang memang suka ketinggian takjub akan pemandangan yang dapat dia lihat.

"Oh my god. Jennie this view is so beautiful." ucap Rose terkagum kagum, Jennie melepas genggamannya agar Rose dapat melihat lebih jelas keluar jendela. Dan benar gadisnya itu sangat takjub, pemandangan gunung yang menjulang dengan pepohonan yang rimbun, serta kepadatan kota sejauh mata menandang dengan matahari yang berada di ufuk Barat bersiap untuk tenggelam memancarkan sedikit warna jingga yang melukis awan awan.

Opposite Side Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang