Tak ada yang bisa Angkasa lakukan dihari Minggu ini. Ia hanya menghabiskan waktunya untuk menonton televisi dan berbaring diatas kasur Galen. Sedangkan Galen sedang sibuk mengotak ngatik laptopnya. Sepertinya ia sedang bekerja. Iya Galen adalah ahli komputer. Ia sempat sempatnya menbyka service komputer di kosnya.
Saat sudah merasa benar benar jenuh, Angkaaa mematikan televisinya dan bangkit dari kasur Galen. "Len, nggak jenuh apa di kamar kecil kek gini?!"
Galen menggelengkan kepalanya tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop didepannya. "Gue sudah pernah bilang ke lo. Kos-an gue sempit. Anak orang kaya kayak lo nggak mungkin bisa betah tinggal disini"
"Ya paling nggak ada hiburanlah" ujar Angkasa sambil mendekati Galen.
"Kenapa nggak ajak Sasha nge-mall aja. Lumayan kan buat ngilangin bosen lo!" Galen memberikan pendapat kepada Angkasa.
"Yang ada kepala gue tambah pusing jalan sama Sasha. Lo tau sendiri kan Sasha alaynya kayak apa!"
Galen menghentikan aktivitasnya. Ia menoleh ke arah wajah datar Angkasa. "Kenapa lo nggak jalan jalan disekitar sini aja. Gue denger Athala tinggal dikompleks sebelah. Kesempatan lo buat menangin taruhan kan?!"
Entah apa yang mendorong Angkasa berminat untuk menemui gadis tersebut. Tanpa basa basi Angkasa keluar dari kos-an Galen dan berjalan mengelilingi sebuah jalan sempit yang ada.
Setelah cukup lama berjalan Angkasa tak juga menemukan rumah gadis itu. Dan saat itu juga, segerombol anak motor mengelilingi Angkasa. Angkasa sanget mengenalk mereka. Mereka adalah anak geng motor yang dipimpin oleh Alex. Alex sudah menjadi musuh bebuyutan bagi geng Angkasa. Semua rusuh motor, terdengar sangat nyaring. Namun Angkasa tetap tidak takut dengan mereka. Ia menghadapi kejadian itu dengan santai. Alex menyuruh semua teman temannya untuk menghentikan aktivitasnya. Alex menuruni motornya dan mendekatkan dirinya ke arah Angkasa.
"Apa kabar, Angkasa" sapa Alex dengan tatapan menantang.
"Mau apa lo!" Tegas Angkasa.
Alex tersenyum sinis memandangi Angkasa. "Apa lo yakin kalo lo bakalan menang di semi final balap motor?"
"Gue yakin kok. kenapa lo takut?"
Alex terkekeh kecil sambil tetap menatap Angkasa. "Lo sekarang sendirian. Tapi tetap saja sombong!"
"Gue memang sendirian. Tapi gue nggak seorang pengecut kayak lo!"
Tanpa aba aba, sebuah pisau menancap di perut Angkasa. Alex dan semua temannya meninggalkan Angkasa yang sudah berlumur darah.
Saat itu seorang gadis menghampiri Angkasa. Gadis itu berteriak meminta tolong kepada warga sekitar. Mata Angakasa sudah kabur, ia tak bisa mengenali gadis tersebut. Dan saat semua warga memasukkan Angkasa kedalam mobil, lalu Angkasa sudah tak ingat apa yang terjadi selanjutnya.
♤♤♤
Mata Angkasa sayup sayup terbuka. Sepertinya ia mengenali ruangan ini. Tak lain lagi ini adalah rumah sakit. Angkasa merasakan perutnya yang masih terasa keram itu. Dan ia juga merasakan tangan dingin seorang gadis sedang memegangnya. Ia duduk dan tertidur disebelah Angkasa. Tak lain lagi dia adalah, Athala Fauzea. Angkasa menarik tangan kiri yang tertimbun kedua tangan Athala yang dilipat diatas kasur sebagai bantalnya. Athala merasakan gerakan Angkasa. Dan alhasil, ia terbangun lalu tersenyum lega melihat Angkasa sudah sadar.
"Lo, udah bangun? Tadi gue liat lo dikeroyok sama anak geng motor yang suka bikin rusuh itu. Dan gue juga nemuin pisau yang tergeletak disebelah tubuh lo" ucap Athala.

KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
HumorMencoba berteman dengan masa lalu itu susah dan rumit -Angkasa Angkasa Kenzie Dirgama, badboy sekolah yang sering dipuji ketampanannya. Karismtik wajah yang ia miliki memang tak ada yang mampu mengunggulinya. Namun, siapa sangka bahwa Angkasa memil...